Apa Itu Lato-Lato?
Lato-lato bukan mainan asli Indonesia. Permainan ini banyak dikenal di negara-negara lain dengan nama berbeda. Di Indonesia, mainan ini disebut juga nok-nok karena mengeluarkan bunyi 'nok nok nok' ketika dimainkan. Lato-lato atau nok-nok sempat populer di Indonesia pada tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Kini, mainan itu kembali digemari masyarakat, tidak hanya anak-anak tetapi juga orang dewasa.
Jokowi dan Ridwan Kamil pun ikut menjajal mainan tersebut. Aksi keduanya saat main lato-lato diunggah oleh Kang Emil di akun Instagram pribadinya. "Main nok-nok bareng presiden dan gubernur," tulis Emil dalam keterangan video tersebit. Lato-lato terdiri dari dua bandulan berat yang terbuat dari plastik dan digantung menyambung dengan sebuah dengan panjang kira-kira satu meter.Hidup ala LATO LATO
Ternyata bahagia itu sederhana. Mungkin itu salah satu yang terungkap dengan adanya permainan lato-lato yang tengah ‘kembali’ populer akhir-akhir ini.
Permainan ini pernah terkenal dengan sebutan clackers balls pada tahun 1960-1970an. Dalam bahasa Italia disebut 'Lato' (yang berarti sisi samping). Jutaaan clacker diproduksi pada masa itu.
Kini permainan itu kembali di trend ditengah kepungan game modern (dengan berbagai versi nya). Lato-lato itu simpel dan murah, tak perlu listrik, tak perlu jaringan internet seperti layaknya permainan kekinian.
Beberapa ahli sudah mulai berkomentar, bahwa bisa jadi permainan ini hanya fenomena sesaat, dan segera berganti dengan permainan yang lain. Karena sejarahnya pun sempat hilang dan baru muncul kembali.
Betul, trend Lato-lato bisa jadi hanya sesaat, dan segera berganti. Karena itulah karakter sebuah permainan. Hanya sesaat, bisa hilang, berganti, karena memungkinkan bosan dan tidak memberikan kepuasan abadi. Sehingga, Lato-lato adalah salah satu potret permainan yang sesungguhnya . Tak perlu menyita banyak sumber daya, nikmati secara sederhana, tak perlu diperjuangkan berlebihan, bawa asyik aja.
Ah, inilah hidup ala lato-lato. Simpel, namanya juga permainan. Sesaat, bisa berganti dan murah. Seperti layaknya kehidupan dunia…
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”(QS.Al-Ankabut:64)
Dunia adalah permainan sesaat, berteduh sejenak, untuk melanjutkan perjalanan yang sesungguhnya.
“Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya.” (HR. Ibnu Majah)
Jadi, seperti pesan Lato-lato: “mari main-main di dunia, hanya serius untuk kehidupan akhirat.”
—@am.nasrulloh—