Segala puji bagi Allah yang telah mengirim semua pesuruhNya
kepada manusia dengan penerangan yang nyata; dan ia telah memberi kitab dan
neraca kepada mereka, agar umat manusia tetap senantiasa membela
kebenaran dan menegakan ke’adilan. Ia ciptakan besi yang mengandung
kekuatan Maha dahsyat dan berguna bagi manusia, supaya Allah menilai siapa yang
menegakan agamaNya dan membantu para RasulNya denagn ghaib. Sesungguhnya Allah
itu Maha Kuasa dan Maha Mulia. Dan ia telah mengakhiri para Rasulnya itu dengan
Nabi Muhammad S.A.W. Seorang pribadi yang dikirimNya membawa petunjuk serta
agama yang benar, agar agama itu lahir membawa kemenangan universal diatas
keyakinan lainnya. Ia telah mempersenjatai Muhammad denagn kekuatan yang
menentukan kemenangan, kekuatan yang mencakup arti ilmu dan pena untuk jadi
hidayah dan huddjah, dan kekuatan yang mengadung ma’na kodrat dan pedang untuk
mencapai kedjajaan dan kemuliaan.
Saya
mengaku, bahwa tak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Tunggal,
tak
ada Syariat dan sekutu baginya, pengakuan yang tulus laksana emas murni,
tanpa
saduran dan campuran.
Saya
mengaku, bahwa Muhammad itu adalah hambaNya dan pesuruhNya, semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, dan segenap keluarga dan
sahabat-sahabatnya, mudah-mudahan Tuhan memberinya pula kesejakterahan yang
banyak, syahadah pengakuan yang menyatakan bahwa orang yang mengucapkannya
berada di bawah yang Maha pelindung. Allah S.W.T.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!!!
Sahabat-sahabat
perjuangan sekalian
Tatkala
dinihari cahaya fajar satu syawal meyingsing di ufuk tomur, budi pikiran dan
budi perasaan kita, alam jiwa kita bertukar rasa.
Umat
islam di seluruh dunia, seluruh benua dan samudera, bangkit bersama
mengumandakan ucapan takbir dan tahmid, gembira dan bahagia karena beroleh
menang setelah berjuang, mengalahkan nafsu, melatih diri, setelah berpuasa
sebulan penuh, membina taqwa mengharap ridha.
Kita
kibarkan panji-panji kemenangan dan bendera kejayaan dengan ucapan takbir dan
tahmid, alamat rasa syukur kita yang tiada berhingga kepada Tuhan yang Maha
Kuasa dan Maha Esa. Pada hati yang berbahagia ini, seluruh umat islam
mengumandangkan kalimat itu, bersahut-sahutan dari ujung dunia yang satu ke
ujung dunia yang lain.
Diatas
daratan bumi yang membentang luas, dengan beratapkan awan putih yang
melambangkan kemurnian dan keaslian jiwa, dengan berlantaikan rumput hijau
menggambarkan kehalusan budi dan perasaan yang mesra, umat tauhid hari ini
memenuhi lapang dan ruangan terbuka, berbaris dalam susunan shaf yang teratur
rapi, menyatakan ruku dan sujud kepada iillahy.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!
Kalimat
diatas adalah ucapan kepercayaan, ucapan keyakinan dan ucapan kesadaran.
Ucapan
diatas adalah bayangan keabadian, pedoman kekal sepanjang masa: pangkalan
tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersuah. Ia adalah laksana menara larut di
tengah samudera perjuangan kehidupan dan kemanusian. Ia menerjemahkan suatu
keyakinan, pandangan dan pendirian hidup, nyala dan cahaya hidup yang
memancarkan pijar dan dinar.
Maha
Besar Allah!
Selain
dari dia kecil semuanya!
Alam
besar diciptakan olehnya, bergerak dibawah asuhan dan kekuasaanNya. Kekuasaan
raja-raja, para penguasa dan segala kepala Negara, berhimpun menjadi satu,
kecil dan lemah dihadapan Tuhan yang Maha Kuasa itu.
Pengetahuan-Nya
menembus segala lipatan hati dan rohani manusia. Semut kecil yang bersembunyi
dalam lubang gelap dan duduk terdiam diatas batu hitam, diketahuinya belaka.
Bunga yang masih mekar menguntum jatuh ke bumi, atau daun yang sudah layu
menggering di terbangkan angin lalu entah kemana hanyutnya, di ketahuinya
semua, tak ada yang lepas dari tilikan dan pengetahuannya. Dialah yang memegang
pimpinan dan kebijaksanaan atas seluruh alam ini.
Maha
Bijaksana Dia!
Tempo-tempo
di taburkanNya sinar-sinar bintang di halaman langit di waktu malam, dan
manusia menyaksiakan ribuan cahaya. Tempo-tempo ditahankannya pijar dan sinar
bintang itu dan dunia kembali kelam dan gelap. Tanpa di minta manusia, jika
siang turun menjelang, dengan didahului oleh sinar fajar yang indah, keluarlah
matahari dengan kekuatan benderang menjauhi alam seluruhnya.
Maha
besar Allah dan Maha kecil manusia!
Maha
Kuat Allah dan Maha Lemah Manusia!
Kebijaksanaan
Tuhan yang telah mempelakukan seluruh isi alam menurut ketentuan yang sudah di
pastikan. Maha mengetahui Tuhan, yang arif akan hajat dan kehendak isi alam.
Hanya kepadanya belaka tempat kita takut, berbakti mempercayai diri kita, buka
kepada lain-Nya. Pantang bagi kita menyerah kepada kekuasan lainnya.
Umat
tauhid, memantangkan dirinya untuk takut dan menyerah kepada manusia yang zalim
atau penguasa yang durjana. Umat tauhid, selalu menyala dalam dadanya harapan
dan masa depan yang terang dan gemilang. Umat tauhid mematangkan dirinya untuk
berputus asa atau sempit dada dan sesak nafas, melihat perkembangan keadaan,
sebab semunya itu berada dalam kekuasaan dan kebijaksanaan Tuhan yang maha
kuasa dan maha bijaksana.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!
Laa
ilaaha illallah! Tak ada Tuhan kecuali Allah!
Kekusaan
dan kekuatan mutlak ada di tangannya. Kebijaksanaan dan keadilan mutlak ada di
sisinya. Kesempurnaan dan keberanian mutlak hanyalah pancaran dan cahaya nya.
Kekuasaan yang diberikannya kepada sebagian manusia ada hingga dan jangkanya,
kepapaan dan kesengsaraan yang di rasakannya kepada sebagian manusia ada pula
batas dan akhirnya.
Diancamnya
para penguasa yang berlaku zhalim, yang menyalah-gunakan kekuasaan untuk
menindas manusia yang lemah dan tidak berdaya. Direnggutnya dan di binasakan
nya penguasa yang durjana itu dari tempat yang tidak mereka ketahui
Di
berinya hiburan dan harapan manusia yang lemah dan terlindas di bumi, bahwa
pada satu ketika yang tidak terduga, kuasa ghaib akan mematahkan
belenggu-kezaliman yang mengungkungnya. Masa kepastian itu pasti datangnya,
lambat atau cepat. Hutang harus di bayar, piutang di terima, rela atau
terpaksa.
Saudara-saudara
seagama dan secita-cita.!
Dari
masyarakat yang ber Tauhid itu, akan lahir pahlawan-pahlawan kebenaran, pejuang
yang bertakwa, pemimpin yang memiliki kepribadian. Tiada Tuhan kecuali dia.
Tiada tempat bergantung melainkan kepadanya. Tiada tempat mengharap, memuja dan
memuji, menyembah dan menyerah, hanyalah kepadanya belaka, dan semata-mata.
Nasib
segala kita ditanganya!
Keyakinan
itu yang mendorong setiap mudjahid terjun ke medan juang, menyabung nyawa
berkuah darah, mengibarkan panji-panji perlawanan, menentang gerbang sel maut
menyudahi hidup kini dan di sini. Berhadapan dengan risalah Tuhan, dia tidak
memperhitungkan harga dirinya. Dirinya lenyap dalam keyakinan yang agung dan
kepercayaan yang suci. Dirinya tiada dan sirna dalam kebesaran cita dan
kejauhan tujuan.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar…..Allahu Akbar!
Walillahihand!!
Segala puji bagi Allah!!
Hanya
dia seorang yang memiliki segala kepujian dan sanjungan. Haram bagi kita memuji
selain dari dia. Pantang bagi kita untuk menjilat mencari muka, mengemis-ngemis
asal laku dan terpakai oleh orang yang sedang menang.
Kepribadian
budak dan menjadi hamba sahaya manusia, rela dipermainkan orang seperti bola di
tengah lapang, bukan kepribadian kita, bukan sibghah dan celupan kita.
Allahu
Akbar-Allahu Akbar-Allahu Akbar!
Hanya
Tuhan Yang Maha Besar.
Tak
ada Tuhan kecuali Dia.
Segala
puji untuknya belaka, dan semata-mata.
Kalimat
dan ucapan Tauhid di atas adalah pegangan, dasar pendirian, keyakinan yang
memberikan kebijaksanaan kepada manusia yang beriman dalam menempuh hidup ini,
menegakan kepala di tengah manusia, memancarkan bendera kebenaran dan keadilan,
meruntuhkan pilar-pilar kezaliman dan kepalusan.
Kehidupan
yang berlandaskan kepada keyakinan Tauhid, memantangkan dirinya untuk menyerah
kepada kekuasaan atau mendewakan kekuasaan manusia: tunduknya hanya kepada
kebenaran dan keadilan, kebenaran dan keadilan yang bersumber kepada ajaran
Tauhid itu. Peganglah pendirian dan keyakinan ini sungguh-sungguh, jangan
di lepaskan. Berjuanglah dengan keyakinan dan pendirian ini sungguh-sungguh,
jangan menyimpang dari ajaran ini.
Jalan
ini adalah yang lurus!
Pendirian
ini adalah pendirian yang benar!
Kita
telah menempuh jalan ini dalam masa yang jauh dan panjang. Ranah tujuan belum
juga kelihatan. Pangkalan tempat bertolak dahulu sudah tidak keliatan lagi.
Sedang pelabuhan tempat bersauh belum juga tampak.
Kita
kini berada ditengah laut perjuangan.
Alam
sekeliling gelap bertingkat gelap. Angin kencang badaipun keras, gelombang
dating bersusulam, hujan lebat menyurah, awak kapal mendapat ujian. Adakah
sampai badan ke seberang, bergantung kead kemahiran bergumbul, berpirau melawan
arus.
Dalam
keadaan demikianlah kita sekarang!
Keadaan
berkembang dan bergerak maju ke muka, mendewasakan para pejuang yang arif
situasi dan kondisi.
Satu
hal adalah pasti:
Pekik
api kebenaran, kini telah tak terpadamkan.
Pekik
zaman keadilan, kni telah tak tertahankan oleh kekuatan dan kekuasaan apa juga.
Umat
Tauhid akan selalu memihak kepada kebenaran dan keadilan, walaupun kebenaran
dan keadilan itu berada di fihak yang lemah, dan kepalsuaan berada di fihak
yang kuat. Umat tauhid tidak pernah ragu meletakan pilihan, dan tidak pernah
sangsi mengarahkan sasaran tak pernah keliru dalam perhitungan. Artif kemana
angin bertiup, mengerti perubahan cuaca dan udara.
Saudara-saudara,
itulah “ aqidah dan pandangan hidup. “ aqidah islamiyah, menuntun jalan hidup
kita, member pegangan dan tujuan serta kepastian bagi kita. Ada “ hablun
minallaah”, ada tali tempat kita bergantung, ada “hablun minannas”, ada bumi
tempat kita tumbuh dan berpijak. Ada “aqidah, cahaya langit yang memerangi
jalan hidup kita, ada qa’idah dan djama’ah, ruang di bumi tempat kita hidup
bersama, berusaha dan berkarya denagn manusia lainnya.
“Ashluha
tsabitun wafar’uha fissamaa” uratnya
jauh terhujam kepala bumi, cabang dan carangnya tinggi menjulang kelangit biru.
Itulah
wajah semangat dari ummat pilihan, umat yang hidup dengan aqidah dan qaidah,
umat yang memilki keyakinan, umat yang memiliki susunan dan pimpinan. Umat yang
hidup dengan paru-paunya sendiri, umat yang hidup dengan syarafnya sendiri,
mempunyai izzah dan sibghah, mempunyai gengsi dan harga diri.
Itulah
umat yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Saudara-saudara, “aqidah yang kuat
dan qai’dah yang jelas di dalam hidup, pasti menumbuhkan jama’ah dan melahirkan
imamah. Jama’ah dan imamah, itulah pola hidup kita, sesuai dengan teladan
sunnah. Selama umat islam di bumi sebelah sini dan di seluruh dunia tidak
merupakan umat jama’ah dan immah, selama itu mereka akan tetap menjadi
permainan orang, akan tetapi menjadi umpan.
Mutunya
lenyap, nilainya enteng!
Gengsinya
rendah, pribadinya murah!
Kaum
yang anti islam selalu berusaha sejak dahulu, agar umat islam jangan sampai
mewujudkan kesatuan jama’ah dan kesatuan imamah. Kita dirintangi terus untuk menetapkan
dan memilih imamah, tempat kita menumpangkan kepercayaan dan pimpinan
perjuangan. Kita diawasi terus dan di curigai selau untuk menemukan diri kita
kembali, membina hidup kita sebagai ummat jama’ah. Dunia luar pasti tidak rela
melihat tumbuhnya kekuatan baru di dunia, kekuatan dunia islam. Dunia luar
tidak rela melihat umat islam merupakan kekuatan yang akan mengimbangi kekuatan
mereka.
Saudara-saudara
Kesatuan
aqidah harus menumbuhkan kesatuan jama’ah kesatuan jama’ah harus melahirkan
kesatuan imamah. Perjuangan besar ini hanya bisa angkat dengan tenaga bersama,
tenaga umat dan tenaga jama’ah. Hanya dengan aqidah yang teguh dan
perkasa, hanya dengan keyakinan hidup dan keyakinan berjuang; hanya dengan
tenaga umat yang satu, jamaah yang satu immah yang satu, umat islam dapat
kembali, membuat masa depan yang gemilang dan cemerlang.
Saudara-saudara,
badai kritis yang menghempas diseluruh benua dan samudera dunia islam dalam
masa berbilang abad, terletak pada kelemahan aqidah, tak adanya lagi system
hidup ber-jamaah dan imamah; lemahnya keyakinan hidup dan keyakinan berjuang,
lenyapnya kepribadian, tak adanya susunan dan bangunan umat wahidah, tak adanya
kesatuan pimpinan dalam perjuangan.
Aqidah
membentuk jama’ah, jama’ah melahirkan imamah. Jama’ah dan imamah berlandasakan
‘aqidah, akan menumbuhkan quwwah islamiyah: kekuatan islam dan kekuatan umat
yang mampu ikut menentukan jalan sejarah dunia. Keyakinan membentuk
kepribadian, kepribadian menumbuhkan susunan, susunan melahirkan kepemimpinan!
Wajah
dan halaman hidup, jiwa dan semangat hidup, nyala dan cahaya yang
mencemerlangkan hidup, segalanya itu memancarkan dari aqidah yang teguh dan
kukuh, jamaah dan imamah yang kaut dan sentosa. Dari sana memancar cahaya
keabadian, pijar dan sinar kehidupan yang agung: daya-bayang yang tajam dan
jaya juang yang perkasa. Ia memberikan kearifan dan kewaspadaan beragama…
membuat widjhah yang jelas dan wajah semangat berapi-api. Ia membuat kita
menjadi umat yang satu, jamaah yang satu dan imamah yang satu.
Aqidah
Islamiyah memesankan, agar kita memandang seluruh persoalan ini dari hubungan
yang luas, benua demi benua, memandang dari belahan dunia yang besar dan
sejarah yang besar pula. Memandang dengan bashirah, jauh menembus lipatan
zaman. Dengan horizon yang tajam memandang jauh ke depan, sampai kekaki langit,
menembus ufuk demi ufuk, mencari titik sinar diatas asap dan awan. Memandang
dengan bashirah tidak terpengaruh oleh kejadian dan peristiwa, atau batu yang
berserakan setip hari.
Ummat
yang memiliki aqidah dan bashirah, akan selalu melihat sebutir terang ditengah
kegelapan malam. Harap dan percaya akan kemungkinan yang berderang di tengah
segala kesangsian dan ketidakpastian. Di atas kabur yang tebal dan awan yang
gelap, terbentang langit cerah yang biru.
Saudara-saudara
se-agama dan se-cita-cita
Kita
kini masih berada pada keadaan yang sangat sulit. Kita masih bergumul dengan
kondisi dan situasi, kondisi dan situasi yang tidak mengguntungkan umat islam
yang berjuang dengan aqidah. Kiri dan kanan adalah jurang, dibelakang telah
tersedia kebinasaan. Jalan di muka penuh dengan duri dan derita. Tali hitam
kesayupan dan tekanan yang serupa menimpa seluruh hidup kita. Rasa kecewa dan
pengalaman yang pahit memenuhi ruang hidup kita, malah telah melembutkan
seluruh irama hidup kita.
Ujian
ini belum juga berakhir. Penderitaan ini belum juga berakhir!
Lembah
perasaan kita tempo-tempo terasa kering, bunga hati layu mengula, lubuk kalbu
terasa sesak. Setiap ujian dan percobaan, duka dan suka, ketawa dan air mata,
semua itu adalah senandung yang menjanjikan kehidupan yang indah. Ketahuilah,
di belakang kalimat sejarah belum ada titik. Sebelum kita telah datang kafilah
perjuangan yang memberikan teladan, bagaimana derita dan pengurbanan dalam
perjuangan. Tetesan darah sepanjang perjalanan, cucuran keringat dan air mata
yang membasahi halaman hidup, adalah menjadi tafsir, betapa beratnya menegakkan
keyakinan dan kebenaran.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar……Allahu Akbar!
Saudara-saudara,
ditanah ini telah terjalin kisah keberadaan dan perwiraan, kisah kepahlawanan
dalam perjuangan. Ditanah ini lahir para perjuangan kebenaran dan
keadilan. Angkatan mudjahidin islam itu telah datang dan telah pergi dari sini
meninggalkan amanat perjuangan yang belum selesai.
Mereka
lahir dari kancah perjuangan, dibesarkan dalam perlawanan dan didewasakan oleh
tempaan penderitaan. Dari rahim pengalaman telah banyak lahir perjalan, kuliah
jihad yang perlu dijadikan pedoman menghadapi masa depan dan membuat masa
depan. Dan mereka yang gugur membela kebeanaran, telah meninggalakan pesan
arif. Dan mereka yang hidupnya keluar masuk penjara, telah mewariskan semangat
dan jiwa keperwiraan bagi angkatan kemudian.
Apalah
arti penjara bagi seorang pejuang, karena bui dan penjara adalah tempat
pembadjaan diri. Apalah artinya tempat pembuangan bagi mereka, karena tempat
pembuangan adalah pangkalan untuk membangun kemenangan yang pertama.
Saudara-saudara,
dengan curahan jiwa dan semangat, curahan kalbu dan budi, mari kita mengurbani
perjuanagn besar ini. Sungai boleh moegering, gunung boleh menghanyut, namun
perjuangan menegakan kebenaran dan membela ke’adilan akan tetap dan abadi.
Dengan limpahan sepenuh cinta, gemilang kasih sayang curahan kasih, cinta
kepada agama dan cita, rindu kasih kepada idaman hati, dari situ tumbuh
pengorbanan yang tak berhingga dan berjangka.
Segenap
Mu’min habis dan lenyap di situ
Segenap
Ummat Muhammad fana dan sirna disana.
Tak
seorang berniat pulang, walau nyawa akan melayang di medan juang.
Tak
seorang hendak mundur dari arena, kendati bisa dan sengsara badan yang akan
menjadi bahagian. Dengan aqidah kita layani tantangan, dengan aqidah kita awasi
perkembangan, dan dengan ‘aqidah kita hadapi kesulitan dan rintangan.
Dengan
jama’ah dan imamah kita tempuh rimbanya perjuangan, dengan jama’ah dan imamah
kita layari maha samudera kehidupan.dengan meng-ichlaskan niat dan meluruskan
tujuan. Mari kita bergerak maju dengan derap dan irama yang sama, merampungkan
kewajiban bersama, menegakan kalimah ilahy di muka bumi.
Sebagai
umat yang satu, jama’ah dan imamah yang satu, untuk ‘aqidah yang satu, mari
kita selesaikan bengkalai ini; mari kita wariskan “watak berjuang” yang berhak
hidup dalam sejarah, sebagai harta lama pusaka bersama kita, guna angkatan yang
akan datang!
Mari
akhiri hidup berpecah dan ber-firqah, mari kita habisi hidup bersengketa,
bergolong-golongan: mari kita bina hidup ber-jamaah dan ber-imamah, sesuai
dengan teladan dan sunnah. Mari kita wujudkan kesatuan umat, kesatuan barisan,
kesatuan pimpinan dan kesatuan perjuangan!
Mari
kita isi hidup ini dengan ‘aqidah’, dengan keyakinan dan perjuangan. Mari kita
penuhi segenap udara dan cuaca ini dengan kegiatan berjuang dan kerelaan
berkorban.
Denagan
qur’an ditangan kanan dan kain kafan ditangan kiri, kafilah mujahidin ini telah
bertekad hendak meneruskan perjuangan: dalam kamus hidupnya haram tak ada
kalimah berhenti di tengah jalan, karena tempat perhentian hanyalah di atas
perkuburan yang sepi.
Allahu
Akbar….Allahu Akbar……Allahu Akbar!
Mari
kita memanjatkan doa dan munajat kepada Allah SWT dengan segala kerendahan
hati.
Wahai
Tuhan kami!
Tiada
seorang pun juga dapat bersukur semestinya kepada-Mu, sebab kebaikan-Mu tiada
berbatas. Tiada seorangpun juga tha’at dengan haq-Mu, meskipun sepenuh
kekuatannya ia melakukan ketha’atan itu. Apabila engkau memberikan maghifirah
dan ridla engkau kepada seseorang, yang demikian itu hanyalah semata-mata
karunia-Mu belaka. Karena karunia-Mu, sajalah engkau member pahala kepada
hambaMu yang tha’at. Yang demikian itu karena engkau Tuhan Maha Pemurah dan
Maha Pengampun.
Seluruh
isi alam ini mengakui dan merasakan keadilan dan ni;mat karunia-Mu. Seandainya
tiada syetan penggoda, tidak aka nada pendurhaka di muka bumi ini. Sekiranya
iblis penyesat, tidak aka nada manusia tersesat dimuka bumi ini. Sekiranya
tiada iblis penyesat, tidak aka nada manusia tersesat menempuh jalan hidup ini.
Jika tak ada penguasa durjana diatas bumi engkau, sudah lama bani adam ini
hidup bahagia dan bercahaya.
Maha
Suci Ya Allah!
Jelas
kemurahan engkau terhadap si tha’at maupun si durhaka. Si tha’at kau beri
pahala berlipat ganda, padahal tiada berjasa. Si durhaka kau beri waktu,
padahal tiada berhak. Pahala besar kau berikan kepada si tha’at untuk amal tak
berarti, justru dikala ia masih banyak berutang karena karunia-Mu melimpah
ruah. Si durhaka tiada kau balas serta merta, kau beri dia tempo untuk
insaf dan kembali tha’at.
Siapa
gerangan lebih pemurah daripada engkau, wahai Tuhan Ghafururrahhiem! Siapa
gerangan yang lebih celaka dari pada manusia durhaka, meski luas dan besar
kemurahan-Mu sekalipun. Tidak, tidak ada seoramg pun jua. Hanya kebaikan dan
keadilan sadjalah daripadaMu, rahmat dan sejahtera limpahkanlah kiranya ia
Allah kepada Muhammad dan Ummatnya. Berilah kami apa yang kami cita-citakan,
perkuatlah hidayahMu kepada kami, sehingga tercapai kiranya keridoan-Mu, kepada
kami, sehingga tercapai kiranya keridoan-Mu, Ya Allah Maha Pemurah dan Maha
Penyayang. Berilah kami “izzah, Inayah dan Hidayah”.
Buatlah
kami ini menjadi umat jama’ah dan imamah karena kesatuan aqidah. Kepada engkau
sajalah kami mempercayakan diri kami. Jangan engkau membiarkan kami berjalan
sendiri, dan lindungilah kami tidak menjadi umpan permainan musuh-musuh Engkau.
Wahai
Tuhan Kami!
Kepada
Engkau sajalah umat ini mengadukan kelemahan dirinya, dan tak adanya harga
mereka dalam pandangan manusia, wahai Tuhan yang Maha Penyayang dari segala
yang kasih sayang.
Wahai
Tuhan Kami!
Engkau
adalah Tuhan dari kaum yang lemah, Tuhan dari manusia yang tertindas di bumi.
Engkau adalah Tuhan kami, Pelindung dan pembela kami di dunia dan akherat.
Kepada siapa Engkau hendak menyerahkan diri kami? Apakah kepada kaum yang
hendak melemparkan kami ke lembanh kemusnahan dan kehacuran? Ataukah kepada
sahabat perjuangan yang telah mendapat kuasa penuh dari pada Engkau untuk
menyelesikan urusan ini?
Wahai
Tuhan Kami!
Jika
ujian dan derita ini bukan karena murka-Mu kepada kami, legalah hati kami, dan
lapangkanlah dada kami. Cukuplah itu untuk menguatkan jiwa kami dalam
menahankan ujian dan menanggungkan penderitaan ini. Jika engkau murka kepada
kami, kami insaf bahwa kemurkaan Engkau itu adalah karena kesalahan kami. Tuhan
jalan dan pilihan bagi kami, hanya bertaubat, kembali kepada Engkau, kembali
mengharapkan ampunan, gemilang sayang dan curahan kasih daripada Engkau semata.
Kami
berlindung kepada nur-wajah Engkau yang maha Karim, yang menyinari langit dan
bumi, dan memecahkan kegelapan demi kegelapan dan meperbaiki segala urusan kami
dunia dan akherat. Semoga Engkau tidak murka kepada kami, mudah’an Engkau tidak
memarahi kami. Hanyalah kepada engkau O Tuhan, kepada siapa lagi kami hendak
mengadukan nasib kami.! Kalu tidak kepada Engkau Ya Ilahy, kepada siapa lagi
kami hendak memulangkan nasib ini!
Kalau
tidak kepada Engkau wahai Rabby, kepada siapa lagi kami hendak memulangkan
persoalan kami! Rabbana, wahai Tuhan Kami, ini umat Tauhid datang menghadap
kepada-Mu. Kaki yang lemah dan muka yang penuh dosa dan noda ini hendak datang
juga mendekati Engkau. Bukanlah pintu maghjirrah dan ampunan Engkau karena kami
hendak masuk kedalamnya.
Masukanlah
kami ke dalam hidayat-Mu, gelimanglah kami dengan saying-Mu, curahkanlah kami
dengan kasih-Mu! Lepaskan kami ke tengah dunia ini sebagai umat yang
ber’aqidah, berjama’ah dan ber-imamah: Iman dan Imamah yang kami pilih sendiri
dan Engkau ridla pula. Berilah kami ruang hidup yang bebas di dunia ini guna
menegakan kalimahMu.
Kami
yang miskin dan papa ini, hari ini sujud berlutut di bawah duri kebebasan
Engkau, mohon diterima menjadi hamba yang Engkau rahmati dengan perkenaan
ridhoMu. Tak ada daya dan upaya, tak ada tenaga dan kekuatan, hanyalah
datangnya daripada Engkau jua.
Wahai
Tuhan kami!
Jangan
Engkau menurunkan siksa dan bencana karena kelakukan dan kealpaan kami. jangan
Engkau menimpakan adzab dan hukuman seperti yang pernah Engkau turun-timpakan
kepada Umat yang terdahulu. Jangan Engkau berikan beban dan pikulan berat yang
tak sanggup kami memikulnya.
Ampunilah
segala dosa kami.
Ma’afkanlah
kami, santunilah kami.
Engkau
Adalah Tuhan dan Penolong kami. Tolonglah kami menghadapi kaum yang Kufar itu.