ADA APA SETELAH MATI
Kematian adalah suatu hal yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk bernyawa. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (Ali-Imran: 185). Dalam Islam, kematian didefinisikan sebagai berpisahnya roh dengan jasad. Proses ini ditentukan dengan dicabutnya nyawa seseorang oleh Malaikat Maut (Izrail), sehingga roh benar-benar berpisah dari jasad. Allah swt. berfirman dalam As-Sajdah 11: “Katakanlah: Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu. Kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” Pada proses seputar dicabutnya nyawa seseorang, terdapatlah keadaan yang disebut dengan sakaratul maut. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu menghindarinya” (Qaaf: 19).
Fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar sakaratul maut berdasarkan dalil-dalil yang ada, antara lain:
1. Hadirnya malaikat mautDalam bukunya “Sakaratul Maut”, Dr. Sayyid Al-Jumaili menulis: Anas bin Malik meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat Maut berdiri di pintu setiap rumah setiap hari lima kali. Apabila ia mendapati manusia telah mendekati ajalnya, ia pun menimpakan sakaratul maut padanya. Maka di antara keluarganya ada yang menguraikan rambutnya, ada yang menangis, dan ada yang meratap. Maka berkatalah Malaikat Maut ‘alaihis salam: Celakalah kamu, kenapa takut dan kenapa gelisah? Tidaklah aku habiskan rezeki seseorang dari kamu dan tidaklah kudekatkan ajalnya, serta tidak kudatangi dia hingga aku disuruh. Tidaklah aku mencabut nyawanya hingga aku meminta izin. Aku akan terus kembali kepadamu hingga tidak kubiarkan seseorang pun dari kamu.”
Dalam kitab “Ar-Ruuh”, Ibnul Qoyyim menulis: diriwayatkan dari Adiy bin Tsabit dari Al-Barro’ bin Azib, ia berkata: Kami keluar bersama Rasulullah saw. mengantar jenazah seorang laki-laki Anshor. Kami tiba di kuburan dan mayit belum dimasukkan ke liang lahat. Kami duduk bersama beliau seakan ada potongan batu-batu di atas pundak kami dan ada burung di atas kepala kami. Beliau diam sebentar. Ketika beliau mengangkat kepalanya, Nabi saw. berkata: “Sesungguhnya orang mukmin itu apabila mendatangi akhirat dan meninggalkan dunia dan dihadiri Malaikat Maut, turun kepadanya para malaikat membawa kafan dan balsam dari surga. Mereka duduk menghadap kepadanya sepanjang penglihatan.
Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata: Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju rahmat Allah dan ridha-Nya. Jiwanya keluar seperti tetes air yang meluncur dari atas gelas. Apabila jiwanya sudah keluar, ia pun didoakan oleh semua yang ada di antara langit dan bumi, kecuali manusia dan jin. Kemudia ia dibawa ke langit pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh hingga tiba di Arasy.
Setelah tiba di Arasy ditulis sebuah kitab di Illiyin dan berkata Allah azza wa Jalla: Kembalikan hambaku ke tempat peristirahatannya. Aku telah menjanjikan kepada hamba-hamba-Ku bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah, dan Aku kembalikan mereka di dalamnya, serta Aku keluarkan mereka dari situ sekali lagi.
Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata: Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju rahmat Allah dan ridha-Nya. Jiwanya keluar seperti tetes air yang meluncur dari atas gelas. Apabila jiwanya sudah keluar, ia pun didoakan oleh semua yang ada di antara langit dan bumi, kecuali manusia dan jin. Kemudia ia dibawa ke langit pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh hingga tiba di Arasy.
Setelah tiba di Arasy ditulis sebuah kitab di Illiyin dan berkata Allah azza wa Jalla: Kembalikan hambaku ke tempat peristirahatannya. Aku telah menjanjikan kepada hamba-hamba-Ku bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah, dan Aku kembalikan mereka di dalamnya, serta Aku keluarkan mereka dari situ sekali lagi.
Kemudian ia dikembalikan ke tempat peristirahatannya dan didatangi oleh Munkar dan Nakir. Kedua malaikat mendudukannya, kemudian ia ditanya: Hai orang ini, siapa Tuhanmu?
Orang itu menjawab: Tuhanku adalah Allah.
Kedua malaikat itu berkata: Engkau benar. Kemudian ditanya: Apa agamamu?
Orang itu menjawab: Agamaku Islam.
Kedua malaikat berkata: Engkau benar. Kemudian ia ditanya: Siapa Nabimu?
Orang itu menjawab: Muhammad Rasulullah.
Kedua malaikat berkata: Engkau benar.
Kemudian dilapangkan kuburnya sepanjang pandangannya, dan didatangi seorang laki-laki berwajah tampan, berbau harum, dan berbaju bagus. Pendatang itu berkata: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Demi Allah, sungguh engkau seorang yang lekas taat kepada Allah dan lambat dalam mendurhakai Allah.
Orang itu berkata: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, siapakah Anda?
Pendatang itu menjawab: Aku adalah amalmu yang shalih. Kemudian dibukakan baginya pintu surga dan ia melihat ke tempat duduknya dan rumahnya di surga hingga hari kiamat.
Orang itu menjawab: Tuhanku adalah Allah.
Kedua malaikat itu berkata: Engkau benar. Kemudian ditanya: Apa agamamu?
Orang itu menjawab: Agamaku Islam.
Kedua malaikat berkata: Engkau benar. Kemudian ia ditanya: Siapa Nabimu?
Orang itu menjawab: Muhammad Rasulullah.
Kedua malaikat berkata: Engkau benar.
Kemudian dilapangkan kuburnya sepanjang pandangannya, dan didatangi seorang laki-laki berwajah tampan, berbau harum, dan berbaju bagus. Pendatang itu berkata: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Demi Allah, sungguh engkau seorang yang lekas taat kepada Allah dan lambat dalam mendurhakai Allah.
Orang itu berkata: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, siapakah Anda?
Pendatang itu menjawab: Aku adalah amalmu yang shalih. Kemudian dibukakan baginya pintu surga dan ia melihat ke tempat duduknya dan rumahnya di surga hingga hari kiamat.
Apabila orang kafir meninggalkan dunia dan mendatangi akhirat serta didatangi malaikat maut, turunlah kepadanya para malaikat membawa kafan dari api dan balsam dari api.
Nabi saw. berkata: Kemudian mereka duduk sepanjang pandangannya. Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata: Keluarlah engkau wahai jiwa yang buruk, keluarlah untuk menyongsong kemarahan Allah dan kemurkaan-Nya. Maka hanyutlah rohnya di dalam tubuhnya karena takut keluar karena menyaksikan pemandangan yang menakutkan.
Maka Malaikat Maut mengeluarkannya sebagaimana besi ditarik dari kapas yang basah. Apabila jiwanya telah dikeluarkan, ia pun dilaknat oleh segala sesuatu antara langit dan bumi, kecuali manusia dan jin. Lamudian ia dibawa ke langit dan ditutup pintu di depannya. Maka Allah Azza wa Jalla berkata: Kembalikan hamba-hamba-Ku ke tempat pembaringannya. Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah dan mengembalikan mereka di dalamnya serta mengeluarkan mereka dari situ sekali lagi.
Nabi saw. berkata: Kemudian mereka duduk sepanjang pandangannya. Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata: Keluarlah engkau wahai jiwa yang buruk, keluarlah untuk menyongsong kemarahan Allah dan kemurkaan-Nya. Maka hanyutlah rohnya di dalam tubuhnya karena takut keluar karena menyaksikan pemandangan yang menakutkan.
Maka Malaikat Maut mengeluarkannya sebagaimana besi ditarik dari kapas yang basah. Apabila jiwanya telah dikeluarkan, ia pun dilaknat oleh segala sesuatu antara langit dan bumi, kecuali manusia dan jin. Lamudian ia dibawa ke langit dan ditutup pintu di depannya. Maka Allah Azza wa Jalla berkata: Kembalikan hamba-hamba-Ku ke tempat pembaringannya. Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka dari tanah dan mengembalikan mereka di dalamnya serta mengeluarkan mereka dari situ sekali lagi.
Maka rohnya dikembalikan ke tempat pembaringannya dan ia didatangi oleh Munkar dan Nakir. Suara mereka seperti guntur yang menggelegar dan pandangan mata mereka seperti kilat yang menyambar. Kedua malaikat mendudukannya, kemudian berkata: Hai orang ini, siapa Tuhanmu?
Orang itu menjawab: Aku tidak tahu. Maka dikatakan dari sisi kubur: Engkau tidak akan tahu. Kemudian kedua malaikat itu memukulnya dengan palu besi. Kuburnya menjadi sempit baginya hingga patah tulang-tulang rusuknya. Ia didatangi oleh seorang laki-laki berwajah buruk, berbaju buruk, dan berbau busuk. Maka ia berkata: Semoga Allah membalasmu dengan keburukan. Demi Allah, sungguh engkau seorang yang lambat menaati Allah dan cepat dalam mendurhakai Allah.
Orang itu berkata: Siapa engkau?
Pendatang itu menjawab: Aku amalmu yang buruk.
Kemudian dibukakan baginya pintu neraka. Maka ia pun melihat kepada tempat duduknya di situ hingga terjadi kiamat” (HR. Imam Ahmad dan Mahmud bin Ghilam dan lainnya dari Abi Nudlor).
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut.” (Al-An’aam: 93)
Orang itu menjawab: Aku tidak tahu. Maka dikatakan dari sisi kubur: Engkau tidak akan tahu. Kemudian kedua malaikat itu memukulnya dengan palu besi. Kuburnya menjadi sempit baginya hingga patah tulang-tulang rusuknya. Ia didatangi oleh seorang laki-laki berwajah buruk, berbaju buruk, dan berbau busuk. Maka ia berkata: Semoga Allah membalasmu dengan keburukan. Demi Allah, sungguh engkau seorang yang lambat menaati Allah dan cepat dalam mendurhakai Allah.
Orang itu berkata: Siapa engkau?
Pendatang itu menjawab: Aku amalmu yang buruk.
Kemudian dibukakan baginya pintu neraka. Maka ia pun melihat kepada tempat duduknya di situ hingga terjadi kiamat” (HR. Imam Ahmad dan Mahmud bin Ghilam dan lainnya dari Abi Nudlor).
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut.” (Al-An’aam: 93)
2. Hadirnya setan untuk membujuk manusiaDiriwayatkan dari Nabi saw., bahwa di saat kematian duduk di dekatnya dua setan. Yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kirinya. Yang di sebelah kanannya bersifat seperti ayahnya. Ia berkata kepadanya: Hai anakku, aku sayang dan cinta padamu, tetapi matilah dengan memeluk agama Nasrani, karena ia adalah sebaik-baik agama, sedangkan yang di sebelah kiri bersifat seperti ibunya. Ia berkata kepadanya: Hai anakku, aku telah mengandungmu, aku menyusuimu, dan aku memangkumu. Akan tetapi matilah dalam agama Yahudi dan ia adalah sebaik-baik agama. (Diriwayatkan dalam Syarah Risalah Ibnu Abi Zaid dari Abil Hasan Al-Qabisi)
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku menghadiri wafat ayahku, Ahmad. Aku membawa sepotong kain untuk merapatkan mulutnya. Ia terlena, kemudian sadar dan berkata sambil menunjuk dengan tangannya: Tidak, tidak! Ia melakukan ini berulang kali. Kemudian aku bertanya kepadanya: Hai ayahku, apakah yang tampak olehmu? Ayahku menjawab: Setan berdiri di depanku sambil menggigit jari-jarinya seraya berkata: Hai Ahmad, ikutilah aku, dan aku menjawab: Tidak, tidak.”
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku menghadiri wafat ayahku, Ahmad. Aku membawa sepotong kain untuk merapatkan mulutnya. Ia terlena, kemudian sadar dan berkata sambil menunjuk dengan tangannya: Tidak, tidak! Ia melakukan ini berulang kali. Kemudian aku bertanya kepadanya: Hai ayahku, apakah yang tampak olehmu? Ayahku menjawab: Setan berdiri di depanku sambil menggigit jari-jarinya seraya berkata: Hai Ahmad, ikutilah aku, dan aku menjawab: Tidak, tidak.”
3. Keluarnya keringat di dahiDiriwayatkan dari Ibnu Majah dari Buraidah bahwa Nabi saw. bersabda, “Orang mukmin itu mati dengan mengeluarkan keringat di dahi.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Diriwayatkan dari Salman al-Farisi bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Perhatikan pada mayit di waktu matinya tiga perkara: Jika berkeringat dahinya, berlinang air matanya, dan mengembang lubang hidungnya, maka itu adalah rahmat Allah baginya. Jika ia mendengkur seperti suara unta tercekik dan pucat warnanya, serta berbusa mulutnya, maka ia adalah siksa Allah yang menimpanya” (HR. Abu Abdillah Tirmidzi Al Hakim dalam Nawaadirul Ushul).
Sungguh, betapa beratnya sakaratul maut. Bahkan dalam sebuah riwayat oleh Tirmidzi, Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw wafat di atas pangkuanku. Maka aku tidak membenci dahsyatnya kematian pada seseorang setelah wafatnya Nabi saw.”
Seorang sahabat Rasulullah saw., Amru bin Ash pernah berkata, “Tidak akan kembali seorang pun sesudah mati untuk menceritakan perjalanan ini kepada kita. Akan tetapi bila ajalku hampir tiba, ingatkanlah aku untuk mencaritakan tentang maut kepadamu.”
Diriwayatkan dari Salman al-Farisi bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Perhatikan pada mayit di waktu matinya tiga perkara: Jika berkeringat dahinya, berlinang air matanya, dan mengembang lubang hidungnya, maka itu adalah rahmat Allah baginya. Jika ia mendengkur seperti suara unta tercekik dan pucat warnanya, serta berbusa mulutnya, maka ia adalah siksa Allah yang menimpanya” (HR. Abu Abdillah Tirmidzi Al Hakim dalam Nawaadirul Ushul).
Sungguh, betapa beratnya sakaratul maut. Bahkan dalam sebuah riwayat oleh Tirmidzi, Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw wafat di atas pangkuanku. Maka aku tidak membenci dahsyatnya kematian pada seseorang setelah wafatnya Nabi saw.”
Seorang sahabat Rasulullah saw., Amru bin Ash pernah berkata, “Tidak akan kembali seorang pun sesudah mati untuk menceritakan perjalanan ini kepada kita. Akan tetapi bila ajalku hampir tiba, ingatkanlah aku untuk mencaritakan tentang maut kepadamu.”
Kemudian saat menjelang wafat, orang-orang mengingatkannya lalu ia berkata, “Aku merasa seakan-akan langit telah menutupi bumi seperti dua sisi batu penggiling, sedang aku berada di antara keduanya dan merasakan jiwaku melewati lubang jarum, dan aku merasa seperti burung yang meloncat di atas kuali minyak.”
Betapa kita harus menyadari bahwa amal-amal itu dinilai pada akhirnya. Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Ada orang yang beramal dalam waktu yang lama dengan amalan penghuni surga, kemudian diakhiri dengan amalan penghuni neraka. Ada orang yang beramal dalam waktu yang lama dengan amalan penghuni neraka, kemudian diakhiri dengan amalan penghuni surga” (HR. Muslim).
Maka seharusnya kita senantiasa waspada dalam menghadapi ke-hidupan, agar mendapat akhir yang membahagiakan.d
(Tim Toput AsySyifaa’)
Betapa kita harus menyadari bahwa amal-amal itu dinilai pada akhirnya. Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Ada orang yang beramal dalam waktu yang lama dengan amalan penghuni surga, kemudian diakhiri dengan amalan penghuni neraka. Ada orang yang beramal dalam waktu yang lama dengan amalan penghuni neraka, kemudian diakhiri dengan amalan penghuni surga” (HR. Muslim).
Maka seharusnya kita senantiasa waspada dalam menghadapi ke-hidupan, agar mendapat akhir yang membahagiakan.d
(Tim Toput AsySyifaa’)