1. Makalah Kondas PKn. Para pengunjung adin blog yang setia sampai
dunia ini berhenti berputar, sebuah penghargaan yang sebesar-besarnya
dari admin situs ini karena andalah situs ini menjadi salah satu media yang bermanfaat, tentu ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya, sebagaimana moto hidup saya itu adalah 'maunya semua yang bermanfaat ada disini' menjadi baik
dan terus menjadi yang terbaik lah tentu usahanya. Nah selanjutnya
penulis akan berbagi masalah mengenai makalah kondas PKn secara singkat
mari kita simak dibawah ini beberapa point pentingnya :
a. Proses dan Peran Paradigma Baru Bidang Studi PKn
a. Proses dan Peran Paradigma Baru Bidang Studi PKn
Dalam
paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk
merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental
profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya
adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan
bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran.
Dalam
pembelajaran PKn di sekolah dasar, paradigma baru ini merupakan proses
berpikir dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran PKn di SD
menuju kehidupan masyarakat demokrasi. Paradigma ini merupakan sesuatu
yang multidimensional dan mengacu kepada dimensi rasional, spiritual,
emosional, dan social.
Dengan
adanya paradigma baru dalam pembelajaran PKn ini, maka memunculkan
suatu proses pembelajaran baru. Karena masalah utama dalam pembelajaran
PKn ialah penggunaan metode pembelajaran yang terkesan kaku, kurang
flkesibel, kurang demokratis, dan cenderung lebih dominan one way
method. Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi
pada nilai ujian akhir, disamping masih menggunakan model konvensional
yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya
guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan
tindakan.
Maka
untuk mengatasi masalah tersebut dari paradigma baru itu muncul suatu
model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif
pendekatan, yaitu model pembelajaran berbasis portofolio (Portfolio
Based Learning) atau Proyek Belajar Kewarganegaraan Kami Bangsa
Indonesia (PKKBI) yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam
keseluruhan proses pembelajaran dan melibatkan seluruh aspek yaitu,
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Pendekatan
portofolio ini ditandai dengan karakteristik siswa belajar aktif dan
pendekatan inkuiri. Adapun dengan munculnya paradigma baru pembelajaran
PKn melalui model portofolio ini diharapkan mampu melaksanakan peran
pembelajaran dengan baik. Yaitu untuk membelajarkan dan melatih peserta
didik untuk berpikir kritis, membawa peserta didik mengenal objek/subjek
masalah dalam kehidupannya, memilih dan bisa memecahkan problem atau
masalah, serta melatih peserta didik dalam berpikir dengan ilmiah.
b. Karakteristik Bidang Studi PKn
Bidang
studi PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan
sekolah dan diterima sebagai wahana utama dalam esensi pendidikan
demokrasi di Indonesia. Dalam paradigma baru bidang studi PKn terdapat
beberapa karakteristik, yaitu:
1) Civic Intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
2) Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
3) Civic Participation,
yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung
jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari
depan.
Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga kelompok kompetensi dalam bidang studi PKn, yaitu:
1) Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan;
- Memahami tujuan pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintah Republik Indonesia.
-
Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional
serta bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan
publik.
-
Mengetahui hubungan Negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara
dan bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau
internasional.
2) Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
- Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan inkuiri.
- Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
- Menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu.
- Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang kritis, logis dan rasional.
- Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum.
- Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).
3) Kompetansi untuk menguasai karakter kewarganegaraan;
-
Memberdayakan dirinya sebagai warga Negara yang aktif, kritis, dan
bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam
berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua
tingkat (daerah dan nasional).
-
Memahami bagaimana warga Negara melaksanakan peranan, hak, dan tanggung
jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada
semua tingkatan (daerah dan nasional).
-
Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti,
demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.
PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah
dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di
Indonesia yang dilaksanakan melalui :Civic Intellegence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation,
yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai
pemimpin hari depan.
Mencermati
paradigam baru PKn di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa PKn mempunyai
3 kompetensi yang harus dikembangkan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Ketiga kompetensi tersebut adalah sebagai berikut
:
1. Menguasai pengetahuankewarganegaraan,
a. memahami tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintahan republik Indonesia
b. mengetahui
struktur, fungsi dan tugas pemerintahan daerah dan nasional serta
bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik
c. mengetahui
hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan
bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan/atau internasional
2. Menguasai keterampilankewarganegaraan
a. mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan inkuiri
b. mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu
c. menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu
d. membela atau mempertahankan posisi dengan mengemukakan argumen yang kritis, logis dan rasional
e. memaparkan suatu informasi yang penting kepada khalayak umum
f. membangun koalisi, kompromi, negoisasi dan consensus.
3. Menguasai karakterkewarganegaraan
a. memberdayakan
dirinya sebagai warganegara yang independen, aktif, kritis,
well-informed, dan bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif
dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan
pemerintahan pada semua tingkatan ( daerah dan nasional ).
b. Memahami
bagaimana warganegara melaksanakan peranan, hak dan tanggung jawab
personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua
tingkatan ( daerah dan nasional ).
c. Memahami,
menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, hak
asasi manusia dan nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
d. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
3. a.
Cara menuangkan kurikulum di dalam proses pembelajaran di kelas yang
mengacu pada dunia ranah, maka guru harus memiliki keterampilan. Dalam
kurikulum, pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warganegara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara, agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara.
Sesuai
dengan ketentuan di atas maka pendekatan yang digunakan guru dalam
pengajaran Pkn adalah pendekatan pengembangan kemampuan anak. Melalui
pengajaran Pkn diharapkan peserta didik dapat berkembang menjadi
warganegara yang bermoral Pancasila dan dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara yang dapat diwujudkan dalam berperilaku sehari-hari sesuai
dengan nilai dan moral Pancasila.
Pendekatan
ini tetap memperhatikan pada perlunya peserta didik memperoleh dan
memahami sejumlah pengethuan. Penuangan konsep kurikulum seperti ini
didasarkan atas:
1. Taraf perkembangan peserta didik
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada
kelas/tingkat rendah pengembangan kurikulum lebih diarahkan pada
kesesuaian dengan taraf perkembangan peserta didik sedangkan di
kelas/tingkat yang lebih tinggi diarahkan pada kesesuaian dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b.
Guru yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan adalah guru yang
memahami bagaimana teori atau cara mengajar yang baik karena guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja
dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Berbeda dengan
profesional dibidang lain, profesionalisme guru adalah menyebarluaskan
kreativitas dan inovitas (semangat belajar) bagi siswa.
c. Apakah guru itu adalah pekerja profesi ?
Sebutan
guru sebagai suatu profesi pekerja seolah menyetarakan guru dengan
pekerja-pekerja kasar pabrik. Sehingga ada perasaan tabu jika guru akan
melakukan demonstrasi atau protes terhadap kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan yang merugikan peserta didik maupun guru.
Guru
disamping seorang pendidik juga pekerja yang mempunyai hak dan
kewajiban. Sudah sewajarnya jika guru mealakukan tuntutan pemenuhan
hak-hak yang harus diperoleh sebagai seorang pekerja sebagaimana
pekerja-pekerja lain di dalam masyarakat modern. Bukanlah hal yang tabu
guru yang ideal dan profesional memperjuangkan peningkatan kualitas
hidupnya guna lebih mendorong pengabdiannya kepada peserta didik dan
masyarakat. Profesionalisme guru merupakan tuntutan profesi yang harus
dipenuhi oleh setiap guru
Pekerjaan sebagai guru merupakan sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Pasal
1.4).
Hal ini berarti bahwa guru harus:
a) menjadikan pekerjaannya sebagai sumber
penghasilannya yang utama.
b) memiliki keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu
c) mengikuti pendidikan profesi
4. Peran pendidik yaitu
a. Fasilitator
bagi anak didiknya, yaitu guru harus memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencoba menemukan sendiri makna informasi yang
diterima.
b. Dinamisator
dalam KBM di kelas, yaitu guru harus berusaha menciptakan iklim proses
belajar mengajar yang dialogis dan berorientasi pada proses belajar
mengajar.
c. Mediator dalam proses pembelajaran, yaitu guru harus memberikan rambu-rambu atau arahan agar peserta didik bebas belajar.
d. Dalam motivator bagi anak didik, yaitu guru harus selalu memberikan dorongan agar peserta didik bersemangat dalam menuntut ilmu.
5. a. Prinsip
pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan
tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional yang disebut researchmendedness dalam
pola pikir peserta didik, sehingga pembelajaran selalu menarik dan
menyenangkan. Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu
pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses
belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan
akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Konflik
kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang
telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan
begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif
untuk mencapai keseimbangan, peristiwa ini akan terjadi secara
berkelanjutan, selama siswa menerima pengetahuan baru.
Perolehan
pengetahuan siswa diawali dengan diadopsinya hal baru sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya, kemudian hal baru tersebut dibandingkan
dengan konsepsi awal yang telah dimiliki sebelumnya. Jika hal baru
tersebut tidak sesuai dengan konsepsi awal siswa, maka akan terjadi
konflik kognitif yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan dalam
struktur kognisinya. Pada kondisi ini diperlukan alternatif strategi
lain untuk mengatasinya.
Berdasarkan
pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model konstruktivisme dalam
pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri
aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh
struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai
fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan
mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi
pengalaman mereka.
Kegiatan
belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari,
ini merupakan proses menyesuaikan konsep-konsep dan ide-ide baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Model
pembelajaran konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu :
a.
Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan
menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari
materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat.
b.
Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan
dugaan sementara terhadap konsep yang mau dipalajari. Kemudian siswa
menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari
dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui
manipulasi benda langsung.
c.
Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa
mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan tamuannya, pada tahap ini pula
guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat
kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain
serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut
melalui kegiatan tanya jawab.
d.
Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru
memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kamudian siswa
membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman
konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui
pengerjaan tugas.
Dengan
diterapkannya pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran PKn,
diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih
memahami penjelasan guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Juga diharapkan dapat mendorong munculnya pendidikan yang demokratis.
b. Guru
harus harus memperhatikan beberapa prinsip yang mana prinsip-prinsip
tersebut menjadi acuan atau kompetensi yang harus bisa dilakukan oleh
guru agar guru dapat menerapkan pola interaksi demokrasi pada anak
didiknya, antara lain:
a.
Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari strategi
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian ,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari
proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan
sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh
mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
b.
Prinsip Interaksi, Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip Bertanya, Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan
model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir.
d.
Prinsip Belajar, untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan
penggunaan otak secara maksimal.
e.
Prinsip Keterbukaan, Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
c. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
· Kurikulum
ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yangdicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
· Kurikulum
aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajarandan
pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda denganharapan.
Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengankurikulum
ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah
direncanakanyang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang
pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap
dalam belajar mengajar.
· Kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada
saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala
sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru
datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan
menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan
kepribadian peserta didik.
Antara
kurikulum dengan pembelajaran ibarat dua sisi mata uang. Kurikulum
adalah konsepnya. Pembelajaran merupakan pelaksanaannya. Mata kuliah
Kurikulum dan Pengembangan Materi Pembelajaran ini mencakup dua hal
penting: (1) kurikulum, dan (2) pengembangan materi pembelajaran dan
penerapannya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Berbagai
faktor seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu, teknologi
berpengaruh dalam proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu Olivia
(1992:39-41) selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu
proses yang kompleks lebih lanjut mengatakan curriculum is a product
of its time. curriculum responds to and is changed by social forced,
philosophical positions, psychological principles, accumulating
knowledge, and educational leadership at its moment in history.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulum fokus
awal memberi petunjuk jelas apakah kurikulum yang dikembangkan tersebut
kurikulum dalam pandangan tradisional, modern ataukah romantism. Baca Juga Artikel Terkait :
Makalah Pancasila Sebagai Paradigma