Sebagian Cara Memperkuat Bathin Manusia | Dzikir | Do'a | Shalawat | Makanan Halal dan Bersih | Berpantang Dosa Besar..!!

Sebagian Cara untuk Memperkuat Bathin Manusia adalah dengan Taat dan Patuh Kepada Aturan yang telah Allah dan Rasul-Nya buat di dunia ini, dan hal itu bisa dengan cara mengamalkan perintah Allah di bawah ini:

1. Dzikir Zikir memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecemerlangan cahaya batin. Hati yang selalu terisi dengan Cahaya Zikir akan memancarkan Nur Allah dan keberadaannya akan mempengaruhi perilaku yang serba positif. Kebiasaan melakukan zikir dengan baik dan benar akan menimbulkan ketentraman hati dan menumbuhkan sifat ikhlas. Hikmah zikir amatlah besar bagi orang yang ingin membangkitkan kekuatan indera keenamnya ( batin ). Ditinjau dari sisi ibadah, zikir merupakan latihan menuju Ikhlasnya hati dan Istiqomah dalam berkomunikasi dengan Al Khaliq ( Sang Pencipta ). Ditinjau dari sisi kekuatan batin, zikir merupakan metode membentuk dan memperkuat Niat Hati, sehingga dengan izin Allah SWT, apa yang terdapat dalam hati, itu pula yang akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan kata lain, zikir memiliki beberapa manfaat, diantaranya : Membentuk, Memperkuat Kehendak, Mempertajam Batin, sekaligus bernilai Ibadah. Dengan zikir berarti membersihkan dinding kaca batin, ibarat sebuah bohlam lampu yang tertutup kaca yang kotor, meyebabkan cahaya-sinarnya tidak muncul keluar secara maksimal. Melalui zikir, berarti membersihkan kotoran yang melekat sehingga kaca menjadi bersih dan cahaya-sinarnya bisa memancar keluar. Sampai disini mungkin timbul suatu pertanyaan. Apakah zikir memiliki pengaruh terhadap kekuatan batin ? untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya perlu diketahui bahwa hal tersebut merupakan bagian dari karunia Allah SWT. Dalam sebuah Hadist. Bahwa dengan selalu mengingat Allah menyebabkan Allah membalas ingat kepada seorang hamba-Nya " Aku selalu menyertai dan membantunya, selama ia mengingat Aku " karena itu, agar Allah senantiasa mengingat Anda, perbanyaklah mengingat-Nya dengan selalu berzikir

2. Do'a Seseorang yang ingin memiliki kekuatan Rohani pada dirinya, hendaklah memperbanyak do'a kepada orang lain, disamping untuk diri sendiri dan keluarganya. Caranya, cobalah anda mendo'akan seseorang yang anda kenal dimana orang itu sedang mengalami kesulitan. Menurut para Ahli Hikmah, seseorang yang mendoa'kan sesamanya maka reaksi do'a itu akan kembali kepadanya, contohnya : Anda mendo'akan si "A" yang sedang dirundung duka agar Allah berkenan mengeluarkan dari kedukaan, maka yang pertama kali merasakan reaksi do'a itu adalah orang yang mendo'akan, baru setelah itu reaksi do'anya untuk orang yang dituju. Karena itu semakin banyak anda berdo'a untuk kebaikan sahabat, guru anda, orang yang dikenal/ tidak dikenal, siapa pun juga, maka akan semakin banyak kebaikan yang akan anda rasakan. Sebaliknya jika anda berdo'a untuk kejelekan si "A" sementara si "A" tidak patut di do'akan jelek maka reaksi do'a tersebut akan kembali kepada Anda. Contohnya : Anda berdo'a agar si "A" jatuh dari sepeda motor, maka boleh jadi anda akan jatuh sendiri dari sepeda motor, setelah itu baru giliran si "A". Tetapi dalam sebuah Hadist disebutkan, Seseorang yang berdo'a untuk kejelekan sesamanya maka do'a itu melayang-layang di Angkasa, jika orang yang dido'akan jelek itu orang zalim maka Allah SWT akan memperkenankan do'anya, sebaliknya jika orang yang dituju itu orang baik-baik, maka do'a itu akan kembali menghantam orang yang berdo'a. Dari sini lalu timbul konsep " Saling Do'a men Do'akan " seperti guru memberikan atau menghadiahkan do'a berupa surat Al Fatehah kepada muridnya. Sebaliknya murid pun berdo'a untuk kebaikan gurunya. Lalu siapa yang patut disebut guru ? guru adalah orang yang memberikan informasi pengetahuan akan suatu ilmu. Dimana ilmu itu selanjutnya kita amalkan dan bermanfaat. Dalam Hadist yang lain disebutkan bahwa do'a yang mudah dikabulkan adalah do'a yang diucapkan oleh seorang sahabat Secara Rahasia, Mengapa ?? ini disebabkan karena do'a itu diucapkan secara Ikhlas. Keikhlasan memiliki nilai ( kekuatan ) yang sangat tinggi. Karena itu perbanyaklah berdo'a atau mendo'akan sesama yang sedang dirundung duka. Insya Allah reaksi dari do'a itu akan anda rasakan terlebih dahulu, selanjutnya baru orang yang anda do'akan, semoga . Disamping itu, mendo'akan seseorang memiliki nilai dalam membentuk kepribadian lebih peka terhadap persoalan orang lain. Jika hal ini dikaitkan dengan janji Allah ; Bahwa barang siapa yang mengasihi yang dibumi maka yang dilangit akan mengasihinya, berlakulah hukum timbal balik. Siapa menanam kebajikan ia akan menuai kebajikan juga, sebaliknya jika ia menanam kezaliman maka ia pun akan menuai kezalimannya juga.

3. Shalawat Nabi Mungkin sudah sering/ pernah mendengar nasihat dari orang-orang tua kita bahwa kalau ada bahaya, kita disarankan salah satunya adalah untuk memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Konon dengan mendo'akan keselamatan kepada Nabi, Allah SWT akan mengutus para malaikat untuk ganti mendo'akan keselamatan kepada orang itu. Dalam beberapa hadist Rasullullah SAW banyak kita temukan berbagai keterangan tentang Afdalnya bershalawat. Diantaranya " Setiap do'a itu Terdindingi, sampai dibacakan Shalawat atas Nabi " ( HR. Ad- Dailami ). Pada hadist yang lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa'I dan Hakim, Rasullullah SAW bersabda, " Barang siapa membaca Shalawat untuk Ku sekali, maka Allah membalas Shalawat untuknya sepuluh kali dan menanggalkan sepuluh kesalahan darinya dan meninggikannya sepuluh derajat " . Yang berkaitan dengan urusan kekuatan batin, terdapat dalam Hadist yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, " Barangsiapa ber-Shalawat kepada Ku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya ". Berdasarkan hadist-hadist itu, benarlah adanya jika orang-orang tua kita menyuruh anak-anaknya untuk memperbanyak shalawat kepada anak cucunya. Karena selain merupakan penghormatan kepada junjungannya juga memiliki dampak yang amat menguntungkan dunia dan akhirat.

4. Makanan Halal dan Bersih Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga Ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan makanan yang haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan yang haram akan membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius. Makanan yang haram disini bukan hanya dilihat dari jenisnya saja ( Misal ; Babi, bangkai, dll. ), tapi juga dari cara dan proses untuk mendapatkan makanan tersebut. Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak khusuk, berdo'a tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah. Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk diberi makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran ini sulit untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab atau penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya Ilahiyah. Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap kejernihan hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin banyak unsur makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya. Hati yang gelap menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilai-nilai kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah cahaya menembus nya. Tapi dengan zikir dan menjaga makanan haram, hati menjadi bersih bercahaya. Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah, jangan kotori diri anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari makanan yang haram. Inilah mengapa para ahli Ilmu batin sering menyarankan seorang calon siswa yang ingin suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin seperti puasa. Konon, puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul dari makanan yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu batin lebih mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada suatu keyakinan bahwa puasa tidak terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya untuk mempersiapkan wadah yang bersih terhadap ilmu yang akan diwadahinya.

5. Berpantang Dosa Besar Berpantang melakukan dosa-dosa besar juga dalam upaya membersihkan rohani. Di mana secara umum kemudian dikenal pantangan Ma-Lima yaitu : Main, Madon, Minum, Maling dan Madat, yang artinya berjudi, zina, mabuk-mabukan, mencuri dan penyalahgunaan narkotika. Walau lima hal ini belum mencakup keseluruhan dosa besar tetapi kelimanya diyakini sebagai biang dari segala dosa. Judi umpamanya, seseorang yang sudah terlilit judi andaikan ia seorang pemimpin maka cendrung korup dan hanya kecil kejujuran yang masih tersisa padanya. Begitu halnya dengan perbuatan seperti zina, mabuk-mabukan, mencuri, dan menyalahgunakan narkotika diyakini sebagai hal yang mampu menghancurkan kehidupan manusia. Karena itu orang yang ingin memiliki kekuatan batin yang hakiki hendaknya mampu menjaga diri dari lima perkara ini. Seseorang yang sudah " Kecanduan " satu diantara yang lima perkara ini bukan hanya rendah dipandang Allah, dipandangan manusia biasa pun ikut rendah. Nurani yang kotor menyebabkan do'a-do'a tidak terkabul. Beberapa langkah apabila dilakukan secara konsekuen, Insya Allah menjadikan manusia "Sakti" Dunia Akhirat. Getaran batinnya kuat, ibarat voltage pada lampu yang selalu di tambah getarannya sementara kaca yang melingkari lampu itu pun selalu dibersihkan melalui laku-laku yang positif. Hikmah suatu amalan ( bacaan ) biasanya terkait dengan perilaku manusianya. Dalam hadistnya Turmudzi meriwayatkan, " Seseorang yang mengucapkan Laa ilaha illallah dengan memurnikan niat, pasti dibukakan untuknya pintu-pintu langit, sampai ucapannya itu dibawa ke Arsy selagi dosa-dosa besar dijauhi ". Hadist ini bisa ditafsiri bahwa suatu amalan harus diimbangi dengan pengamalan. Adanya keselarasan antara ucapan mulut dengan tindakan menyebabkan orang itu mencapai hakikatnya " Kekuatan-Kesaktian".

Pengunjung