Makalah Metode Pengajaran IPS | Apa saja metode-metode pengajaran IPS di Sekolah Dasar di Indonesia Saat Ini..!!

Pada postingan kali ini penulis akan membahas sebuah suguhan buat pembaca yaitu Makalah Metode Pengajaran IPS yang akan dikaji didalamnya diantaranya Apa saja metode-metode pengajaran IPS di Sekolah Dasar di Indonesia yang mudah-mudahan bermanfaat buat semua pembaca yang sudah bersilaturahmi ke Adin Blog ini..


PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Dewasa ini pelajaran IPS di Sekolah Dasar dikatakan sebagai mata pelajar hafalan dan bacaan yang membosankan, padahal dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar bisa saja menjadi pembelajaran yang menarik jika pendidik mampu menciptakan suana yang berbeda dalam pembelajaran.
Untuk mendapatkan suasana yang menyenangkan tentu dalam pembelajaran IPS harus disampaikan dengan bervariasi. Yaitu dengan mengunakan metode yang relevan dengan tujuan, materi, minat dan bakat siswa.

Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk menyajikan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, maka dari itu dibuatlah makalah ini agar kita sebagai calon pendidik mampu mengubah pandangan tentang pelajaran IPS yang membosankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode-metode pengajaran IPS di Sekolah Dasar?

C. Tujuan
1. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pengajaran IPS di Sekolah Dasar
2. Memahami serta mampu mengaplikasikan metode-metode dalam pengajaran IPS di Sekolah Dasar 



PEMBAHASAN

A. Metode Pengajaran IPS
1. Pengertian mengajar IPS
Menurut Nursid Sumaatmadja (1984) dalam buku Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 71) metode pengajaran adalah : “Suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapak tujuan”. Lebih lanjut S. Hamid Hasan mengemukakan pula bahwa : “ Metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. Dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengajaran IPS adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa memiliki kesempatan belajar sebanyak-banyaknya dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif
Metode pengajaran IPS dapat dibagi dua klasifikasi yaitu metode yang interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas dan interaksi edukatif yang berlangsung di luar kelas. Metode interaksi edukatif di dalam kelas adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama, rool playing, dan tugas atau resitasi serta kerja kelompok, sedangkan metode yang interaksinya di luar kelas ialah metode karya wisata dan observasi.

2. Metode Interaksi Edukatif di dalam kelas
a. Metode ceramah
“ Metode ceramah merupakan bentuk pengajaran dimana dosen atau guru mengalihkan informasi kepada sekelompok besar mahasiswa atau siswa dengan cara yang utama bersifat verbal atau kata-kata” (Tjipto Utama & Ruitjen : 1982) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 72). Selanjutnya Gilstrap & Martin mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah dimana guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan. Akhirnya Winarno Surachmad mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa di dalam kelas”.

Dari ketiga batasan tersebut di atas nampak tiga unsur penting yang harus dalam metode ceramah, yaitu:
1) Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi secara lisan;
2) Seorang guru atau penceramah yang bersiap memberikan informasi secara lisan;
3) Terdapat sejumlah informasi yang akan disampaikan oleh guru kepada sekelompok siswa secara lisan.

Dalam metode ceramah guru lebih aktif berbicara untuk mengemukakan fakta dan informasi tentang pokok bahasan yang sedang dibahas. Dua syarat yang harus dipenuhi seorang guru jika akan menggunakan metode ceramah, yaitu:
1) Guru hendaknya memiliki ketermpilan berbicara untuk menjelaskan (expalaining skill).
2) Guru hendaknya memiliki kemampuan memiliki dan menggunakan alat bantu intruksional yang tepat untuk meningkatkan proses ceramah.

Metode ceramah lebih tepat digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kondisi sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran untuk menyampaikan informasi baru;
2) Isi pelajaran bersifat langka (asing), misalnya suatu penemuan baru;
3) Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam cara yang khusus untuk sekelompok tertentu;
4) Dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS;
5) Isi pelajaran tidak untuk diingat dalam waktu yang lama;
6) Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan mengarahkan penyelesaian tugas belajar siswa.

Metode ceramah kurang cocok digunakan dalam proses pembelajaran bila:
1) Tujuan pelajaran bukan hanya untuk memperoleh informasi;
2) Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waku yang lebih lama;
3) Isi pelajaran bersifat kompleks, rinci dan abstrak;
4) Pencapaian tujuan mempersyaratkan partisipasi siswa;
5) Tujuan pelajaran yang hendak dicapai berupa tujuan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi;
6) Para siswa yang intelegasi atau pengalaman belajarnya di bawah rata-rata.

Gilstrip dan Martin (1975), Gage & Barliner (1984), dan Moedjiono (1985) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 73) mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan metode ceramah, sebagai berikut;

Keunggulan metode ceramah
  • Murah, karena efisiensi dalam pemanfaatan waktu;
  • Dapat menyajikan ide-ide secara lebih jelas;
  • Guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah materi pelajaran;
  • Mudah disesuaikan (adaptable), karena dapat disesuaikan dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan waktu, keterbatasan peralatan. Selain itu dapat disesuaikan dengan jadwal guru dan ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis;
  • Dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa;
  • Merupakan penguatan bagi guru dan siswa; dan
  • Dapat mengaitkan secara langsung isi pelajaran dengan pengalaman siswa dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode ceramah
  • Cenderung terjadi proses komunikasi satu arah di dalam kelas;
  • Cenderung pembelajaran berdasarkan keinginan guru;
  • Menurunnya perhatian siswa bila ceramah dilakukan lebih dari 20 menit;
  • Ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka waktu yang pendek;
  • Merugikan bagi siswa yang tidak memiliki tipe pengamatan auditf;
  • Merugikan bagi siswa yang mampu belajar sendiri daripada diceramahi, secara klasikal;
  • Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan motorik dan menanamkan sikap kepada siswa.
Prosedur penggunaan metode ceramah, adalah;
Tahap persiapan, terdiri dari;

1) Mengorganisasikan isi pelajaran yang akan di ceramahkan;

2) Mempersiapkan penguasaan isi pelajaran yang akan diceramahkan;

3) Memilih dan mempersiapkan media instruksional dan atau alat bantu yang akan digunakan dalam ceramah.

Tahap awal ceramah, terdiri dari;

1) Meningkatkan hubungan guru dengan siswa;

2) Meningkatkan perhatian siswa; dan

3) Mengemukakan pokok-pokok isi ceramah.

Tahap pengembangan ceramah, terdiri dari;

1) Keterangan yang diberikan hendaklah secara singkat dan jelas;

2) Pergunakan papan tulis sebagai upaya visualisasi pokok masalah yang diterangkan;

3) Keterangan ulang dengan menggunakan atau kata-kata lain yang lebih jelas;

4) Perinci dan perluas isi pelajaran;

5) Carilah balikan sebanyak-banyaknya selama berceramah; dan

6) Harus dapat mengatur alokasi waktu dalam ceramah.

Tahap akhir ceramah, terdiri dari;

1) Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan;

2) Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan pelajaran berikutnya; dan

3) Penjelasan tentang kegiatan pertemuan berikutnya.

Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah Tjipto Utomo dan Ruitjen (Pendidikan IPS sekolah dasar, 2013: 75) menyarankan hal-hal sebagai berikut : “ Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang dilakukan dalam pembelajaran, menganalisis hal-hal yang dilakukan pada saat memberikan ceramah, dan berlatih terus berceramah, karena tidak satu perbuatan pun yang berhasil satu kali jadi”.


a. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan dari siswa, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.

Ada beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran IPS, yaitu;

  • Membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan siswa terhadap isi permasalahan yang sedang dibicarakan, sehingga mendorong minat siswa yang berprestasi dalam proses belajar mengajar;
  • Membangkitkan, mendorong, dan membimbing proses berpikir sistematis, kreatif, dan kritis pada diri siswa;
  • Membangkitkan keterlibatan mental siswa, dengan menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mewujudkan cara belajar siswa aktif;
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan diri, sehingga dapat menumpuk dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat dengan tepat; dan
  • Memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru (Moedjiono, 1985) dalam Pendidikan IPS Sekolah Dasar (2013, 76).


Tujuan pemakaian metode tanya jawab, yaitu;

1) Mengecek pemahaman siswa sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran;

2) Membimbing para siswa untuk memperoleh keterampilan kognitif maupun sosial;

3) Memberikan rasa aman kepada siswa melalui pertanyaan yang dapat dipastikan bisa menjawabnya;

4) Mendorong siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri) dalam memperjelas suatu masalah; dan

5) Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas (Hyman, 1974) dalam Pendidikan IPS Sekolah Dasar (2013: 76).

Jenis-jenis pertanyaan, terdiri dari 6 jenis yaitu;

1) Pertanyaan pengetahuan (knowledge question);

2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question);

3) Pertanyaan menerapkan (aplication question);

4) Pertanyaan analisis (analysis question);

5) Pertanyaan sintesis (syntesis question); dan

6) Pertanyaan evaluasi (evaluatin question).

Keenam jenis pertanyaan tersebut penting diajukan kepada siswa untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah disampaikan guru. Apabila keenam jenis pertanyaan itu telah diajukan dan bisa dijawab oleh siswa berarti siswa telah melakukan proses berpikir secara bertahap dimulai dari tingkat terendah (ingatan) sampai pada tingkat tertinggi (evaluasi).

c. Metode Diskusi

Merupakan suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah baik berupa pernyataan maupun berupa pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas atau dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama.

Jenis metode diskusi diantaranya: Diskusi kelompok kecil, Diskusi kelompok besar (kelas), dan Diskusi umum (seperti: diskusi panel, seminar, simposium, dan loka karya).

Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

  • Tahap persiapan meliputi: Menentukan masalah, Merumuskan tujuan, menentukan peserta diskusi, Menentukan waktu dan tempat diskusi.
  • Tahap pelaksanaan meliputi: Menentukan perangkat organisasi diskusi, Mengemukakan topik dan tujuan diskusi, Mengemukakan pengantar masalah yang akan didiskusikan, Pelaksanaan diskusi dipandu oleh pemimpin diskusi (moderator)
  • Tahap tindak lanjut meliputi: Membuat rumusan kesimpulan hasil diskusi, Pembahasan ulang, Penilaian terhadap pelaksanaan diskusi sebagai masukan untuk didiskusikan berikutnya.



Kelebihan Metode Diskusi:

  • Dapat merangsang kreativitas dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
  • Siswa dapat mengeluarkan pendapat dan aspirasi secara bebas dlam rangka mengembangkan sikap demokratis
  • Hasil diskusi (pemikiran bersama) lebih baik bila dibandingkan dengan pendapat sendiri

Kelemahan metode diskusi:

1) Tidak mudah menentukan atau mencari masalah yang akan didiskusikan

2) Berbicara kadang-kandang di dominasi oleh siswa tertentu

3) Diskusi memerlukan waktu yang relatif lama

4) Bila kegiatan diskusi tidak terarah, pembahasan masalah sering mengambang (tidak tuntas).


d. Metode Penugasan (Pemberian Tugas)

Metode ini merupakan suatu penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya. Metode ini mengacu pada penerapan “Learning By Doing”.

Jenis-jenis tugas yang dapat diberikan:

1) Membuat rangkuman materi

2) Membuat makalah/laporan hasil observasi

3) Melaksanakan observasi

4) Mengadakan latihan-latihan keterampilan

Langkah-langkah pelaksanaan metode penugasan:

1) Melakukan persiapan yang terdiri dari merumuskan masalah yang jelas, merumuskan tujuan pelaksanaan tugas, menentukan jenis-jenis tugas (kelompok/individu), memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pelaksanaan tugas dan menentukan batas waktu pelaksanaan tugas.

2) Pelaksanaan tugas dengan cara: mengadakan bimbingan dalam pelaksanaan tugas, memberikan motivasi terhadap siswa dalam pelaksanaan tugas, memberikan pelayanan terhadap kebutuhan siswa dalam melaksanakan tugas.

3) Pertanggungjawaban dan penilaian tugas dengan cara: pelaporan secara lisan maupun tulisan, tindakan atau demonstrasi dan melakukan penilaian terhadap tugas oleh guru berdasarkan laporan yang telah disampaikan siswa.

Kelebihan Metode Penugasan:

1) Relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA)

2) Dapat mengembangkan sikap kemandirian kepada siswa

3) Dapat memperdalam materi pembelajaran

4) Dapat merangsang kegairahan belajar siswa

5) Melatih rasa tanggung jawab pada diri siswa

6) Mengembangkan kreativitas dan aktivitas siswa

Kekurangan Metode Penugasan

1) Kadang-kadnag terjadi ketidakrelevanan antara tugas dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari

2) Kurang adanya balikan dari guru

3) Pengerjaan tugas-tugas kurang terkontrol bila dilakukan diluar jam pelajaran


e. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok merupakan format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok, guna menyelesaikan tugas bersama-sama.

Tujuannya penggunaan Metode Kerja Kelompok adalah:

1) Memupuk kemauan dan kemampuan bekerja sama bagi siswa

2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional pada siswa

3) Meningkatkan perhatian pada PBM

Jenis-jenis pengelompokan terdiri dari:

1) Pengelompokan berdasarkan ketersediaan fasilitas belajar

2) Pengelompokan berdasarkan perbedaan individu (bakat, minat, perhatian dan kemampuan)

3) Pengelompokan berdasarkan partisipasi siswa

4) Pengelompokan berdasarkan pembagian pekerjaan

Variabel penentu keberhasilan kerja kelompok:

1) Tujuan pembelajaran harus jelas sebagai pedoman

2) Adanya interaksi positif dan kondusif antara anggota kelompok

3) Adanya pemimpin kelompok untuk mengatur kerja sama dalam kelompok

4) Adanya suasana kerja kelompok yang baik dan menyenangkan

5) Mengetahui tingkat kesulitan tugas yang harus dikerjakan secara kelompok

Peranan guru dalam kerja kelompok:

1) Sebagai pengelola, pengorganisasi dan pengaturan tempat duduk siswa

2) Sebagai pengamat, pengarah,dan pembantu siswa bila diperlukan

3) Sebagai pemberi saran dan penilai (evaluator)

Prosedur yang harus dilalui apabila guru ingin menggunakan metode kerja kelompok:

1) Rambu-rambu yang harus diperhatikan adalah: Cara pemecahan masalah/penuaian tugas, penyeragaman kemampuan kelompok, sarana penilaian yang akan dilakukan, ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam kerja

2) Prosedur pemakaian kerja kelompok: Pemilihan topik/tugas yang perlu dikerjakan secara kelompok, pembentukan kelompok sesuai dengan tujuan, pembagian topik yang harus dikerjakan setiap kelompok, melakukan proses kerja kelompok, melakukan pelaporan terhadap hasil kerja kelompok

f. Metode demonstrasi

Demonstrasi merupakan format belajar mengajar yang sengaja mempertunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.

Tujuan penerapan Metode Demonstrasi:

1) Untuk menggunakan prosedur tertentu dalam mengajar (prosedur kerja dan prosedur pelaksanaan)

2) Dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa

3) Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menggunakan prosedur

Tujuan pengajaran demonstrasi:

1) Untuk mengajarkan suatu proses

2) Menginformasikan bahan pelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran

3) Untuk mengetengahkan cara kerja

4) Untuk mengkonkritkan informasi yang disampaikan kepada siswa

Kelebihan Metode Demonstrasi:

1) Dapat memberikan gambaran konkrit

2) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung

3) Dapat memusatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran

4) Dapat merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan baru

Kelemahan Metode demonstrasi:

1) Memerlukan persiapan yang relatif lama dan matang

2) Menuntut peralatan yang memacu semua siswa dalam belajar

3) Memerlukan kegiatan lanjutan (follow up)

Langkah-langkah pelaksanaanya:

  • Persiapan meliputi: menetukan adanya kesuksesan antara metode denga tujuan yang akan dicapai, menaganalisa kebutuhan peralatan yang diperlukan, mencoba peralatan dan mengalisis waktu serta merancang garis-garis besar tentang langkah-langkah demonstrasi
  • Pelaksanaan meliputi: mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, memberikan pengantar tentang demonstrasi yang akan dilaksanakan, meragakan tindakan proses sesuatu yang diseratai penjelasan
  • Tindak lanjut (follow up) meliputi: mendiskusikan berbagai tindakan atau pertunjukan yang telah dilakukan, memberika kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tindakan yang telah diragakan.

g. Metode eksperimen

Eksperimen (percobaan) adalah format interaksi belajar-mengajar yang melibatkan logikasi induksi untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan.

Tujuan metode ini adalah:

1) Untuk mengajarkan bagaimana menarik kesimpulan dari fakta dari informasi atau data yang diperoleh

2) Untuk melatih siswa merancang/mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan hasil eksperimen

3) Melatih siswa menggunakan logika seccara induktif untuk menarik suatu kesimpulan berdasarkan data dan fakta

Kelebihan dari metode ini ialah

1) Siswa lebih aktif mengumpulkan data dan fakta

2) Siswa berkesempatan membuktikankebenaran teori secara empiris melalui eksperimen

3) Siswa berkesempatan melaksanakan prosuder eksperimen

Kekurangannya adalah:

1) Memerlukan peralatan dan sarana pembelajran yang memadai

2) Memerlukan waktu pembelajran yang cukup

3) Memerlukan biaya yang cukup besar, baik bagi guru maupun bagi siswa

Langkah-langkah pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut:

1) Persiapan eksperimen, meliputi:

  • a) Menetapkan metode eksperimen yang sesuai
  • b) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, sarana yang diperlukan
  • c) Mengadakan uji coba sebelum eksperimen dilaksanakan di kelas
  • d) Menyediakan peralatan lain yang menunjang
  • e) Menyediakan lembaran kerja siswa
2) Pelaksanaan eksperimen, meliputi:

  • a) Mendiskusikan bersama tentang prosedur eksperimen yang akan dilakukan
  • b) Membantu, membimbing dan mengawasi pelaksanaan eksperimen yang sedang dilakukan siswa
  • c) Membuat kesimpulandan laporan eksperimen yang telah dilakukan siswa yang dibantu dan dibimbing oleh guru
3) Tindak lanjut eksperimen, meliputi:
  • a) Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen
  • b) Memberikan dan menyimpan kembali peralatan
  • c) Mengevaluasi proses dan hasil eksperimen
h. Metode Simulasi
Simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pengajaran IPS yang didalamnya menampkan adanya perilaku pura-pura (simulasi) dari orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. atau suatu peniruan situasi tertentu, sehigga siswa dapat memahami konsep, prinsip-prinsip keterampilan, nilai dan sikap dari suatu yang sedang disimulasikan.

Jenis-jenis simulasi adalah:
1) Permainan simulasi (simulation game)
2) Bermain peran (role playing)
3) Sosiodrama dan psikodrama

Tujuan penggunaan metode simulasi adalah:

1) Untuk mendorong partisipasi dan pengembangan sikap siswa
2) Mengembangkan interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran
3) Dapat menimbulkan interaksi yang sehat dan hangat antar siswa
4) Memperkenalkan melatih peran kepemimpinan pada diri siswa

5) Memanfaatkan bakat dan kemampuan siswa sebagai sumber belajar

Keuntungan penggunaan metose simulasi antara lain adalah:

1) Dapat menciptakan kesenangan dan kegembiraan pada diri siswa dalam proses pembelajaran

2) Dapat mengurangi keabstrakan pada diri siswa dalam proses pembelajaran

3) Dapat memberikan pengarahan dan petunjuk sederhana dalam proses pembelajaan

4) Dapat melatih siswa melatih berpikir

Kelemahannya adalah:

  • Memerlukan waktu yang relatif lama dan biaya yang relatif mahal
  • Memerlukan sistem pengelompokan siswa yang cukup luwes dan kompleks sesuai dengan peran yang aka dimainkannya
  • Banyak menuntun imajinasi dan improfisasi guru dan siswa dalam pelaksanaanya
  • Sulit bagi siswa berperan sesuai dengan peran yang dimainkannya

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan simulasi adalah:

1) Simulasi hendaknya dilaksanakan oleh semua siswa

2) Penentuan topik yang akan dimainkan sebaiknya dilakukan oleh guru bersama siswa

3) Guru harus membuat peraturan dan petunjuk simulasi secara terperinci

4) Dalam pelaksanaannya harus dapat menggambarkan simulasi yang lengkap dan utuh

5) Merupakan integrasi dari beberapa ilmu sosial

Terdapat sembilan langkah yang harus ditempuh bila akan melaksanakan metode simulasi, yaitu:

1) Memilih situasi, masalah, dan pemain yang tepat

2) Mengorganisasikan kegiatan sehingga jelas dan tepat

3) Memberikan simulator

4) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi pelajaran

5) Membantu mempersiapkan para pemain

6) Menetapkan alokasi waktu

7) Melaksanakan simulasi sesuai dengan yang telah direncanakan

8) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan simulasi

9) Mengadakan kegiatan ulang

i. Metode inkuiri dan discovery

Metode inkuiri dan discovery dalam pembelajaran merupakan suatu metode prosedur yang menekankan belajar secara individual dimana siswa berusaha melaukan aktivitas sendiri untuk mencari dan meneliti suatu sebelum menarik kesimpulan

Gagne dan berliner mengemukakan bahwa: “ metode penemuan ditandai oleh adanya keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan intelektual, sikap dan keterampilan motorik/psikomotorik”

Tujuan metode penemuan adalah:

1) Meningkatkan ketertiban siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

2) Mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup (longlife education)

3) Mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran

4) Melatih siswa memanfaatkan sumber belajar dan lingkungan


Keuntungan penggunaan metode penemuan ini ialah:

  • Membantu memperbaiki proses penguasaan dan keterampilan bagi para siswa
  • Pengetahuan yang diperoleh siswa yang diperoleh siswa bersifat individual, oleh karena melekat pada diri siswa
  • Menimbulkan kegairahan belajar bagi para siswa
  • Memberikan kesempatan pada siswa maju terus dan berkelanjutan dalam belajar (program continues)
  • Memperkuat konsep diri pada siswa dengan melatih untuk percaya diri
  • Kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centris)

Kelemahan metode ini adalah

1) Memerlukan persiapan yang matang dan kemampuan berfikir yang tinggi, sehingga bagi siswa yang lamban berfikir suli mengikuti proses pembelajaran

2) Sulit mencapai keberhasilan bila diikuti oleh siswa dalam jumlah yang lebih besar

3) Membutuhkan peralatan dan fasilitas yang memadai

Langkah-langkah pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasikan kebutuhan belajar siswa

2) Memilih konsep, pengertian dan prinsip yang akan dipelajari

3) Pemilihan masalah dan bahan pelajaran

4) Menjelaskan tugas-tugas yang akan dilakukan dalam pembelajaran

5) Mempersiapkan alat-alat dan sarana pembelajaran

6) Mengecek pemahaman siswa

7) Melaksanakan proses penemuan dengan mengumpulkan data

8) Membantu dan membimbing siswa dalam menganalisa data

9) Membentuk siswa menemukan masalah, kaidah, prinsip dan ide-ide berdasarkan hasil penemuan

3. Metode Interaksi Edukatif di Luar Kelas

a. Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan suatu kegiatan belajar mangajar dimana siswa dibaea ke suatu objek diluar kelas untuk mengkaji atau mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran atau dengan kata lain karyawisata merupakan suatu upaya mendekatkan atau membawa diri siswa kepada kehidupan nyata (rill) yang menjadi sumber belajar bagi para siswa.

Tujuan metode karyawisata adalah :

  • Agar siswa dapat membandingkan apa yang mereka pelajari di dalam kelas secara teoritis dengan keadaan nyata di lapangan, atau membandingkan antara keadaan nyata dengan praktek penggunaannya.
  • Untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar
  • Untuk dijadikan ajang rekreasi bagi siswa sambil belajar.

Kelebihan penggunaan metode karyawisata adalah :

1) Siswa memperoleh pengalaman langsung di lapangan

2) Dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam mempelajari sesuatu

3) Dapat memperkaya dan menyempurnakan peengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas.

Kekurangan dari metode ini adalah :

1) Memerlukan persiapan yang cukup lama dan panjang

2) Memerlukan sarana dan biaya yang relatif tinggi

3) Bila persiapan kurang matang dapat mengaburkan tujuan

4) Memiliki resiko yang cukup tinggi

Langkah-langkah pelaksanaannya adalah

1) Persiapan, meliputi :

a) Merumuskan tujuan pelaksanaan

b) Menentukan tempat, waktu dan biaya pelaksanaan

c) Membentuk panitia pelaksanaan dan pembagian tugas

d) Mempersiapkan lembar observasi atau pertanyaan-pertanyaan untuk merekam data di lapangan.

2) Pelaksanaan, meliputi :

a) Mengadakan pengawasan dan bimbingan terhadap siswa

b) Menunjukkan hal-hal yang penting saat berkaryawisata yang berhubungan dengan materi pelajaran

c) Menjaga ketertiban, keamanan, dan sopan santun di lapangan

d) Mencatat hal-hal yang penting untuk bahan laporan

3) Tindak lanjut, meliputi :

a) Mengolah dan menganalisa data hasil observasi di lapangan

b) Melaksanakan diskusi tenteng hasil pengolahan dan analisis data

c) Membuat laporan lengkap tentang hasil diskusi sebagai hasil kegiatan karyawisata


b. Metode Observasi

Metode observasi merupakan kelanjutan atau alat (instrumen) yang diperlukan pada saat pelaksanaan karyawisata. Metode karyawisata tak akan berjalan lancar apabila tidak disertai lembar observasi.

Dengan demikian metode observasi merupakan format pembelajaran di mana siswa dibawa ke luar kelas untuk mengamati suatu objek atau peristiwa kemudian merekamnya dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiakan terlebih dahulu.

Tujuan observasi adalah :

1) Untuk memperoleh informasi atau data dari lapangan yang berhubungan dengan materi pelajaran.

2) Memberikan pengalaman langsung bagi siswa

3) Melatih ketelitian dan kejelian siswa dalam mengobservasi suatu objek

4) Melatih siswa menggunakan instrumen (lembar observasi) dalam memperoleh data yang diperlukan

5) Menghilangkan kejenuhan bagi siswa dalam belajar di kelas

Kelebihan dan kekurangannya hampir sama dengan metode karyawisata karena antara metode karyawisata dan observasi sama-sama metode mengajar yang proses interaksi edukatifnya berlangsung di luar kelas.

Beberapa langhkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode observasi adalah sebagai berikut :

1) Persiapan, meliputi :

a) Menentukan tujuan observasi

b) Menetapkan objek (lokasi) observasi

c) Menentukan aspek-aspek yang diobservasi

d) Menyusun lembar observasi berdasarkan aspek-aspeknya.

2) Pelaksanaan, meliputi :

a) Memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa tentang aspek yang akan diobservasi

b) Mengingatkan hal-hal yang pokok dan penting untuk diobservasi sesuai dengan tujuan dan aspek yang diobservasi

c) Menjaga ketertiban dan kedisiplinan dalam melaksanakan observasi

d) Mencatat hal-hal yang penting sebagai bahan laporan observasi.

3) Follow up, meliputi :

  • Mengolah dan menganalisa data atau informasi yang telah direkam
  • Mendiskusikan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan dan menyusun draft laporan observasi baik secara individu maupun kelompok
  • Menyusun laporan lengkap hasil observasi.

Perlu diingat, tidak ada satu metodepun yang dianggap terbaik atau terburuk untuk digunakan dalam proses pembelajaran, melainkan semua akan menjadi baik bila penggunaannya tepat dan sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran setiap metode tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling menunjang dalm mencapai tujuan pelajaran yang telah dirumukan.

Pengunjung