1. Pengertian Mengajar IPS
Menurut Nursid Sumaatmadja (1984) dalam buku Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 71) metode pengajaran adalah : “Suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapak tujuan”. Lebih lanjut S. Hamid Hasan mengemukakan pula bahwa : “ Metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. Dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengajaran IPS adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa memiliki kesempatan belajar sebanyak-banyaknya dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif
Metode pengajaran IPS dapat dibagi dua klasifikasi yaitu metode yang interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas dan interaksi edukatif yang berlangsung di luar kelas. Metode interaksi edukatif di dalam kelas adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama, rool playing, dan tugas atau resitasi serta kerja kelompok, sedangkan metode yang interaksinya di luar kelas ialah metode karya wisata dan observasi.
2. Metode Interaksi Edukatif di dalam kelas
a. Metode ceramah “ Metode ceramah merupakan bentuk pengajaran dimana dosen atau guru mengalihkan informasi kepada sekelompok besar mahasiswa atau siswa dengan cara yang utama bersifat verbal atau kata-kata” (Tjipto Utama & Ruitjen : 1982) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 72). Selanjutnya Gilstrap & Martin mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah dimana guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan. Akhirnya Winarno Surachmad mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa di dalam kelas”.
Dari ketiga batasan tersebut di atas nampak tiga unsur penting yang harus dalam metode ceramah, yaitu:
1) Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi secara lisan;
2) Seorang guru atau penceramah yang bersiap memberikan informasi secara lisan;
3) Terdapat sejumlah informasi yang akan disampaikan oleh guru kepada sekelompok siswa secara lisan.
Dalam metode ceramah guru lebih aktif berbicara untuk mengemukakan fakta dan informasi tentang pokok bahasan yang sedang dibahas. Dua syarat yang harus dipenuhi seorang guru jika akan menggunakan metode ceramah, yaitu:
1) Guru hendaknya memiliki ketermpilan berbicara untuk menjelaskan (expalaining skill).
2) Guru hendaknya memiliki kemampuan memiliki dan menggunakan alat bantu intruksional yang tepat untuk meningkatkan proses ceramah.
Metode ceramah lebih tepat digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kondisi sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran untuk menyampaikan informasi baru;
2) Isi pelajaran bersifat langka (asing), misalnya suatu penemuan baru;
3) Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam cara yang khusus untuk sekelompok tertentu;
4) Dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS;
5) Isi pelajaran tidak untuk diingat dalam waktu yang lama;
6) Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan mengarahkan penyelesaian tugas belajar siswa.
Metode ceramah kurang cocok digunakan dalam proses pembelajaran bila:
1) Tujuan pelajaran bukan hanya untuk memperoleh informasi;
2) Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waku yang lebih lama;
3) Isi pelajaran bersifat kompleks, rinci dan abstrak;
4) Pencapaian tujuan mempersyaratkan partisipasi siswa;
5) Tujuan pelajaran yang hendak dicapai berupa tujuan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi;
6) Para siswa yang intelegasi atau pengalaman belajarnya di bawah rata-rata.
Gilstrip dan Martin (1975), Gage & Barliner (1984), dan Moedjiono (1985) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 73) mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan metode ceramah, sebagai berikut;
Keunggulan metode ceramah
1) Murah, karena efisiensi dalam pemanfaatan waktu;
2) Dapat menyajikan ide-ide secara lebih jelas;
3) Guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah materi pelajaran;
4) Mudah disesuaikan (adaptable), karena dapat disesuaikan dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan waktu, keterbatasan peralatan. Selain itu dapat disesuaikan dengan jadwal guru dan ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis;
5) Dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa;
6) Merupakan penguatan bagi guru dan siswa; dan
7) Dapat mengaitkan secara langsung isi pelajaran dengan pengalaman siswa dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode ceramah
1) Cenderung terjadi proses komunikasi satu arah di dalam kelas;
2) Cenderung pembelajaran berdasarkan keinginan guru;
3) Menurunnya perhatian siswa bila ceramah dilakukan lebih dari 20 menit;
4) Ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka waktu yang pendek;
5) Merugikan bagi siswa yang tidak memiliki tipe pengamatan auditf;
6) Merugikan bagi siswa yang mampu belajar sendiri daripada diceramahi, secara klasikal;
7) Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan motorik dan menanamkan sikap kepada siswa.
Prosedur penggunaan metode ceramah, adalah;
Tahap persiapan, terdiri dari;
1) Mengorganisasikan isi pelajaran yang akan di ceramahkan;
2) Mempersiapkan penguasaan isi pelajaran yang akan diceramahkan;
3) Memilih dan mempersiapkan media instruksional dan atau alat bantu yang akan digunakan dalam ceramah.
Tahap awal ceramah, terdiri dari;
1) Meningkatkan hubungan guru dengan siswa;
2) Meningkatkan perhatian siswa; dan
3) Mengemukakan pokok-pokok isi ceramah.
Tahap pengembangan ceramah, terdiri dari;
1) Keterangan yang diberikan hendaklah secara singkat dan jelas;
2) Pergunakan papan tulis sebagai upaya visualisasi pokok masalah yang diterangkan;
3) Keterangan ulang dengan menggunakan atau kata-kata lain yang lebih jelas;
4) Perinci dan perluas isi pelajaran;
5) Carilah balikan sebanyak-banyaknya selama berceramah; dan
6) Harus dapat mengatur alokasi waktu dalam ceramah.
Tahap akhir ceramah, terdiri dari;
1) Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan;
2) Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan pelajaran berikutnya; dan
3) Penjelasan tentang kegiatan pertemuan berikutnya. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah Tjipto Utomo dan Ruitjen (Pendidikan IPS sekolah dasar, 2013: 75) menyarankan hal-hal sebagai berikut : “ Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang dilakukan dalam pembelajaran, menganalisis hal-hal yang dilakukan pada saat memberikan ceramah, dan berlatih terus berceramah, karena tidak satu perbuatan pun yang berhasil satu kali jadi”
Menurut Nursid Sumaatmadja (1984) dalam buku Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 71) metode pengajaran adalah : “Suatu cara yang di dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapak tujuan”. Lebih lanjut S. Hamid Hasan mengemukakan pula bahwa : “ Metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. Dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengajaran IPS adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa memiliki kesempatan belajar sebanyak-banyaknya dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif
Metode pengajaran IPS dapat dibagi dua klasifikasi yaitu metode yang interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas dan interaksi edukatif yang berlangsung di luar kelas. Metode interaksi edukatif di dalam kelas adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama, rool playing, dan tugas atau resitasi serta kerja kelompok, sedangkan metode yang interaksinya di luar kelas ialah metode karya wisata dan observasi.
2. Metode Interaksi Edukatif di dalam kelas
a. Metode ceramah “ Metode ceramah merupakan bentuk pengajaran dimana dosen atau guru mengalihkan informasi kepada sekelompok besar mahasiswa atau siswa dengan cara yang utama bersifat verbal atau kata-kata” (Tjipto Utama & Ruitjen : 1982) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 72). Selanjutnya Gilstrap & Martin mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah dimana guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan. Akhirnya Winarno Surachmad mengemukakan bahwa : “ Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa di dalam kelas”.
Dari ketiga batasan tersebut di atas nampak tiga unsur penting yang harus dalam metode ceramah, yaitu:
1) Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi secara lisan;
2) Seorang guru atau penceramah yang bersiap memberikan informasi secara lisan;
3) Terdapat sejumlah informasi yang akan disampaikan oleh guru kepada sekelompok siswa secara lisan.
Dalam metode ceramah guru lebih aktif berbicara untuk mengemukakan fakta dan informasi tentang pokok bahasan yang sedang dibahas. Dua syarat yang harus dipenuhi seorang guru jika akan menggunakan metode ceramah, yaitu:
1) Guru hendaknya memiliki ketermpilan berbicara untuk menjelaskan (expalaining skill).
2) Guru hendaknya memiliki kemampuan memiliki dan menggunakan alat bantu intruksional yang tepat untuk meningkatkan proses ceramah.
Metode ceramah lebih tepat digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kondisi sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran untuk menyampaikan informasi baru;
2) Isi pelajaran bersifat langka (asing), misalnya suatu penemuan baru;
3) Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam cara yang khusus untuk sekelompok tertentu;
4) Dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS;
5) Isi pelajaran tidak untuk diingat dalam waktu yang lama;
6) Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan mengarahkan penyelesaian tugas belajar siswa.
Metode ceramah kurang cocok digunakan dalam proses pembelajaran bila:
1) Tujuan pelajaran bukan hanya untuk memperoleh informasi;
2) Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waku yang lebih lama;
3) Isi pelajaran bersifat kompleks, rinci dan abstrak;
4) Pencapaian tujuan mempersyaratkan partisipasi siswa;
5) Tujuan pelajaran yang hendak dicapai berupa tujuan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi;
6) Para siswa yang intelegasi atau pengalaman belajarnya di bawah rata-rata.
Gilstrip dan Martin (1975), Gage & Barliner (1984), dan Moedjiono (1985) dalam Pendidikan IPS sekolah dasar (2013: 73) mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan metode ceramah, sebagai berikut;
Keunggulan metode ceramah
1) Murah, karena efisiensi dalam pemanfaatan waktu;
2) Dapat menyajikan ide-ide secara lebih jelas;
3) Guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah materi pelajaran;
4) Mudah disesuaikan (adaptable), karena dapat disesuaikan dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan waktu, keterbatasan peralatan. Selain itu dapat disesuaikan dengan jadwal guru dan ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis;
5) Dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa;
6) Merupakan penguatan bagi guru dan siswa; dan
7) Dapat mengaitkan secara langsung isi pelajaran dengan pengalaman siswa dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode ceramah
1) Cenderung terjadi proses komunikasi satu arah di dalam kelas;
2) Cenderung pembelajaran berdasarkan keinginan guru;
3) Menurunnya perhatian siswa bila ceramah dilakukan lebih dari 20 menit;
4) Ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka waktu yang pendek;
5) Merugikan bagi siswa yang tidak memiliki tipe pengamatan auditf;
6) Merugikan bagi siswa yang mampu belajar sendiri daripada diceramahi, secara klasikal;
7) Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan motorik dan menanamkan sikap kepada siswa.
Prosedur penggunaan metode ceramah, adalah;
Tahap persiapan, terdiri dari;
1) Mengorganisasikan isi pelajaran yang akan di ceramahkan;
2) Mempersiapkan penguasaan isi pelajaran yang akan diceramahkan;
3) Memilih dan mempersiapkan media instruksional dan atau alat bantu yang akan digunakan dalam ceramah.
Tahap awal ceramah, terdiri dari;
1) Meningkatkan hubungan guru dengan siswa;
2) Meningkatkan perhatian siswa; dan
3) Mengemukakan pokok-pokok isi ceramah.
Tahap pengembangan ceramah, terdiri dari;
1) Keterangan yang diberikan hendaklah secara singkat dan jelas;
2) Pergunakan papan tulis sebagai upaya visualisasi pokok masalah yang diterangkan;
3) Keterangan ulang dengan menggunakan atau kata-kata lain yang lebih jelas;
4) Perinci dan perluas isi pelajaran;
5) Carilah balikan sebanyak-banyaknya selama berceramah; dan
6) Harus dapat mengatur alokasi waktu dalam ceramah.
Tahap akhir ceramah, terdiri dari;
1) Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan;
2) Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan pelajaran berikutnya; dan
3) Penjelasan tentang kegiatan pertemuan berikutnya. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah Tjipto Utomo dan Ruitjen (Pendidikan IPS sekolah dasar, 2013: 75) menyarankan hal-hal sebagai berikut : “ Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang dilakukan dalam pembelajaran, menganalisis hal-hal yang dilakukan pada saat memberikan ceramah, dan berlatih terus berceramah, karena tidak satu perbuatan pun yang berhasil satu kali jadi”