A. Pengembangan Program Bimbingan di SD
Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dapat di kembangkan dalam empat layanan utama, yaitu a) layanan dasar bimbingan; b) layanan responsive; c) layanan perencanaan individual ; d) dukungan system
1. Layanan Dasar Bimbingan,
Yaitu layanan yang membantu murid mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan dasar untuk kehidupan yang mengacu kepada tugas – tugas perkembangan murid SD.
Materi dalam layanan dasar bimbingan lebih berkaitan dengan bimbingan pribadi. Dalam bimbingan pribadi lebih memfokuskan kepada upaya mengembangkan aspek pribadi murid, seperti memahami diri, memahami lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, bimbingan menjadi pribadi mandiri.
Beberapa contoh materi bimbingan pribadi di SD, yaitu:
a. Motivasi belajar
b. Kemampuan memecahkan masalah
c. Self esteem
d. Membuat program kegiatan sehari – hari
e. Cara mengembangkan minat, bakat.
f. Keterampilan berkomunikasi
g. Keterampilan pengambilan keputusan.
h. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi.
i. Cara belajar yang efektif dsb.
Layanan dasar bimbingan ditujukan untuk semua murid, disampaikan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika kelompok, baik dalam kelompok kecil atau klasikal. Kurikulum materi layanan disusun dengan menggunakan sumber – sumber referensi dan sumber lainnya dan menggunakan strategi penyampaian dan penilaian. Materi layanan diberikan dengan memperhatikan usiadan tahapan perkembangan murid.
a. Layanan Responsive (Responsive Services)
Layanan ini ditujukan untuk membantu murid dalam bentuk mengintervensi masalah atau kepedulian pribadi murid yang dirasakan pada saat itu, seperti yang berhubungan dengan masalah social - pribadi, pengembangan pendidikan, atau bimbingan karir. Isi karangan responsive yaitu : a) bimbingan belajar ; b) bimbingan social – pribadi; c) bimbingan karir. Layanan ini bersifat preventive atau mungkin kuratif.
Tujuan dari layanan Responsive adalah membantu murid SD agar mampu menentukan pilihan dan terhindar dari pilihan yang tidak baik. Strategi layana dapat dilakukan dengan konselingorang tua dan guru.
Contoh topic yang relevan dengan masalah di SD, yaitu :
Layana perencanaan individual adalah jenis layanan yang membantu murid dalam membuat rencana pendidikan, karir, dan soaial – pribadinya. Tujuan utama dari layanan perencanaan pendidikan adalah membantu murid memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan sendiri, dan merencanakan serta mengimplementasikan perencanaan tersebut. Melalui layanan perencanaan individual murid dapat: a)membuat peren canaan dalam mencpai tujuan jangka pendek dan panjang; b) memahami dan menganalisiskekuatan dan kelemahan diri; c) dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuat sendiri; d) mempersiapkan tujuan social – pribadi, pendidikan, karir, yang didasarkan atas pertimbangan dan pengetahuan atas dirinya, dan berbagai informasi yang diperoleh.
Guru dapat menggunakan narasumber dan berbagai informasi lainnya untuk membantu murid secara individual dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Layanan ini diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan yang dibuat murid harus ditentukan oleh murid itu sendiri. Layanan diberikan dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok dan konseling.
Isi layanan perencanaan individual yaitu :
a) Bidang pendidikan dengan topik “ Cara Belajar yang Efektif”
b) Bidang sosial – pribadidengan topi “ Mengembangkan Konsep Diri yang Positif, Mengembangkan
Keterampilan Sosial yang Tepat, Belajar Menghindari Permusuhan dengan Teman”;
c) Bidang karir dengan topik” Mengenal dan Mengidentifikasi jenis – jenis Sekolah, Mengenal Jenis Pekerjaan yang Ada di Masyarakat.”
c. Dukungan Sistem
Dukungan system merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meninghkatkan programbimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung system lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa.
Masing – masing layanan memiliki alokasi waktu, seperti untuk 1) Layanan Dasar Bimbingan adalah 35-40%; 2) Layanan Responsive 30% - 40%; 3) Sistem Perencanaan Individual 5% - 10% ; Pendukung Sistem 10% - 15%
Keempat layanan utama seperti diuraikan diatas, dalam implementasinya didukung oleh layanan – layanan yang lainnya, yaitu :
2. Layanan Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan dalam bentuk menghimpun informasi tentang murid beserta latar belakangnya. Pengumpulandata tentang murid merupakan identifikasi awal tentang identitas murid, bakat dan minat, beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap murid dan membantu mereka agar mereka dapat berkembang secara optimal.
3. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
Layanan ini merupakan layanan pertama yang diberikan kepada murid. Pada saat murid memasuki usia sekolah sangat membutuhkan informasi tentang sekolah, seperti kurikulum, tata tertib, guru – gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki ( perpustakaan, ruang belajar, ruang guru, wc, dsb). Layanan ini bertujuan agar murid memiliki informasi yang memadai tentang dirinya dan lingkungannya. Layanan ini sangat strategis agar murid merasakan kenyamanan dan ketenangan di dalam sekolah. Layanan ini disampaikan juga kepada orang tua agar dapat membantu putra putrinya dalam menyesuaikan diri dengan sekolah dan semua personil yang ada. Pelaksanaan penyampaian layanan ini adalah pada waktu murid memasuki sekolah dan akan diulang pada wakatu tahun ajaran baru.
4. Layanan Penempatan
Layanan penempatan bertujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan tempat atau wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki secara optimal. Perkembangan optimal ini akan terwujud bilamana individu berada pada posisi yang sesuai dengan pribadinya, bakat, minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan lanjutan dari layanan orientasi. Jika layanan orientasi memberikan informasi secara umum, seperti tentang cara menyalurkan bakat, tentang belajar kelompok, sedangkan layanan penempatan lebih memperhitungkan alternatif kemungkinan penempatan murid secara individual, dengan melalui pengukuran terhdap kemampuan, bakat, dan minat, serta kemungkinan-kemungkinan khusus lainnya.
a. Layana Penempatan Dalam Belajar di Kelas
Dalam kegiatan belajar di kelas, terkadang ada murid yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar dsb. Untuk menghadapi murid yang demikian, layanan penempatan dapat memberikan bantuan. Pada murid yang baru masuk kelas 1 SD, mereka datang dari lingkungan dan pengalaman yang berbeda satu sama lain. Ada murid yang sebelumnya pernah masuk Taman Kanak – Kanak (TK), tapi tidak sedikit yang belum pernah memasuki TK. Dengan demikian mereka datang dengan kemampuan awal yang berbeda, terutama pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Keadaan ini harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap murid mendapatkan posisiyang tepat sehingga ia mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan. Guru kelas harus mampu menempatan murid secara tepat. Jikadi perlukan ada seleksi sederhana tentang kemampuan calistung (membaca, menulis dan berhitung), tapi bukan seleksi masuk kelas 1 SD. Hasil seleksi dapat digunakan untuk penempatan posisi duduk, kelompok belajar, yang pandai menjadi tutor sebaya bagi temannya yang lain, atau dapat dijadikan pertimbangan untuk pembagian jelas biasa dengan kelas unggulan. Tentu cara penempatan murid ini harus menggunaka berbagai pertimbangan yang seksama, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam mengambil keputusan.
b. Layanan Penempatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Layanan penempatan dalam kegiatan ekstra kurikuler sangat diperlukan untuk mendapatkan murid dalam kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, murid itu sendiri. Guru harus memiliki pemahaman yang memadai tentang bakat, minat serta kemampuan murid – muridnya, agar dapat menempatkan murid pada kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai. Kegiatan ekstra kurikuler di SD dapat dikelompokan dalam beberapa macam, seperti olahraga, kesenian (seni tari, seni suara, seni music, seni gambar), kelompok ilmiah remaja, pramuka dan lain sebagainya. Dengan adanya penempatan murid pada kegiatan ekstra kurikuler yang tepat, diharapkan akan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
5. Layanan Konseling
Yaitu layana secara individual kepada murid yang memiliki masalah pribadi. Tujuan layanan konseling adalah upaya membantu murid agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Layanan konseling sering disebut merupakan inti dari keseluruhan layanan bimbingan, karena bantuan melalui konseling langsung berkenaan dengan pribadi setiap murid.
Layanan Referal, merupakan layanan dengan melimpahkan masalah kepada pihak yang lebih mampu dan berwenang. Layanan referral ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi murid diluar kewenangan guru atau guru pembimbing SD. Kegiatan referal menunjuk pada azas alih tangan kasus yaitu azas bimbingan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor dan jalur dari konselor. Jalur kepada konseor, dalam arti konselor menerima “kiriman” konseli dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog, kepala suatu kantor aau perusahaan). Sedangkan jalur dari konselor, dalam arti konselor “mengirimkan” konseli yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (msalnyaguru bidang studi, psikolog, psikiater, dan dokter). Konselor menerima konseli dari pihak lain dengan harapan konseli itu dapat ditangani sesuai dengan permasalahan konseli yang belum atau tidak tuntas ditangani oleh pihak lain itu; atau permasalahan konseli itu tidak sesuai dengan bidang keahlian pihak yang mengirimkan konseli itu. Di sisi lain, konselor mengalihtangankan konseli kepada pihak lain apabila masalah yang dihadapi konseli memang diluar kewenangan konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namun permasalaha konseli belum berhasil ditangani secara tuntas. Menurut surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam layanan referral, yaitu :
Merupakan layanan untuk menilai keberhasilan program bimbingan yang telah dilaksanakan. Disamping itu juga dengan layanan evaluasi, dapat diketahui program yang tidak mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, sehingga dapat dianalisa dan ditentukan untuk program tindak lanjutnya.
Tujuan dilaksanakannya layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah :
Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dapat di kembangkan dalam empat layanan utama, yaitu a) layanan dasar bimbingan; b) layanan responsive; c) layanan perencanaan individual ; d) dukungan system
1. Layanan Dasar Bimbingan,
Yaitu layanan yang membantu murid mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan dasar untuk kehidupan yang mengacu kepada tugas – tugas perkembangan murid SD.
Materi dalam layanan dasar bimbingan lebih berkaitan dengan bimbingan pribadi. Dalam bimbingan pribadi lebih memfokuskan kepada upaya mengembangkan aspek pribadi murid, seperti memahami diri, memahami lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, bimbingan menjadi pribadi mandiri.
Beberapa contoh materi bimbingan pribadi di SD, yaitu:
a. Motivasi belajar
b. Kemampuan memecahkan masalah
c. Self esteem
d. Membuat program kegiatan sehari – hari
e. Cara mengembangkan minat, bakat.
f. Keterampilan berkomunikasi
g. Keterampilan pengambilan keputusan.
h. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi.
i. Cara belajar yang efektif dsb.
Layanan dasar bimbingan ditujukan untuk semua murid, disampaikan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika kelompok, baik dalam kelompok kecil atau klasikal. Kurikulum materi layanan disusun dengan menggunakan sumber – sumber referensi dan sumber lainnya dan menggunakan strategi penyampaian dan penilaian. Materi layanan diberikan dengan memperhatikan usiadan tahapan perkembangan murid.
a. Layanan Responsive (Responsive Services)
Layanan ini ditujukan untuk membantu murid dalam bentuk mengintervensi masalah atau kepedulian pribadi murid yang dirasakan pada saat itu, seperti yang berhubungan dengan masalah social - pribadi, pengembangan pendidikan, atau bimbingan karir. Isi karangan responsive yaitu : a) bimbingan belajar ; b) bimbingan social – pribadi; c) bimbingan karir. Layanan ini bersifat preventive atau mungkin kuratif.
Tujuan dari layanan Responsive adalah membantu murid SD agar mampu menentukan pilihan dan terhindar dari pilihan yang tidak baik. Strategi layana dapat dilakukan dengan konselingorang tua dan guru.
Contoh topic yang relevan dengan masalah di SD, yaitu :
- a. Kenakalan anak
- b. Keberhasilan belajar
- c. Tata tertib sekolah
- d. Penyalahgunaan obat – obatan terlarang
- e. Kehadiran
- f. Sikap dan perilaku terhadap sekolah
- g. Penyesuaian terhadap sekolah baru
- h. Keterampilan studi
- a. Masalah perceraian
- b. Masalah keluarga
- c. Kematian keluarga atau teman
- d. Hubungan dengan teman, dsb
Layana perencanaan individual adalah jenis layanan yang membantu murid dalam membuat rencana pendidikan, karir, dan soaial – pribadinya. Tujuan utama dari layanan perencanaan pendidikan adalah membantu murid memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan sendiri, dan merencanakan serta mengimplementasikan perencanaan tersebut. Melalui layanan perencanaan individual murid dapat: a)membuat peren canaan dalam mencpai tujuan jangka pendek dan panjang; b) memahami dan menganalisiskekuatan dan kelemahan diri; c) dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuat sendiri; d) mempersiapkan tujuan social – pribadi, pendidikan, karir, yang didasarkan atas pertimbangan dan pengetahuan atas dirinya, dan berbagai informasi yang diperoleh.
Guru dapat menggunakan narasumber dan berbagai informasi lainnya untuk membantu murid secara individual dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Layanan ini diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan yang dibuat murid harus ditentukan oleh murid itu sendiri. Layanan diberikan dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok dan konseling.
Isi layanan perencanaan individual yaitu :
a) Bidang pendidikan dengan topik “ Cara Belajar yang Efektif”
b) Bidang sosial – pribadidengan topi “ Mengembangkan Konsep Diri yang Positif, Mengembangkan
Keterampilan Sosial yang Tepat, Belajar Menghindari Permusuhan dengan Teman”;
c) Bidang karir dengan topik” Mengenal dan Mengidentifikasi jenis – jenis Sekolah, Mengenal Jenis Pekerjaan yang Ada di Masyarakat.”
c. Dukungan Sistem
Dukungan system merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meninghkatkan programbimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung system lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa.
Masing – masing layanan memiliki alokasi waktu, seperti untuk 1) Layanan Dasar Bimbingan adalah 35-40%; 2) Layanan Responsive 30% - 40%; 3) Sistem Perencanaan Individual 5% - 10% ; Pendukung Sistem 10% - 15%
Keempat layanan utama seperti diuraikan diatas, dalam implementasinya didukung oleh layanan – layanan yang lainnya, yaitu :
2. Layanan Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan dalam bentuk menghimpun informasi tentang murid beserta latar belakangnya. Pengumpulandata tentang murid merupakan identifikasi awal tentang identitas murid, bakat dan minat, beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap murid dan membantu mereka agar mereka dapat berkembang secara optimal.
3. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
Layanan ini merupakan layanan pertama yang diberikan kepada murid. Pada saat murid memasuki usia sekolah sangat membutuhkan informasi tentang sekolah, seperti kurikulum, tata tertib, guru – gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki ( perpustakaan, ruang belajar, ruang guru, wc, dsb). Layanan ini bertujuan agar murid memiliki informasi yang memadai tentang dirinya dan lingkungannya. Layanan ini sangat strategis agar murid merasakan kenyamanan dan ketenangan di dalam sekolah. Layanan ini disampaikan juga kepada orang tua agar dapat membantu putra putrinya dalam menyesuaikan diri dengan sekolah dan semua personil yang ada. Pelaksanaan penyampaian layanan ini adalah pada waktu murid memasuki sekolah dan akan diulang pada wakatu tahun ajaran baru.
4. Layanan Penempatan
Layanan penempatan bertujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan tempat atau wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki secara optimal. Perkembangan optimal ini akan terwujud bilamana individu berada pada posisi yang sesuai dengan pribadinya, bakat, minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan lanjutan dari layanan orientasi. Jika layanan orientasi memberikan informasi secara umum, seperti tentang cara menyalurkan bakat, tentang belajar kelompok, sedangkan layanan penempatan lebih memperhitungkan alternatif kemungkinan penempatan murid secara individual, dengan melalui pengukuran terhdap kemampuan, bakat, dan minat, serta kemungkinan-kemungkinan khusus lainnya.
a. Layana Penempatan Dalam Belajar di Kelas
Dalam kegiatan belajar di kelas, terkadang ada murid yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar dsb. Untuk menghadapi murid yang demikian, layanan penempatan dapat memberikan bantuan. Pada murid yang baru masuk kelas 1 SD, mereka datang dari lingkungan dan pengalaman yang berbeda satu sama lain. Ada murid yang sebelumnya pernah masuk Taman Kanak – Kanak (TK), tapi tidak sedikit yang belum pernah memasuki TK. Dengan demikian mereka datang dengan kemampuan awal yang berbeda, terutama pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Keadaan ini harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap murid mendapatkan posisiyang tepat sehingga ia mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan. Guru kelas harus mampu menempatan murid secara tepat. Jikadi perlukan ada seleksi sederhana tentang kemampuan calistung (membaca, menulis dan berhitung), tapi bukan seleksi masuk kelas 1 SD. Hasil seleksi dapat digunakan untuk penempatan posisi duduk, kelompok belajar, yang pandai menjadi tutor sebaya bagi temannya yang lain, atau dapat dijadikan pertimbangan untuk pembagian jelas biasa dengan kelas unggulan. Tentu cara penempatan murid ini harus menggunaka berbagai pertimbangan yang seksama, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam mengambil keputusan.
b. Layanan Penempatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Layanan penempatan dalam kegiatan ekstra kurikuler sangat diperlukan untuk mendapatkan murid dalam kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, murid itu sendiri. Guru harus memiliki pemahaman yang memadai tentang bakat, minat serta kemampuan murid – muridnya, agar dapat menempatkan murid pada kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai. Kegiatan ekstra kurikuler di SD dapat dikelompokan dalam beberapa macam, seperti olahraga, kesenian (seni tari, seni suara, seni music, seni gambar), kelompok ilmiah remaja, pramuka dan lain sebagainya. Dengan adanya penempatan murid pada kegiatan ekstra kurikuler yang tepat, diharapkan akan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
5. Layanan Konseling
Yaitu layana secara individual kepada murid yang memiliki masalah pribadi. Tujuan layanan konseling adalah upaya membantu murid agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Layanan konseling sering disebut merupakan inti dari keseluruhan layanan bimbingan, karena bantuan melalui konseling langsung berkenaan dengan pribadi setiap murid.
Layanan Referal, merupakan layanan dengan melimpahkan masalah kepada pihak yang lebih mampu dan berwenang. Layanan referral ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi murid diluar kewenangan guru atau guru pembimbing SD. Kegiatan referal menunjuk pada azas alih tangan kasus yaitu azas bimbingan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor dan jalur dari konselor. Jalur kepada konseor, dalam arti konselor menerima “kiriman” konseli dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog, kepala suatu kantor aau perusahaan). Sedangkan jalur dari konselor, dalam arti konselor “mengirimkan” konseli yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (msalnyaguru bidang studi, psikolog, psikiater, dan dokter). Konselor menerima konseli dari pihak lain dengan harapan konseli itu dapat ditangani sesuai dengan permasalahan konseli yang belum atau tidak tuntas ditangani oleh pihak lain itu; atau permasalahan konseli itu tidak sesuai dengan bidang keahlian pihak yang mengirimkan konseli itu. Di sisi lain, konselor mengalihtangankan konseli kepada pihak lain apabila masalah yang dihadapi konseli memang diluar kewenangan konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namun permasalaha konseli belum berhasil ditangani secara tuntas. Menurut surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam layanan referral, yaitu :
- Referal harus disertai dengan data yang lengkap tentang murid dan masalah yang dihadapi
- Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referral
- Referal harus disetujui oleh murid yang bersangkutan, dan orangtua kalau perlu
- Layanan Referal harus tetap menjadi tanggungjawab pihak sekolah. Pihak yang dirujuk harus tetap menjalin hibungan dengan pihak sekolah.
- Pihak yang dirujuk harus memberikan laporan terperinci tentang perkembangan dan hasil upaya rujukan itu kepada pihak sekolah. Laporan tersebut penting diketahui dan dijadikan bahan untuk memberikan perlakuan yang berkesinambungan di sekolah dan dirumah.
Merupakan layanan untuk menilai keberhasilan program bimbingan yang telah dilaksanakan. Disamping itu juga dengan layanan evaluasi, dapat diketahui program yang tidak mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, sehingga dapat dianalisa dan ditentukan untuk program tindak lanjutnya.
Tujuan dilaksanakannya layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah :
- Untuk mengetahui apakah program layanan sudah dapat dilaksanakan dengan baik?
- Untuk mengetahui efektifitas layanan yang sudah diberikan.
- Untuk mengetahui apakah ada konstribusinya layanan bimbingan terhadap program sekolah.
- Untuk mendorong kepala sekolah dan seluruh personal sekolah dalam melakukan perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
- Dengan evaluasi seluruh guru diharapkan dapat masing-masing menyadari akan tugas dan tanggung jawab masing-masing sebagai pelayan kebutuhan anak didiknya.
- Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukan dalam program layanan bimbingan selanjutnya