Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah | Problem Based Learning..!!

Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Menurut Wardhani (2006: 10-18), prinsip-prinsip yang harus diacu dalam pelaksanaan PBL adalah sebagai berikut:
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan guru akan memudahkan pelaksanaan berbagai tahap kegiatan pembelajaran dan pencapaian tujuan yang diinginkan, yaitu antara lain sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
Guru menetapkan tujuan pada saat perencanaan dan tujuan itu dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa pada tahap berinteraksi.
2) Merancang situasi masalah yang sesuai
Hal penting yang harus dilakukan guru adalah merancang situasi masalah yang sesuai dan merencanakan cara-cara untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam melaksanakan proses perencanaan penyelesaian masalah. Situasi masalah yang baik memenuhi lima kriteria, yaitu:
  • a) Masalah harus autentik, artinya masalah harus lebih berakar pada dunia nyata daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
  • b) Masalah seharusnya tak terdefinisi secara ketat dan dapat menghadapkan siswa pada suatu makna misteri atau teka-teki, hal tersebut akan mencegah jawaban sederhana dan dapat menimbulkan adanya alternatif pemecahan yang masing-masing alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan.
  • c) Masalah hendaknya bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual mereka, artinya masalah yang diberikan terjangkau oleh pikiran siswa dan modal dasar untuk menyelesaikan masalah sudah dimiliki siswa.
  • d) Masalah hendaknya cukup luas untuk memungkinkan guru menggarap tujuan pembelajaran pembelajaran mereka dan masih cukup terbatas untuk membuat layaknya pelajaran dalam waktu, tempat dan sumber daya yang terbatas.
  • e) Masalah hendaknya efisien dan efektif bila diselesaikan secara kelompok, artinya masalah itu memang layak dikerjakan dalam kelompok dan dengan dilaksanakan dalam kelompok akan lebih lancar dibandingkan kalau dilaksanakan secara individu, bukan sebaliknya.
3) Mengorganisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam hal ini tugas guru adalah mengorganisasi sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa. Guru bertanggung jawab dalam memasok bahan yang diperlukan dalam kegiatan. Bila bahan yang dibutuhkan tersedia di sekolah maka tugas perencanaan yang utama oleh guru adalah mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan menyediakan bahan tersebut untuk siswa.
Dalam pembelajaran berbasis masalah ini siswa dimungkinkan bekerja dengan berbagai material dan peralatan, dan pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan maupun di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukuan di luar sekolah.
b. Tugas interaktif
1) Mengorientasikan siswa pada situasi masalah
Pada saat pembelajaran dimulai guru seharusnya mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas, menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap pelajaran, dan menguraikan apa yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa. Pada tahap orientasi ini, guru perlu menyajikan situasi masalah dengan hati-hati atau dengan prosedur yang jelas dan mellibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus disampaikan kepada siswa semenarik dan setepat mungkin. Dalam hal ini yang penting diperhatikan guru adalah bahwa kegiatan orientasi pada situasi masalah akan menetukan pada tahap penyelidikan berikutnya, sehingga presentasinya harus menarik minat siswa dan menghasilkan rasa ingin tahu.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar
PBL membutuhkan pengembangan keterampilan kolaborasi antar siswa dalam kegiatan penyelidikan, sehingga kegiatan penyelidikan perlu dilakukan secara bersama. Untuk itu, disarankan agar guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar kooperatif. Pembentukan kelompok utamanya didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dan telah ditetapkan oleh guru dalam suatu kegiatan penyelidikan. Tantangan bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan, dan semua penyelidikan dalam sub-bab topik itu akan menghasilkan penyelesaian masalah umum yang telah dipilih atau ditetapkan oleh guru dan siswa. Jika tugas penyelidikan cukup besar dan rumit maka tugas guru adalah membantu siswa menghubungkan tugas dan aktivitas penyelidikan dengan jadwal waktu yang dapat ditampilkan dalam bentuk diagram jadwal kegiatan.
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok dalam mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Teknik penyelidikan dalam rangka memecahkan masalah dapat dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Pada intinya kegiatan penyelidikan mencakup: pengumpulan data dan eksperimentasi (sesungguhnya atau secara mental), berhipotesis, menjelaskan hipotesa, memberikan pemecahan dan mengembangkan atau menyajikan artefak dan pameran.
4) Pengumpulan data dan eksperimentasi
Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimentasi mental atau eksperimentasi sesungguhnya samapi mereka betul-betul memahami dimensi-dimensi situasi masalahnya.
Tujuannya agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Untuk itu, guru dapat membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dab mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa memikirkan tentang masalah dan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan agar siswa sampai pada: (1) pemecahan yang dapat dipertahankan;(2) berhipotesis, menjelaskan dan memberi pemecahan.
Pada tahap ini guru diharapkan mendorong siswa untuk mengemukakan ide-idenya dalam bentuk hipotesis, penjelasan dan pemecahan berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap pengumpulan informasi dan eksperimentasi; (3) guru diharapkan menerima sepenuhnya semua ide dan gagasan siswa. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa memikirkan kelayakan dari hipotesis, penjelasan, pemecahan dan kulitas informasi yang telah mereka kumpulkan dan ajukan; (4) mengembangkan dan menyajikan artefak serta pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, yang meliputi berbagai karya nyata, misalnya: gambar video yang menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini guru meminta siswa untuk melakukan rekonstruksi pemikiran dan aktivitas mereka selama tahap-tahap pelajaran yang telah dilewatinya. Kapan mereka pertama kali memperoleh pemahaman yang jelas tentang situasi masalah? Kapan mereka merasa yakin dalam pemecahan tertentu? Mengapa mereka dapat menerima oenjelasan lebih awal dibanding lainnya? Mengapa mereka menolak beberapa penjelasan? Mengapa mereka mengadopsi pemecahan final mereka? Apakah mereka telah mengubah pemikirannta tentang situasi masalah itu ketika penyelidikan berlangsung? Apa penyebab perubahan itu? Apakah mereka akan melakukan hal berbeda di waktu yang akan datang?

Pengunjung