Pada postingan kali ini penulis akan membahas makalah
Metode Pengembangan yang didalamnya diulas mengenai 1) Memperbaiki Hubungan Orang Tua-Anak 2) Peran Orang Tua dalam Mendidik Perilaku Anak,
yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah
silaturahmi dan mau membaca artikel tulisan yang ada di Adin blog's ini.
Anak
adalah mutiara yang berharga manakala orang tua berhasil mendidik dan
menanamkan nilai-nilai etika perilaku secara baik dan benar. Namun anak
juga dapat menjadi sumber malapetaka apabila kurang atau bahkan
mendapatkan sentuhan kasih sayang dan bimbingan moral dan spiritual.
Ketika
seorang anak pada akhirnya menjadi liar, berani kepada orang tua, serta
kurang mengindahkan norma susila, hal ini bukan semata kesalahan sang
anak. Peran orang tua sangat besar dalam menentukan arah dan warna
kepribadiannya. Untuk itu, di era yang serba carut marut ini, pendidikan
moral atau akhlak keagamaan mutlak diperlukan. Pendidikan dasar tentang
akhlak Al-karimah atau akhlak mulia ini harus dimulai semenjak ia masih
kecil, dimana sang anak berada dalam kebiasaan “meniru”.
Orang tua
harus benar-benar memahami segala karakteristik pada masa ini agar dapat
memberikan pemeliharaan dan asuhan yang bersifat mendidik.
PEMBAHASAN
A. Memperbaiki Hubungan Orang Tua-Anak
Semua orang tua dapat menjadi orang tua yang lebih baik melalui pemakaian teknik yang lebih efektif.
1. Berkomunikasi dengan Anak
Adakalanya
tepat untuk berespons secara verbal terhadap perilaku buruk, masalah
atau situasi anak. Ini terutama berlaku jika anak mengalami masalah yang
memerlukan pendengaran yang efektif sehingga dapat memecahkan
masalahnya secara verbal.
Anak yang mengalami masalah perlu
membicarakannya dengan orang tua dengan yang peranannya adalah
mengkomunikasikan kepada anak bahwa orang tua mengerti bagaimana
perasaan anak dan bahwa orang tua bersedia membantu anak dalam
menghadapi masalah. Dengan merefeksikan perasaan si anak, anda
memperlihatkan kepadanya bahwa orang tua mengerti dirinya dan bersedia
membantunya dalam memecahkan masalah guna mendapatkan solusi yang dapat
diterima.
Ada pilihan yang harus dibuat di dalam semua kasus
perilaku yang tidak memuaskan. Jika anak menunjukkan bahwa ia mempunyai
masalah tertentu, orang tua harus berusaha mencerminkan keprihatinan
yang diekspresikan oleh anak, mengusahakan agar percakapan terus
berlangsung, dan membantu anak mengusahakan solusi yang mungkin untuk
masalah yang bersangkutan. Jika prilaku anak menyebabkan orang tua
mengalami masalah, orang tua dapat menggunakan konsekuensi prilalku atau
dapat mengatakan kepada anak bagaimana perasaan orang tua mengenai
prilaku tersebut.
Orang tua yang peka akan menjadi sadar akan
situasi dimana anak yang mempunyai masalah perlu mengekspresikan
perasaan dan kekhawatiran agar solusi dapat dicapai. Ada kalanya juga
anak menimbulkan masalah untuk orang tua yang kemudian mempunyai
kebutuhan untuk mengekspresikan kekhawatiran atau berprilaku sesuai
dengannya. Kemampuan berkomunikasi dengan anak adalah aspek esensial
dari rumah tangga yang demokratis.
2. Hormati Hak Anak untuk Memutuskan
Banyak
masalah di dalam keluarga berasal langsung dari upaya orang tua untuk
mendominasi anak-anak mereka. Orang tua harus belajar menaruh respek
atas hak anak untuk memilih, tetapi pastikan bahwa mereka mengalami
konsekuensi dari pilihan mereka.
Orang tua harus memperlihatkan
kepercayaan lebih besar kepada anak dan mengkomunikasikan kepercayaan
ini. Anak benar-benar mempunyai kapasitas untuk memecahkan masalah
mereka sendiri dengam cara mereka sendiri.
3. Bantu Anak Mengidentifikasi Tujuan Mereka yang Salajh
Jika
anak sadar akan tujuan mereka, mereka dapat mengubah tujuan tersebut
tanpa bantuan dari orang lain. Mereka cenderung untuk tidak berubah
karena mereka tidak sadar akan tujuan prilaku mereka. Orang tua dapat
membantu anak menjadi sadar akan tujuan mereka.
B. Peran Orang Tua dalam Mendidik Perilaku Anak
Orang
tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Untuk
membawa anak kedewasaan dan memiliki perilaku yang baik maka orang tua
harus memberi teladan yang baik. Contoh dan suritauladan adalah salah
satu cara mendidik anak yang paling baik. Nasehat yang baik untuk anak
akan berubah menjadi kebalikannya jika tidak diperaktekan oleh orang
yang memberikan nasehat.
Orang tua harus berhati-hati jangan
sampai anaknya mendengar kebohongan darinya meskipun ia masih kecil,
karena itu ia akan menghilangkan semua nasehatnya yang benar dan tidak
diperdulikan oleh anaknya.
Dengan teladan yang baik pula, anak
tidak merasa di paksa. Dalam memberikan sugesti kepada anak tidak dengan
cara otoriter melainkan yang sistem pergaulan sehingga dengan senang
anak melakukannya. Biasanya anak paling suka untuk identik denga orang
tuanya. Antara anak dengan orang tua ada rasa simpati dan kekaguman.
Untuk mencapai hasil yang baik perlulah dasar-dasar berikut :
- Anak-anak harus diajarkan supaya dapat membedakan yang baik dari yang buruk (menurut norma-norma yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat)
- Anak-anak hendaklah di didik agar berkembang perasaan cintanya terhadap segala sesuatu yang baik dan membenci segala sesuatu yang buruk
- Anak-anak harus dibiasakan mengerjakan segala sesuatu yang baik dan menjauhi yang buruk atas kemauan sendiri dalam segala hal dan setiap waktu.
Pada
masa anak-anak (usia 3-6 tahun) peranan orang tua sebagai pembimbing
dirasakan sangat penting melalui pembiasaan. Misalnya orang tua sering
mengajak anaknya ketempat ibadah, sebagai penanaman dasar yang akan
mengarahkan anak pada kehadiran agama dalam bentuk pengalaman-pengalaman
dengan penuh ketaatan. Dengan demikian, penanaman agama yang dimiliki
anak sejak kecil, ini betul-betul tertanam dan berkesan pada dirinya.
Pembentukan
kepribadian berkaiatan erat dengan pembinaan iman dan akhlak. Secara
umum para pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu
mekanisme yang mengendalikan dan mengarah sikap perilaku seseorang.
Apabila
kepribadian seseorang kuat maka sikapnya tegas perilakunya tidak mudah
terpengaruhi oleh bujukan dan faktor-faktor yang datang dari luar, serta
ia bertanggungjawab atas ucapan dan perbuatannya.
Apabila nilai
agama banyak masuk ke dalam pembentukan seseorang, tingkah laku orang
tersebut akan diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.
Disinilah letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama. Disinilah
letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa
pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Pendidikan
agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi
pendidikan lainnya. Pendidikan agama bukan hanya sekedar memberi
pengetahuan tentang keagamaan melainkan yang lebih utama adalah
membiasakan anak taat dan patuh menjalankan ibadat dan berbuat serta
berperilaku di dalam kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang telah
ditetapkan dalam agama masing-masing.
KESIMPULAN
Keluarga merupakan bagian pendidikan luar
sekolah sebagai wahana pendidikan agama, moral, disiplin dan afeksi yang
paling ampuh. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan
utama bagi seseorang dengan orang tua sebagai kunci.
Tingkah laku
orang tua pun dipelajari, keterampilan-keterampilan menjadi orang tua
yang baik tidak muncul mendadak dan berdasarkan naluri tetapi juga
dengan belajar.
Semua perilaku anak yang buruk ditujukan pada salah satu dari empat kemungkinan tujuan, diantaranya :
- Mendapatkan perhatian
- Mendemonstrasikan kekuasaan
- Mengadakan pembalasan
- Melarikan diri dengan menarik diri
Memperbaiki hubungan orang tua dan anak
- Berkomunikasi dengan anak
- Hormati hak anak untuk memutuskan
- Bantu anak mengidentifikasi tujuan mereka yang salah
Orang
tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Untuk
membawa anak kedewasaan dan memiliki perilaku yang baik maka orang tua
harus memberi teladan yang baik.
Peran sebagai orang tua itu dalam
perilaku anak yang baik harus mempunyai suatu sikap suri tauladan,
adanya kesadaran akan tanggungjawab mendidik dan membina anak secara
kontinou perlu dikembangkan kepada setiap orang tua.
REFERENSI
- Sevese, Sal. (2002). Bagaimana Bersikap Pada Anak Agar Anak Bersikap Baik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Balson, Maurice. (1993). Menjadi Orang Tua yang Lebih Baik. Jakarta : Binarupa Aksara.
- Surya, M. (2003). Bina Keluarga : Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang : CV. Aneka Ilmu.
- Purwanto, M. Ngalim. (1998). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Artikel Terkait :