Pada
postingan kali ini tepatnya tanggal 08 November 2013 admin akan
memberikan Sebuah Jurnal Pembelajaran yang materinya antara lain :
Analisa Kebutuhan Petani, Eksplorasi Masalah Petani, Pengantar Pertanian
Ramah Lingkungan Berkelanjutan dan Ekologi Tanah
Senin, 27 November 2006 ( Hari ke I )
Pelatihan
dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Hutanamora Kecamatan Silaen
Kabupaten Toba Samosir, diawali dengan perkenalan pertama dari Tim dan
dilanjutkan dengan perkenalan peserta satu per satu dengan metoda acak
(tidak berurut). Peserta yang hadir adalah 31 orang, 29 orang masyarakat
sekitar dan 2 orang dari Nomensen. Proses ini sangat penting guna
meminimalisir jarak antara pemandu dengan peserta sehingga akan lebih
akrab, kondisi ini diperlukan agar pada saat diskusi akan lebih terbuka
dan bebas mengeluarkan pendapat dan terciptanya kondisi partisipatif.
Setelah
perkenalan, dilanjutkan dengan persiapan materi pendahuluan. Namun
sebelum materi dimulai peserta merubah pola duduk dari sistem kelas
menjadi sistem setengah lingkaran. Setelah perubahan tempat duduk
dilanjutkan dengan pendahuluan yaitu analisa kebutuhan petani dan
membongkar budaya bertani. Pada pembahasan pada eksplorasi kebutuhan dan
peran petani dalam bertani dengan budaya bertaninya diperoleh data-data
yang dilandasi dari nilai kejujuran dan fakta kondisi petani saat ini,
proses ini merupakan upaya membongkar kebekuan pikiran. Apa yang mereka
ungkapkan adalah sesuatu yang tidak mereka sadari bahwa selama ini
banyak memberikan kontribusi kepada orang lain, terbukti dari hasil
analisa kebutuhan hanya 25% saja kebutuhan mereka sehari hari dari
sektor pertanian yang dapat dipenuhi oleh mereka sendiri dan 75% didapat
dari membeli. Adapun hasil dari analisa tersebut adalah sebagai
berikut:
ANALISA KEBUTUHAN HIDUP SEKTOR PERTANIAN SEHARI - HARI
|
|||||
DESA
HUTANAMORA, KEC. SILAEN, KAB. TOBA SAMOSIR
|
|||||
NO.
|
JENIS TANAMAN
|
DISEDIAKAN (%)
|
MENGAPA
|
||
SENDIRI
|
ORG.LAIN
|
||||
1
|
Padi
|
100
|
0
|
1. Ngurus susah
|
|
2
|
Cabe Merah
|
5
|
95
|
2. Kurang Pengetahuan
|
|
3
|
Cabe Rawit
|
10
|
90
|
* Ngurus Tanaman
|
|
4
|
Daun Singkong
|
100
|
0
|
* Racun
|
|
5
|
Jagung
|
10
|
90
|
* Teknik bertanam tdk tahu
|
|
6
|
Gula
|
0
|
100
|
* Kurang penyuluhan
|
|
7
|
Garam
|
0
|
100
|
3. Modal
|
|
8
|
Bawang Merah
|
0
|
100
|
* Bibit
|
|
9
|
Bawang Daun
|
0
|
100
|
* Uang
|
|
10
|
Ubi Kayu
|
100
|
0
|
* Ilmu
|
|
11
|
Tomat
|
0
|
100
|
* Minat/niat
|
|
12
|
Bayam
|
0
|
100
|
4. Malas
|
|
13
|
Kangkung
|
0
|
100
|
||
325
|
975
|
1300
|
|||
25
|
75
|
100
|
petani lain diluar desa), dilanjutkan dengan pemilihan Presiden
Pelatihan secara demokrasi. Tim berperan sebagai KPU dan peserta adalah
pemilih aktif, adapun aturan mainnya adalah melalui selembar kertas yang
dibagikan KPU kepada seluruh peserta. Kemudian peserta diinstruksikan
memilih Presidennya dengan menggambarkan seseorang yang dipilih, setelah
digambar kenudian gambar yang merupakan surat suara langsung diberikan
kepada calon yang dipilih oleh peserta. Hasil pemilihan tersebut
mempercayakan kepada Bapak Binahar Panjaitan (Kepala Desa Hutanamora)
sebagai Presiden. Setelah secara sah dinyatakan sebagai Presiden Pak
Binahar Panjaitan mengangkat Pak Basirun Panjaitan sebagai sekrtaris,
Pak Sabiden Simanjuntak sebagai perlengkapan dan Ibu Nursintan Siahaan
sebagai Bendahara, setelah mengangkat para pembantunya langsung
membentuk Propinsi (kelompok) dan memilih langsung Gubernurnya. Hasilnya
terdapat empat Propinsi dan Gubernurnya, secara rinci adalah:
STRUKTUR PENGURUS PELATIHAN
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK
KEL. PADI
|
KEL. JAGUNG
|
KEL. KOPI
|
KEL. SINGKONG
|
|
|
|
|
Nama yang ditebalkan adalah ketua kelompok
Petani
selalu dijadikan objek dari para pengusaha Saprotan (sarana produksi
pertanian), mulai dari pupuk urea, NPK, TSP dan bahan insektisida,
herbisida, fungisida. Dalam kondisi yang sangat sulit, mulai dari sarana
penunjang sampai produksi yang rendah dan petani masih semangat untuk
bertani. Setelah setengah hari melakukan bedah kondisi petani, baru
memahami keberadaan Tim ditengah-tengah masyarakat adalah menawarkan
cara bertani dengan hati tanpa emosi dan menyalahkan pihak lain yang
mengakibatkan kondisi petani dan produk pertaniannya seperti sekarang
ini (hasil rendah, tanah semakin miskin hara dan sarana produksi semakin
tinggi). Pemahaman peserta yang semakin terbuka membuat peserta unjuk
penasaran dengan bertanya.
Pertanyaan:
- Pak Marudin Simanjuntak bertanya ”Kalau begitu kenapa Pemerintah menginstruksikan memakai pupuk kimia kepada masyarakat dalam produksi pertanian?”
Jawab:
- ”Pemerintah pada waktu itu tidak ingin membuat petani sengsara dan dibuatlah pabrik pupuk kimia untuk meningkatkan produksi pertanian dan pada dekade tahun 1980 mencapai swasembada pangan walaupun tidak disadari akibat dimasa depan” kata Pak Alik.
- Jawaban tersebut kemudian ditambah analogi pada kondisi tersebut melalui kisah Monyet dan Ikan; ”Disebuah hutan yang lebat ada seekor Monyet sedang memperhatikan Ikan cantik di sungai, lama-lama monyet tersebut merasa senang dan tidak ingin Ikan sengsara dan menderita. Suatu hari datanglah hujan yang lebat dan berakibat pada gangguan kenyamanan Ikan cantik tersebut, tanpa pikir panjang sang monyet langsung terjun ke sungai dengan maksud menyelamatkan. Setelah beberapa lama menyelam, akhirnya menemukan ikan yang disayangnya kemudian tanpa ragu-ragu membawanya keatas pohon sampai kondisi membaik. Namun yang terjadi kemudian sang ikan yang disayang mati”, kemudian Pak Alik bertanya kenapa ikannya mati?
Jawab:
- Spontan Ibu Nursintan Siahaan langsung menjawab ”ikan mati karena tidak pada habitatnya”
- Kemudian ditambah oleh Pak Alik ”Monyet tidak bertanya kepada ikan dan ikan tidak memberikan informasi bahwa dirinya tidak bisa hidup tanpa air”
Jadi kesimpulan yang diambil dari kondisi petani sekarang
seperti yang diilustrasikan dalam kisah monyet dan ikan yang keduanya
terjadi komunikasi yang tidak berjalan, sehingga maksud baik berbuah
kesengsaraan.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam diskusi identifikasi masalah, terungkap hal hal yang sangat menarik, sbb.:
MASALAH PETANI PESERTA PELATIHAN
- PETANI DI DESA HUTANAMORA BERTANAM PADI 1 TAHUN 1 KALI DENGAN BERA SELAMA 5-6 BULAN.
- PETANI SELALU MENYEDIAKAN KEBUTUHAN HIDUP SEHARI HARI DISEDIAKAN DENGAN CARA MEMBELI SEBESAR 75 %
- SARANA PRODUKSI PERTANIAN SELURUHNYA DI BELI DARI KIOS
- HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA PETANI DENGAN YANG TERKAIT DENGAN USAHATANI SELALU MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PETANI
- HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM DUA DUANYA TIDAK BERUNTUNG
- PENGGUNAAN PUPUK KIMIA SEMAKIN MENINGKAT TAPI PRODUKSI PADI TETAP
- PENGGUNAAN PESTISIDA MAKIN MENINGKAT SEDANGKAN HAMA MAKIN BERKEMBANG BAIK JENIS MAUPUN JUMLAHNYA / SERANGANNYA.
- BIAYA USAHATANI SEMAKIN MENINGKAT SEMENTARA HASIL TERUS MENURUN.
PRINSIP BELAJAR YANG DISEPAKATI
- RAJIN BELAJAR
- PATUH / DISIPLIN PADA ORGANISASI PELATIHAN
- JUJUR
- MENGEMBANGKAN KERJASAMA
- MENGEMBANGKAN IDE / GAGASAN
- DEMOKRASI
- BERPIKIR KRITIS
- TERBUKA (BLAK BLAKAN)
- MENGEMBANGKAN KREATIFITAS
YANG DIPERLUKAN
- MENGIKUTI PELATIHAN SECARA TERUS MENERUS BERTURUT TURUT SELAMA 5 HARI
- CARA MEMBUAT KOMPOS
- CARA PEMBIBITAN S.D PENANAMAN
- CARA PEMUPUKAN
- CARA PENGENDALIANI HAMA
- CARA PENGATURAN AIR DI SAWAH
- CARA PEMELIHARAAN
- CARA MENGATUR JARAK TANAM
- CARA PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK CAIR
- CARA PENGOLAHAN LAHAN YANG BAIK
- CARA MEMASARKAN HASIL
HARAPAN WARGA BELAJAR
- MENGATASI MASALAH PETANI
- MENINGKATKAN
- ILMU
- PENGETAHUAN
- MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN
- MEMILIKI TANAH / LAHAN SENDIRI UNTUK DIOLAH
- INGIN MENGETAHUI METODA YANG PALING BAGUS UNTUK PERTANAMAN
Dalam diskusi terungkap ada hal yang sangat menarik sekaligus
memprihatinkan bahwa mengapa mereka terkesan malas adalah ” TIDAK TAHU
APA YANG MESTI MEREKA LAKUKAN KARENA TIDAK ADA PENYULUHAN” . Disini
membuktikan adanya KEBEKUAN PIKIRAN, sehingga dari waktu ke waktu secara
rutinitas melakukan hal yang sama.
SESI PENGANTAR PRLB (Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan)
Sebelum
masuk ke sesi ini terlebih dahulu diskusi mengenai cara budidaya padi
yang dilakukan oleh peserta latih saat ini, hasil diskusi sbb.:
CARA BERTANI SAAT INI
Akibat :
1. Biaya usahatani
terus meningkat.
2. Hama menjadi
kebal
3. Tanah teracuni
4. Hasil produksi
tercemar racun
5.
Pencemaran lingkungan, tanah rusak / sakit
KONSEP PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN BERKELANJUTAN (PRLB)
Mengapa kita harus berubah ?
Bila
kita cermati prilaku pelaku usaha tani secara umum saat ini setidaknya
ditemukan tiga pandangan dan sekaligus prilaku usaha taninya dilapangan,
dapat dianalisis dari tiga bagan sebagai berikut :
Pandangan I, Prilaku Pemberantasan
Pandangan
ini hanya berpikir bahwa di lahan sawah hanya ada tanaman dan hama,
untuk memenangkan persaingan maka hama harus dibunuh. Oleh karena itu
pestisidalah yang berkuasa untukmemusnahkan hama.
Yang jadi masalah adalah ternyata pestisida tidak bisa mengentaskan masalah yang sebabkan oleh hama. Dan dampaknya adalah :
Hama
menjadi kebal, peledakan hama yang tiba-tiba (resurgensi), pencemaran
lingkungan, terbunuhnya jasad bukan sasaran sehingga mengurangi
keragaman unsur hayati, gangguan terhadap kesehatan manusia dan
pencemaran lingkungan.
Pandangan II
Pandangan
ini mulai ada kemajuan bahwa dalam lahan usaha tani ternyata ada
serangga/ mahluk hidup yang berguna maka keadaan ini perlu dimanfaatkan
namun demikian jika hama dengan perhitungan ambang ekonomi tidak
menguntungkan maka pestisida yang dapat menghancurkan serangan hama.
Jika
dicermati lebih dalam ternyata yang berubah adalah soal waktu dan
legalitas pestisida, karena ketika ambang ekonomi digunakan sebagai
dasar penyemprotan maka : dalam prakteknya sebelum memperhitungakan
Berapa musuh alami yang ada ?, bagaimana stadia hama tersebut..?
Pandangan
dan prilaku ini sebenarnya memulai mempraktekan pengelolaan unsuk
ekosistem, tetapi belum sempurna dan pada akhir tetap menggunakan
pestisida
Dampaknya tetap masih ada dan cenderung sama dengan pandangan dan prilaku konvensional.
Dua cara pandang dan prilaku pelaku usaha tani diatas bukan konsep pertanian yang berkelanjutan, oleh
karena
itu sudah saatnya kita berubah pada cara pandang dan prilaku yang
holistik, seperti ditunjukan pada cara Pandang III di bawah ini.
Pandangan III, Prilaku PHT Seutuhnya
Pandangan
diatas menunjukan bahwa diagro-ekosistem itu merupakan satu sistem yang
dinamis dan dapat dikelola Berangkat dari pemahaman ini maka cara
pengelolaan usaha tani dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada,
dengan demikian tidak perlu banyak masukan dari luar. Konsep inilah yang
menjadi ruh Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Lalu bagaimana unsur
agroekosistem menjadi bermanfaat dan sumber kekuatan.
Dari
hal sebagaimana tersebut diatas merupakan suatu alasan mengapa kita
perlu merubah pola pengendalian hama yang selama ini kita lakukan.
Pengembangan PRLB sangat terkait erat dengan sumber daya alam seperti tanah, air dan tanaman.
PEMBELAJARAN EKOLOGI TANAH (PET).
Setelah
peserta paham kondisi sebenarnya tentang diri dan cara budidaya yang
selama ini mereka lakukan, dilanjutkan materi”Pertanian Ramah Lingkungan
Berkelanjutan (PRLB) melalui eksplorasi Ekologi Tanah (rumah tangga
tanah). Agar pemahaman ekologi
Proses ini berlangsung sampai dengan jam
17.00.
Selasa, 28 November 2006 (
Hari ke II )
Materi: Pengantar Praktek Sifat
Fisik Tanah
Praktek: Sifat Fisik Tanah
Kegiatan di hari ke II adalah melakukan
Pembelajaran Ekologi Tanah (PET),
Pengantar sifat fisik tanah., sifat tanah
terdiri dari:
- Sifat Fisik yaitu, Tekstur dan Struktur
- Sifat Biologi
- Sifat Kimia
1. Sifat Fisik Tanah :
- Tekstur tanah terdiri dari : Pasir, Debu dan Liat.
- Komponen yang mempengaruhi struktur tanah antara lain :
·
Air
·
Udara
·
Bahan Organik
·
Bahan Mineral (bahan yan membentuk tekstur tanah.
Komponen tsb. Membentuk kondisi tanah
yaitu :
- Kondisi Aerasi udara (sirkulasi udara) dalam tanah.
- Kondisi Daya Kapiler (daya serap) tanah
- Kondisi Kemampuan Mengikat Air (KMA) dalam tanah
- Kondisi Kemampatan
- Kondisi Draenase
- Dll.
PROSES UJI TANAH
Uji tanah yang telah dipersiapkan adalah :
- Uji Tekstur
- Uji Aerasi
- Uji Kemampuan Mengikat Air (KMA).
- Uji Kemampatan
- Uji Daya Kapiler
Alat alat dan bahan yang dipergunakan
untuk proses uji tanah sebagaimana tersebut diatas sbb.:
ALAT
|
BAHAN
|
|
|
Hari Rabu, 29 Nov 2006
- Presentasi hasil praktek sifat fisik tanah oleh masing-masing kelompok, tiap kelompok mengungkapkan data-data dari hasil praktek sifat fisik tanah didepan peserta lain.
- kesimpulan sifat fisik tanah.
- Pengantar biologi dengan pengantar transect. Semua peserta diberi petunjuk apa saja yang akan dilakukan saat transect yang akan dilaksanakan, apa saja yang harus diamati, dan alat apa yang harus dibawa.
- Curah pendapat dari hasil pengamatan di transect
- Pengantar dekomposisi. Peserta diberi pemahaman tentang proses dekomposisi atau penghancuran bahan organik di alam.
- Praktek pemahaman dekomposisi. Berupa sebuah permainan Yang mana semua peserta dibagi menjadi 4 kelompok kemudian tiap peserta mengumpulkan 40 batu kerikil untuk digunakan sebagai jawaban pertanyaan dari pemandu. Dengan demikian peserta bisa mudah memahami bagaimana proses pengomposan tsb.
- Pengantar pengembangan Microorganisme lokal. Dimana peserta diberikan pemahaman mengenai dasar gagasan serta fungsi dan peranan MOL yang akan dibuat.
- Praktek pembuatan MOL. Tiap kelompok membuat beberapa macam MOL dari bahan yang dibawa oleh peserta pelatihan, dan memanfaatkan potensi lokal. Ada 12 macam MOL yang dikembangkan.
Hari kamis, 30 Nov 2006
- Penjelasan mengenai fungsi, cara serta dosis MOL yang akan digunakan. Dijelaskan ke semua peserta mengenai kandungan-kandungan yang terkandung di dalam masing-masing MOL juga mengenai cara serta dosis penggunaanny.
- Uji daya hantar listrik, menggunakan alat uji yang dibuat dengan sangat sederhana dengan menggunakan bohlam 100 watt
- Pengantar kompos, yaitu menjelaskan mengenai bahan-bahan apa saja yang akan digunakan, tujun, dan prinsip pengomposan, serta metode yang akan digunakan ada dua cara : 1 metode lapis, 2. metode campur
- Praktek pembuatan kompos, tiap kelompok mempraktekan langsung cara membuat kompos, baik yang menggunakan metode campur maupun metode lapis.
- Pengantar System Of Rice Intensification (SRI) Tiap-tiap kelompok mengamati dua buah rumpun padi konvensional yang bekas panen, dari hasil pengamatan itu ditemukan jumlah pohon pada saat tanam 4 – 18 batang per lubang tanam, sementara jumlah tunas per rumpun rata-rata 10 – 21 tunas.
- Uji benih dengan menggunakan media telur dan garam
- Prinsip dasar SRI
Hari Jum’at 1 Desember 2006-12-01
- Pestisida nabati
- Praktek pengolahan lahan dan tanam SRI. Semua peserta terlibat baik dalam menyiapkan lahan maupun praktek tanamnya
- Rencana tindak lanjut
- Merencanakan apa yang akan dikerjakan kedepan setelah pelatihan ini,