Makalah Pengetahuan dan Manfaat Belajar | Pengertian Belajar dan Manfaat Belajar Dalam Kehidupan..!!

Pada postingan kali ini penulis akan membahas sebuah makalah yang berjudul Pengetahuan dan Manfaat Belajar dala Kehidupan sehari-hari, yang mudah-mudahan bisa dimengerti yang akhirnya bermanfaat bagi yang suda membacanya. amiin.
Belajar adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada diri setiap manusia sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.
PEMBAHASAN
 A.    Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan merasa bangga bila anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Disamping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagian latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis, belajar juga adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif, timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respon.
Ada juga definisi lain dari belajar adalah : A realitirely permanent change in respon potentiality wich occurs as a result of reinforced practice (suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif, langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat). Dalam definisi ini terdapat 4 macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar istilah-istilah tersebut meliputi :
1.    Relatively permanent (yang secara umum menetap)
2.    Response potentiality (kemampuan bereaksi)
3.    Reinforced (yang diperkuat)
4.    Practice (praktek atau latihan)
Istilah relatively permanent, konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah response potentiality, berarti menunjukkan pengetahuan terhadap adanya perbedaan antara belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah reinforced, konotasinya mungkin akan munah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Sementara itu, istilah yang terakhir yakni praktik, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
Biggs (1991) dalam pendahuluan teaching for learning: The view from cognitive psychology mendefinisikan belajar dalam 3 macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif.
Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan) belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dalam proses mengajar. Ukurannya ialah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif (ditinjau mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
B.    Manfaat Belajar dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari proses belajar mengajar kita akan memperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar, tetapi agar memperoleh hasil yang optimal proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
Pembentukan sikap juga merupakan salah satu manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembentukan sikap mental, perilaku dari pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecekatan dalam mengarahkan motivasi dari berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri. Sebagai contoh atau model

Contoh sederhana berlangsungnya proses belajar: seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya lalu ia mencoba mainan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku memutar dan meletakan tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul / ada pada mainan itu (misalnya, kunci dan roda mobil-mobilan). Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur, sehubungan dengan contoh ini belajar dapat kita fahami sebagai proses yang dengan proses ini sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.
SIMPULAN 
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubahan karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada mahluk-mahluk lainnya sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai kholifah Tuhan di muka bumi.
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh : tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan tersebut.
REFERENSI
  • Hamalik, Demar, 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. PT Sinar Baru Algensindo Bandung.
  • Sardiman A. M., 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
  • Yusuf Syamsu, Dr., M. Pd., 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rosda Karya.

Pengunjung