BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seperti halnya ungkapan yang sering kita dengar
bahwa”belajar tidak mengenal usia”,sehingga tidak ada salahnya bila belajar
dimulai sejak dini. Sebab anak usia 2-5 tahun mempunyai potensi yang luar biasa
untuk berkembang sehingga seringkali masa ini disebut sebagai magic years. Selain itu pula emosional dan intelektual sudah terbentuk pada
usia dini (Dr. Keith Osborn, Professor of Child Development, University of Gorgia ).
Dari hasil penelitian Dr. Keith Osborn
menunjukkan bahwa usia anak kurang dari 8 tahun adalah kesempatan emas untuk
meningkatkan kecerdasan anak, karena pertumbuhan fisik otak berkembang pesat
dimasa ini dan sekaligus merupakan masa kritis seorang anak untuk belajar dan
berimajinasi. Hal ini disebabkan karena otak yang memiliki 110-160 milyar sel
berkembang menjadi 20000 cabang syaraf yang berfungsi untuk menyimpan dan
menata informasi.
Pada usia 3-8 tahun otak berkembang dan berubah
dengan cepat, dan saat seperti inilah peranan dari orang tua sangat besar untuk
menciptakan suasana yang tepat bagi perkembangan anak yang dialami. Pada usia
anak TK sedikitnya mereka harus dapat berkonsentrasi penuh dalam melakukan
kegiatan yang diberikan oleh guru, karena akan memasuki jenjang Sekolah Dasar.Tetapi setiap anak tingkat
konsentrasinya bervariasi, ini disebabkan karena adanya faktor lingkungan yang
kurang mendukung contohnya : play station, internet, yang dapat mengurangi daya
konsentrasi.
Hal
tersebut merupakan permasalahan yang harus di atasi. Kurangnya konsentrasi
mengakibatkan gagalnya menerima pelajaran. Terkait hal di atas penulis
memandang hal tersebut perlu diangkat sebagai bahan renungan yang harus
diselesaikan. Oleh karena itu mengingat pentingnya hal tersebut penulis ingin
membahasnya yang penulis beri judul “Upaya Meningkatkan Konsentrasi Belajar
pada Anak TK”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah penulis uraikan dapatlah disusun permasalahan yang dijadikan acuan
sehingga dapat tersusunnya tugas akhir ini sebagai berikut:
a.
Demi
tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, maka seorang
siswa harus berkonsentrasi dalam belajar.Untuk itu kita harus tahu “Mengapa
konsentrasi dalam belajar itu sangat penting?”
b.
Konsentrasi
dalam belajar itu sangat penting, akan tetapi ada sebagian siswa yang terlihat
sulit berkonsentrasi,baik dalam mengikuti kegiatan atau dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh guru.Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan anak sulit berkonsentrasi dalam belajar?
c.
Kemudian
bagamaimana upaya seorang guru dalam mengatasi anak yang sulit berkonsentrasi
dalam belajar?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Penulisan
Dari
rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan
masalah ini, yaitu:
a.
Mengetahui
pengertian konsentrasi belajar,
b.
Mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan anak sulit berkonsentrasi,
c. Mengetahui bagaimana cara mengatasi
anak yang sulit berkonsentrasi.
2.
Manfa’at
Penulisan
Dari beberapa uraian di
atas bermula dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan semoga
bermanfa’at bagi :
a. Penulis
Karya ilmiah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas akhir perkuliahan semester IV. Selain itu karya
ilmiah ini merupakan upaya pengalaman ilmu pengetahuan tentang upaya mengatasi
anak yang sulit berkonsentrasi dalam belajar, serta pengetahuan lainnya yang didapat
selama mengikuti perkuliahan.
b. Guru
Karya ilmiah ini
memberikan masukan untuk dapat mengatasi anak yang sulit berkonsentrasi dalam
belajar sehingga lebih terarah dalam melakukan pembelajaran.
c. Lembaga TK
Karya ilmiah ini agar
menjadi wacana dan dapat diamalkan dilembaga TK sehingga pembelajaran lebih
terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
A. 1. Pengertian konsentrasi
Milton Wright berkata, “Ukuran bagi seorang manusia adalah sejauhmana ia
dapat berkonsentrasi”. Sebelumnya Emerson menulis, “Konsentrasi adalah rahasia
keberhasilan dalam politik, perang, perdagangan, singkatnya dalam semua
manajeman urusan manusia”.
Kurt Vonnegut pernah menulis begini: “The
secret to succes in any human endeavor is total concentration”. Kemampuan
kita dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi
yang kita butuhkan. Seorang pelajar/ mahasiswa yang memiliki kemampuan bagus
dalam berkonsentrasi akan lebih cepat bisa menangkap materi yang seharusnya ia
serap.
Konsentrasi adalah sumber kekuatan. Apa hubungannya konsentrasi dengan
kekuatan? Satu dari sekian penjelasan yang bisa menggambarkannya itu adalah
cara kerja pikiran. Pikiran kita akan bekerja berdasarkan “ingat” dan “lupa”.
Pikiran kita tidak bisa bekerja untuk lupa dan ingat dalam satu waktu. Lupa dan
ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan yang maha super.
A. 2. Pentingnya Konsentrasi dalam
Belajar
Kenapa konsentrasi itu
penting? Dibawah ini ada beberapa penjelasan tentang pentingnya konsentrasi
dalam belajar diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan
Kemampuan kita dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam
menangkap materi yang kita butuhkan.
2. Kekuatan
Konsentrasi adalah sumber kekuatan. Pikiran kita akan bekerja berdasarkan
“ingat” dan “lupa”. Pikiran kita tidak bisa bekerja ntuk lupa dan untuk ingat
dalam satu waktu. Lupa dan ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat
kecepatan yang sangat maha super.
3. Keseimbangan
Semakin bagus kemampuan Kita dalam berkonsentrasi, maka semakin cepat
Kita bisa menangkap signal dari dalam diri tentang apa yang kurang, apa yang
kebablasan, apa yang perlu dilakukan atau apa yang perlu dihindari, apa yang
baik dan apa yang tidak baik.dengang ini semua maka hidup kita cepat seimbang
dan stabil.
B.
Pembahasan
B. 1. Faktor-faktor penyebab sulit berkonsentrasi
Banyak sudah
para ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab sulit berkonsentrasi (kesulitan
belajar) dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjau dari sudut intern anak
didik dan ada yang meninjau dari sudut ekstern anak didik.
Menurut Muhibbin
Syah faktor-faktor anak didik meliputi gangguan dan kekurangmampuan psiko-fisik
anak didik, yaitu sebagai berikut :
- Yang bertsifat kognitif (ranah cipta), antara lain seprti rendahnya
kapasitas intelektual/inteligensi anak.
- Yang bersifat Afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap.
- Yang bersifat Psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan
telinga).
Sedangkan
faktor-faktor ekstern anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkingan
sekitar yang tidak mendukung terhadap aktivitas belajar anak didik, sebagai
berikut :
1. Lingkugan
keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, rendahnya
kehidupan ekonomi keluarga.
2. Lingkingan
masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan
(peer group) yang nakal.
3. Lingkungan
sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, kondisi guru
serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Adapun
faktor-faktor penyebab sulit berkonsentrasi (kesulitan belajar ) yang bersifat
khusus, seperti sindrom psikologis berupa Learning Disability (ketidakmampuan
belajar). Sindrom adalah suatu gejala yang timbul sebagai indikator adanya
keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik.
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah dalam bukunya menjelaskan faktor kesulitan belajar dari anak
didik meliputi :
1. Faktor
anak didik
Anak didik
adalah subjek belajar. Dialah yang merasakan langsung penderitaan akibat
kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh anak didik tidak hanya
bersifat menetap, tetapi juga yang bisa menghilang dengan usaha-usaha tertentu.
Faktor kesulitan anak didik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Inteligensi
(IQ) yang kurang baik.
b. Bakat
yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan yang pelajaran yang iberikan oleh
guru.
c. Aktifitas
belajar yang kurang, lebih banyak malas daripada melakukan aktifitas belajar.
d. Kebiasaan
belajar yang kurang baik, belajar dengan penguasaan ilmu pengetahuan pada
tingkat hafalan tidak dengan pengertian.
e. Tidak
ada motivasi dalam belajar, sehingga materi pelajaran sukar diterima dan
diserap oleh anak didik.
2. Faktor
Sekolah
Sekolah
adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah rehabilitasi
anak didik. Sebagai lembaga pendidikan yang besar tentunya sekolah juga
mempunyai dampak yang besar bagi anak didik. Kenyamanan dan ketenangan anak
didik dalam belajar sangat ditentukan oleh kondisi dan sistem sosial dalam
menyiapkan lingkungan yang kondusif. Bila tidak, sekolah akan ikut terlibat
menimbulkan kesulitan belajar bagi anak didik. Faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar yang berasal dari sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pribadi
guru yang tidak baik.
b. Guru
yang tidak berkualitas dalam pengambilan metode yang digunakan dalam mengajar.
c. Suasana
sekolah yang kurang menyenangkan, misalnya bising karena letak sekolah
berdekatan dengan jalan raya.
d. Waktu
sekolah dan disiplin yang kurag terprogram.
e. Perpustakaan
belum lengkap dengan buku-buku yang sesuai dengan yang dipelajari oleh anak
didik.
Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya menjelaskan bahwa faktor penyebab
kesulitan belajar meliputi :
1. Faktor
Intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi:
a) Faktor
fisiologi
·
Karena sakit
Seseorang
yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan
motoisnya lemah. Kondisi lemah mengakibatkan terhadap rangsangan yang diterima
melalui indranya tidak dapat ditruskan ke otak.
·
Karena kurang sehat
Anak
yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek,
mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang (kurang semangat) dan pikiran
terganggu. Karena hal-hal tersebut, maka dalam penerimaan pelajaran pun kurang
karena saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal baik dalam memproses,
mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasikan bahan pelajaran melalui
indranya.
·
Sebab karena cacat
Cacat
tubuh dibedakan atas:
a. Cacat
tubuh yang ringan seprti kurang pendengaran, kurang penglihatan dan gangguan
psikomotor.
b. Cacat
tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, hilang tangannya dan kakinya.
b) Faktor
psikologi
1. Inteligensi
Inteligensi
ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Dalam ubungannya dengan anak didik, hal ini
sering dikaitkan dengan berhasilnya anak belajar di sekolah. Anak yang IQ-nya
tinggi dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semakin tinggi IQ seseorang
akan makin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah
mental (mentally defective). Anak inilah yang mengalami kesulitan belajar atau tidak
dapat berkonsentrasi penuh.
2. Bakat
Bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak didik.
Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila
seorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan,
mudah putus asa dan rasa tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak
yang suka mengganggu kelas, berbuat gaduh dan tidak mau belajar sehingga
nilainya rendah.
3. Minat
Tidak adanya
minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar
atau ketidakkonsentrasian anak terhadap pembelajaran. Belajar yang tudak ada
minatnya mungkiin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan
kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe0tiow
khusus anak yang menimbulkan pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak
pernah terjadi proses dakam otak, akibatnya timbul kesulitan belajar.
4. Motivasi
Motivasi sebagai
faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan
belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar motivasinya akan semakin besar pula kesuksesan belajarnya.
Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak
menyerah dan giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya
mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas dan sering
meninggalkan pelajaran sehingga mereka banyak mengalami kesulitan dalam
belajar.
2. Faktor
ekstern
a. Faktor
keluarga
Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Keluarga juga merupakan
salah satu penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk dalam faktor keluarga ini
adalah sebagai berikut :
a) Orang
tua
Kewajiban dari
orang tua adalah mendidikan anaknya. Orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan
pendidikan anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar
anak-anaknyaakan menjadi penyebab
kesulitan belajarnya. Hubungan antara orang tua dengan anak juga harus
harmonis. Karena hal ini dapat membantu keberhasilan dalam belajar anak.
b) Suasana
rumah / keluarga
Suasana rumah
yang ramai atau gaduh tidak mungkin membuat anak dapat melakukan pembelajaran
dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar.
Oleh karena itu suasana rumah harus dibuat menyenanagkan, tentram, damai dan
harmonis.
c) Keadaan
ekonomi keluarga
Biaya merupakan
faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak. Misalnya untuk
membeli peralatan sekolah seperti buku, pensil dan lain sebagainya. Karena
kurangnya biaya maka pendidikan mereka juga akan terhambat.
b. Sekolah
Sekolah
merupakan salah satuy ntempat anak-anak dalam menuntut ilmu. Unsur-unsur yang
ada didalamnya sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa dalam
belajar. Diantaranya guru, sarana prasarana, kondisi gedung sekolah, kurikulum
yang digunakan dan lain sebagainya.
c. Media massa dan lingkunagn
sosial
§ Media Massa
Media massa
seperti TV, bioskop, tabloid, komik sangat mempengaruhi proses belajar anak.
Semakin seringnya anak menonton TV / bioskop, membaca komik dan lain sebagainya
membuat anak akan semakin malas untuk belajar.
§ Lingkungan
Sosial
Lingkungan
sosial seperti teman bergaul, keadaan masyarakat, pengaruhnya sangat besar dan
lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Hal ini juga merupakan penyebab anak
mengalami kesulitan dalam belajar serta akan menghambat proses hasil belajar
anak.
B. 2. Upaya mengatasi anak yang sulit
berkonsentrasi dalam belajar
Mengapa
anak prasekolah sulit fokus (berkonsentrasi) pada tugasnya? Pertanyaan itulah
yang sering muncul dibenak kita selaku orang dewasa, karena pemandangan
anak-anak TK yang tak bisa duduk diam dikelas adalah hal biasa. Wajarnya memang
begitulah mereka mengingat sebagian besar aktivitas anak usia prasekolah
melibatkan gerak fisik dan bermain. Itulah mnengapa, agak sukar bagi mereka bila
harus duduk diam dalam waktu lama dan berkonsentrasi terhadap tugas yang
disampaaikan.
Anak-anak
prasekolah boleh diajarkan untuk duduk diam dalam menrima pelajaran. Apalagi di
TK B (besar), anak-anak sebaiknya memang dipersiapkan untuk menerima sistem belajar
di SD (Sekolah Dasar), dimana murid-murid mulai dituntut untuk tak ada lagi
keributan atau berlarian di kelas.
Tetapi
tentunya pengenalan hal tersebut hanya bisa dilakukan secara bertahap dan terus
menerus. Agar anak dapat fokus pada tugas yang diberikan oleh guru, maka
aturlah kegiatan yang hendak diberikan dengan memperhatikan prinsip sebagai
berikut :
A.
Jangan lebih
dari 15 menit
Orang
tua atau kita sebagai orang dewasa harus tahu, tingkat kesabaran dan perhatian
anak berkembang bersama-sama dengan perkembangan fisiknya, terutama otot-otot
kecil pengendali gerakan. Konsekuensinya, anak usia 4 sampai 5 tahun umumnya
lebih senang menyelesaikan tugas yang singkat, membongkar apa yang sudah
dikerjakan dan memulainya kembali dengan berulang-ulang.
Dengan
melihat karakteristik ini, persiapkan tugas dengan rentang waktu yang sesuai.
Karena pada umumnya anak-anak di TK hanya akan betah duduk diam paling lama 15
menit.
Kalau
anak diberi tugas panjang yang membuat mereka harus duduk diam dalam waktu
lama, maka fokus pada tugas dan konsentrasinya akan cepat hilang. Setelah anak
mampu duduk diam selama 15 menit dan asyik mengerjakan tugasnya, maka guru
boleh meningkatkan waktunya secara bertahap, misalnya ditambah 5 menit dan
begitu seterusnya.
B.
Dilatih sambil bermain
Menurut
Dra. Geraldine K. meski anak tampaknya semakin santai dalam mengerjakan tugas,
bukan berarti kita lantas bisa membebaninya dengan pelajaran-pelajaran yang
belum menjadi kewajibannya.
Melatih
anak untuk konsentrasi pada tugasnya juga bisa dilakukan sambil bermain. Kita
jangan memforsir anak untuk belajar macam-macam di usia dini hanya untuk
mengejar satu target. Misalnya, harus sudah menghitung sekian puluh, padahal
kemampuan anak usia 5 tahun sebagian baru mampu menghitung dari 1 sampai 10.
- Sikap tubuh benar
Membantu
anak menumbuhkan konsentrasinya dalam belajar, juga dapat dilakukan dengan
mengajarinya sikap belajar yang benar. Misalnya saat menulis, harus juga
diperhatikan posisi duduknya jangan sampai tiduran atau jalan kesana kemari.
Jadi, jika ingin anak fokus pada tugas yang dikerjakannya, guru harus mampu
menunjukkan pada murid bagaimana sikap duduk yang baik.
- Alat bantu siap
Selain
itu, keberhasilan anak saat memberikan perhatian pada tugasnya juga bergantung
pada kesiapan alat bantu yang ada. Misal, dikelas seharusnya guru sudah
mempersiapkan alat peraga yang lengkap pada saat mengajarkan atau memberi
tugas. Jangan lagi asyik-asyiknya menerangkan sesuatu, tiba-tiba terhenti
karena guru terlupa salah satu alat. Akibatnya, anak-anak yang tadinya sudah
fokus mendengarkan, bisa saja perhatiannya jadi buyar lagi karena si guru
“grogi” mencari alat bantunya.
Contoh
lain seperti memegang pensil, jika ada anak di usia SD yang masih belum mampu
memegang pensil dengan baik, semisal masih seperti memegang palu atau memegang
sendok, bisa saja karena waktu masih di TK B si anak belum diajarkan bagaimana
memegang pensil yang tepat
- Fisik dan kognisi harus
seimbang
Bila
anak-anak hanya dibiarkan bermain mengembangkan fisiknya, mereka tidak akan
mengembangkan kognisinya. Oleh karena itulah kita perlu menyeimbangkan kegiatan
fisiknya dengan kegiatan yang membutuhkan ketekunan dan konsentrasi seperti
nain lego, meronce, menggambar, atau pasel. Keberhasilan dalam menggunakan
permainan ini tergantung pada kesabaran, koordinasi dan ketangkasan anak.
Anak
dengan usia prasekolah akhir dapat diberi pasel dengan jumlah kepingan yang
lebih banyak. Minta mereka menyelesaikannya sebelum beranjak dari tempat duduk.
Ketika seorang anak sedang menyusun pasel atau membangun sebuah menara dengan
balok-balok, dia belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalah. Mainan yang
mengasah konsentrasi juga menolong anak membedakan bentuk dan pola-pola serta
membangun koordinasi antara mata dan tangannya, sehingga mereka nantinya siap
belajar membaca.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Konsentrasi
dalam belajar merupakan kunci seseorang untuk dapat memetik keberhasilan dari
pada proses pembelajaran. Konsentrasi dalam belajar sangat berpengaruh penting
bagi seseorang dalam mencapai suatu target yang direncanakan khususnya dalam
belajar. Didalam berkonsentrasi terdapat kecepatan, kekuatan dan keseimbangan
yang saling berkaitan erat sehingga konsentrasi dapat dilakukan
Didalam
belajar manusia tidak terlepas dari berbagai masalah yang dihadapi contohnya
dalam berkonsentrasi. Faktor yang menyebabkan sulit berkonsentrasi tersebut
misalnya faktor intern ( dari dalam diri seseorang), dan faktor ekstern ( dari
luar diri seseorang, seperti sekolah dan lingkungan).
Walaupun
berbagai masalah selalu menyelimuti kita dalam berbagai kegiatan misalnya dalam
menyampaikan materi kepada anak, akan tetapi si anak sulit berkonsentrasi, ada
berbagai upaya dalam mengatasi hal tersebut, misalnya : dalam menyampaikan
materi jangan lebih dari 15 menit, ketika belajar si anak harus dilatih sambil
bermain, sikap tubuh harus benar, kelengkapan alat bantu siap dan fisik dan
kognisi harus seimbang.
B. Saran
a.
Bagi Guru
Dengan adanya makalah ini diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengupayakan
berbagai kegiatan yang mengandung prinsip berkonsentrasi yang baik sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Yaitu dengan sedikit
menerapkan prisip-prinsip yang sudah penulis uraikan diatas.
- Bagi Mahasiswa
Kita sebagai mahasiswa calon guru yang
akan terjun langsung dalam pendidikan hendaknya dapat mempelajari tentang
tingkat konsentrasi yang dimiliki oleh anak dengan berbagai karakteristik yang
dimiliki oleh anak tersebut. Dengan melakukan penerapan konsentrasi secara
cermat dan tepat kita sebagai calon guru sedikitnya akan merasakan suksesnya
dalam memberikan pencapaian pembelajaran yang berkualitas, sehingga dapat
menghasilkan generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang..
DAFTAR PUSTAKA
Lawlis, Frank, Dr., The IQ Answer: Meningkatkan & Memaksimalkan IQ Anak, Jakarta :
Gramedia Puataka Utama, 2008
Zaman, Saeful S.Psi dan Dyan R
Helmi, 12 Permainan untuk Meningkatkan Inteligensi Anak, Jakarta : Visimedia, 2009
http://grialarasati.blogspot.com
http://pentingnya
konsentrasi.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Denah Sekolah TK Angkasa
2. Daftar Nama Guru dan Identitas
3. Daftar Nama Siswa yang ada di TK Angkasa
Adapun daftar
nama siswa kelompok A adalah sebagai berikut :
No.
|
No. Induk
|
Nama Anak
|
L/P
|
1.
|
5087
|
Muhammad
Harissyafutra
|
L
|
2.
|
5089
|
Defran Adi
Pradana P.
|
L
|
3.
|
5090
|
Harya
Oktaviani
|
L
|
4.
|
5092
|
Dea Puspita
|
P
|
5.
|
5094
|
Shifa
Oktaviani
|
P
|
6.
|
5095
|
Siti Fatimah
Azzhra
|
P
|
7.
|
5096
|
Urfani Marieta
Wibowo
|
P
|
8.
|
5097
|
Nadyana
Novianti Rihandora P.
|
P
|
9.
|
5099
|
Ramiro Cahyo
Yusan
|
L
|
10.
|
5100
|
Fadlan Ahmad
Radistya
|
L
|
11.
|
5101
|
Faza
Nuryazizah
|
P
|
12.
|
5104
|
L
|
|
13.
|
5105
|
Usep Redhi Muh
Suryadi
|
L
|
14.
|
5106
|
Fadia Zahratunnisa
|
P
|
15.
|
5107
|
Ula Aulia
Agustina
|
P
|
16.
|
5108
|
P
|
|
17.
|
5110
|
Febrio
Herdiansyah
|
L
|
18.
|
5115
|
Gefira Husna
Kamila
|
P
|
19.
|
5116
|
Zidan M. Firdaus
|
L
|
20.
|
5117
|
M. Rifki
Hamdani
|
L
|
21.
|
5118
|
Salsabila
Zahra Pambudi
|
P
|
22.
|
5119
|
M. Ihsan
Farizal
|
L
|
23.
|
5120
|
Salsadila Nur
Fatima Azzahra
|
P
|
24.
|
5121
|
Adnin Majid
Kusuma P.
|
L
|
Adapun daftar nama siswa
kelompok B1 adalah sebagai berikut :
No.
|
No. Induk
|
Nama Anak
|
L/P
|
1.
|
5045
|
Aiman
Hammadillah
|
L
|
2.
|
5050
|
Fadhil F.
Hidayatulloh
|
L
|
3.
|
5051
|
Imam Mutaqin
|
L
|
4.
|
5052
|
Salsabila
Rojak
|
P
|
5.
|
5071
|
Djanur Candra
Sati
|
L
|
6.
|
5074
|
Muhammad
|
L
|
7.
|
5075
|
Reihan Akmal
Saleh
|
L
|
8.
|
5079
|
Okta Pratama
|
L
|
9.
|
5081
|
Mutiara
Azzahra
|
P
|
10.
|
5082
|
Aninda Cahaya
Putri
|
P
|
11.
|
5083
|
Mazaya Nurul Fildzah
|
P
|
12.
|
5084
|
Fahrul Iqbal
|
L
|
13.
|
5085
|
Cepi Septian
|
L
|
14.
|
5086
|
Intan Putri Aulia Suprianto
|
P
|
15.
|
5088
|
Rilo Miftahul
Idris
|
L
|
16.
|
5091
|
Taufik Hidayat
Rahmatulloh
|
L
|
17.
|
5102
|
Arid Mardillah
|
L
|
Adapun daftar nama siswa
kelompok B2 adalah sebagai berikut :
No.
|
No. Induk
|
Nama Anak
|
L/P
|
1.
|
5048
|
M. Gilang
Putra Suryana
|
L
|
2.
|
5055
|
Dika M.
Rifandi
|
L
|
3.
|
5058
|
M. Gilang
Haekal Hasybi
|
L
|
4.
|
5065
|
Nelsa Adliani
|
P
|
5.
|
5066
|
Nadiva Putri
Nurhaida
|
P
|
6.
|
5068
|
Lendra Ahmad
Radistya
|
L
|
7.
|
5069
|
Azka Azhar
Asy’ar
|
L
|
8.
|
5070
|
Risky Amalia
|
P
|
9.
|
5080
|
Muhammad Fikri
Ramadani
|
L
|
10.
|
5093
|
Iqbal Fadllah
|
L
|
11.
|
5098
|
Muhammad
Bintang Setya M.
|
L
|
12.
|
5103
|
M. Dafa Rahman
Rmadhan
|
L
|
13.
|
5109
|
Aria Daniswara
|
L
|
14.
|
5111
|
Riesta Yanuar
Putri
|
P
|
15.
|
5112
|
Larissa Putri Andhina
|
P
|
16.
|
5113
|
Syahwa Syagita
Destriansyah
|
P
|
17.
|
5114
|
Asep M. Abdurrahman Jamil
|
L
|
4. Identitas Kasus
Siswa yang penulis
obsevasi adalah salah satu siswa yang ada di TK Angkasa, anak tersebut sedikit
bermasalah ketika dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ( sulit berkonsentrasi
). Dengan data sebagai berikut :
Nama : Ramiro Cahyo
Yusan
No.
Pokok : 5099
Tempat
dan Tanggal Lahir : Jakarta,
19-07-2004
Kelompok
: A
Nama
Wali murid : Andhy Purwanto, SE
Hubungan
Keluarga : Ayah Kandung
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI. AU
Alamat : Komp. TNI .AU
Sindangkasih