Pada postingan kali ini admin akan membahas sebuah Makalah Perspektif Global yang memang sangat penting dalam suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa mendatang, diantaranya dengan mengetahui memahami pengertian serta visi dari Perspektif Global itu sendiri.
Kita menyadari bahwa suatu fenomena kehidupan tidak hanya dapat dipandang dari satu bidang ilmu saja, akan tetapi akan berkait dengan berbagai ilmu lainnya. Begitu pula halnya dengan perspektif global, dalam pembahasannya banyak berkaitan dengan aspek lainnya, baik yang terkait dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, dan ilmu lainnya. Namun karena perspektif global berkaitan dengan masalah kehidupan manusia maka kita mencoba melihatnya dalam kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial. Selain itu juga perspektif global memberikan bekal kepada kita untuk dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa dunia luas ini perlu dipahami, dan dipelihara, mengingat bahwa kita ini sedang memasuki era globalisasi dan keterbukaan. Tanpa memahami dunia ini, mungkin kita akan tersesat oleh arus globalisasi yang begitu deras.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa ada masalah yang perlu diketahui, khususnya mengenai perspektif global dari visi antropologi, sosiologi, skilogi sosial dan humaniora serta IPTEK.
Adapun tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perspektif global dari berbagai visi yang juga merupakan pendekatan menyeluruh yang memungkinkan kita dan siswa dapat memahami diri kita sendiri serta hubungannya dengan masyarakat dunia.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perspektif Global
Perpekstif global adalah suatu cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.
2.2 Perspektif Global Dilihat dari Berbagai Visi
a. Visi
- Antropologi Budaya oleh Koencaraningrat (1990 : 12) dikatakan sebagai pengganti ilmu Budaya, merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya.
- Antropologi Budaya oleh E.A. Hoebel (Fairchild, H.P.dkk, 1982 : 12) didefinisikan sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitik beratkan kepada kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspekstif global, terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai ketingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Oleh karena itu, proses dan arus global dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
Perkembangan budaya (daya pikir) dengan kebudayaan (hasil daya pikir) sebagai satu kesatuan, berjalan menembus waktu yang menurut Marshall Mc.Clunan, menyebabkan terjadinya global village, dusun global yang mencerminkan tertembusnya batas-batas lokal dan regional membentuk tatanan kehidupan mendunia.
Dalam kehidupan umat manusia yang masih terbuka, persilangan kebudayaan, bukan hanya merupakan tantangan, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Kenyataannya, negara-negara di dunia termasuk di dalamnya Indonesia, secara sengaja melakukan pertunjukan kesenian keliling dunia, kunjungan anggota DPR ke seluruh dunia, pertukaran pelajar-pelajar antar negara, dll. Dalam suasana yang demikian, manusia yang menjadi dutanya berinteraksi, sedangkan aspek budaya yang dibawa dan dibawakannya bercampur-baur. Dalam kondisi yang demikian, disadari atau tidak, terjadi persilangan unsur-unsur kebudayaan. Proses yang demikian juga tidak dapat dicegah, bahkan dilakukan secara sengaja pada aspek-aspek tertentu, bahkan direncanakan secara sistematik. Demikianlah proses globalisasi budaya yang secara sengaja dilakukan oleh kelompok-kelompok manusia dan bahkan negara-negara didunia.
b. Visi Sosiologi
Menurut Frank H. Hankins sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi mengajarkan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada kelompok itu. Perkembangan teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic mail) menyebabkan dunia ini tanpa batas (bord erless) secara non fisik. Setiap orang yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita dari seluruh dunia.
Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Karena masalah sosial yang mengglobal merupakan penghancuran umat dalam jangka yang relatif cepat meracuni generasi muda. Selain itu, akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukan perubahan sosial dimasyarakat sampai keproses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia.
c. Skilogi Sosial dan Humaniora serta IPTEK
Makin meluas dan meningkatnya proses globalisasi dalam segala aspek kehidupan, karena adanya perangkat yang menjadi medianya. Perangkat tersebut meliputi perangkat lunak seperti ilmu pengetahuan, dan Teknologi (IPTEK), serta perangkat keras yang meliputi alat transportasi dan komunikasi. Perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan perangkat keras, tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kemajuan dan penerapan IPTEK, demikian juga sebaliknya. Di antara perangkat lunak dengan perangkat keras terdapat hubungan fungsional yang saling mempengaruhi.
Pengetahuan yang acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan serta disusun menjadi bidang-bidang filsafat, humaniora dan ilmu yang selanjutnya ilmu dikelompokan menjadi ilmu eksak dan non eksak.
- Menurut Brown & Brown (1980:2) mengungkapkan, teknologi adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang dikehendakinya. Teknologi juga dikatakan sebagai penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan.
- Marwah Daud Ibrahim (Yudi Latif, editor, 1994 :17) mengemukakan, sekedar upaya untuk menyamakan persepsi, kiranya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan disini adalah suatu jawaban sistematis dari kata “mengapa” (know why).
Sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan ”bagaimana” (know how). Dengan teknologi orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.
Jadi kesimpulannya =Steknologi itu tidak lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya untuk memenui kebutuhan tertentu.
Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif budaya, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul gelombang ketiga (1980), mengemukakan tiga tahap perkembangan, ikhtisarnya secara singkat sebagai berikut (Toffler, 1980 : 10)
- Gelombang Pertama = ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju, IPTEK pertanian yang lebih maju dari periode sebelumnya, telah diterapkan dan dimanfaatkan. Saat itu terjadi revolusi hijau.
- Gelombang kedua = tiga ratus tahun yang lalu, tepatnya pada abad XVII, dengan diketemukan mesin uap, mesin pemintal kapas, proses produksi di sektor industri cepat meningkat. Perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK dibidang produksi dan industri terjadi lonjakan, sehingga periode dikenal dengan revolusi industri.
- Gelombang Ketiga = pada abad ini (XX), kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat. Radio, TV dan telepon maju dengan cepat termasuk penerapannya. Melalui media elektronik ini, berita, dan peristiwa cepat tersiar keseluruh dunia.
Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiar TV makin meluas, informasi makin cepat merambah. Oleh karena itu, pada abad XX, telah terjadi revolusi informasi. Melalui revolusi informasi, proses globalisasi berbagai aspek kehidupan, makin dipacu.
Dampak negatif perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK yang menghasilkan berbagai ketimpangan oleh Toffler (1976) disebut sebagai guncangan Hari Esok (Future shock), tidak hanya guncangan fisik (pshysial shock) melainkan juga guncangan kejiwaan (pshysial shock). IPTEK dibidang komunikasi informasi, menjadi salah satu saran dari berbagai permasalahan. Disinilah letak tuntutan bagi dunia pendidikan pendidikan dalam arti seluas-luasnya untuk menciptakan kiat mengatasi dampak negatif IPTEK terhadap guncangan fisik dan psikologis.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan IPTEK, memiliki kemampuan cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga berkembang serta dapat dikembangkan. Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik, kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu juga makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasi ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari yang menembus batas-batas ruang. Dari perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antar bangsa dan antar negara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi.
PENUTUP
Interaksi sosial manusia yang makin meluas, baik langsung ataupun tidak langsung, telah menjadi salah satu landasan proses globalisasi kehidupan yang tidak dapat dibendung, bahkan pada aspek-aspek kehidupan tertentu telah dirancang sebagai satu kebutuhan yang dampak positifnya wajib disyukuri namun dampak negatifnya perlu diwaspadai.
Dari perspektif global, komunikasi merupakan sarana saling pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan global yang penuh masalah dan tantangan hari ini serta masa yang akan datang.
Dalam suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap SDM generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa mendatang.
Bagi anda yang memerlukan makalah yang lainnya bisa melihat di Artikel terkait untuk mempercepat penelusuran
REFERENSI
- - Dra. Umi Oktyari Retnaningsih, MA, 1998/1999.Perspektif Global.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- - Prof. Dr. H.Nursid Sumaatmadja, Drs. Kuswara Wihardit, M.A, 2002.Perspektif Global. Universitas Terbuka.
Artikel Terkait :