PENDAHULUAN
Pada postingan kali ini sekarang Adin Blogs akan mengajak pembaca untuk membahas Makalah yang berjudul Kesehatan Lingkungan, Etika Lingkungan dan Pengembangan Pemukiman.
Kesehatan Lingkungan akan terwujud apabila individu dan masyarakat peduli akan lingkungan. Namun, pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak peduli akan lingkungan melainkan mereka mencemari lingkungan dan mengakibatkan masyarakat itu sendiri mengalami gangguan pada kesehatan pribadinya serta kesehatan lingkungannya. Oleh karena itu, kesehatan lingkungan, etika lingkungan serta pengembangan pemukiman harus dapat diterapkan di masyarakat luas agar dapat hidup sehat dan nyaman. Adapun yang menjadi rumusan dari makalah ini diantaranya :
Kesehatan Lingkungan akan terwujud apabila individu dan masyarakat peduli akan lingkungan. Namun, pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak peduli akan lingkungan melainkan mereka mencemari lingkungan dan mengakibatkan masyarakat itu sendiri mengalami gangguan pada kesehatan pribadinya serta kesehatan lingkungannya. Oleh karena itu, kesehatan lingkungan, etika lingkungan serta pengembangan pemukiman harus dapat diterapkan di masyarakat luas agar dapat hidup sehat dan nyaman. Adapun yang menjadi rumusan dari makalah ini diantaranya :
Ø
Apa yang dimaksud dengan
kasehatan lingkungan, etika lingkungan dan pengembangan pemukiman?
Ø
Mengapa kita harus
mempelajari tentang kesehatan lingkungan, etika lingkungan dan pengembangan pemukiman?
Ø
Bagaimana cara memelihara
kesehatan lingkungan, etika lingkungan dan pengembangan pemukiman?
Dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
Ø
Untuk mengetahui secara
jelas apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan, etika lingkungan dan
pengmbangan pemukiman.
Ø
Untuk mengetahui mengapa
kita harus mempelajari kesehatan lingkungan, etika lingungan dan pengembangan
pemukiman
Ø
Untuk mengetahui bagaimana
menjaga kesehatan lingkungan, etika lingkungan dan pengembangan pemukiman.
PEMBAHASAN
2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN
Secara garis
besar kesehatan lingkungan terbagi dua yaitu : Kesehatan Perorangan/Individu
dan Kesehatan Masyarakat/Sosial.
Kesehatan
individual dipengaruhi oleh lingkungan. Kesehatan lingkungan membahas tentang
dua istilah yaitu Hygiene dan Sanitasi. Hygiene mempunyai tekanan kepada
kesehatan individual, sedangkan Sanitasi untuk kesehatan masyarakat.
Pengertian
kesehatan lingkungan mencakup kesehatan badan,perilaku dan lingkungan. Menurut
hasil penelitian Bellock dan Breslow (Eckholm,1981) untuk menjaga agar tetap
sehat, seseorang perlu melakukan 7 kebiasaan, yaitu:
- Tidur 7 - 8 jam sehari,
- Makan 3 kali sehari hanya dengan sedikit makan
makanan kecil,
- Mempertahankan berat badan tubuh yang dinginkan,
- Menghindari konsumsi alkohol berlebihan,
- Melakukan latihan jasmani secara teratur,
- Tidak merokok,
- Istirahat cukup.
2.1.2
Upaya Pemeliharaan Kesehatan
Berikut ini
merupakan upaya dalam rangka pemeliharaan kesehatan :
1.
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan
Menurut Hendrik l, Blume (1981), kesehatan dipengaruhi oleh
4 faktor, yaitu:
a.
Faktor Lingkungan
b.
Faktor Masyarakat
c.
Faktor Pelayanan Kesehatan
d.
Faktor Keturunan
Lingkup
pemeliharaan kesehatan dalam rangka pencegahan penyakit pada dasarnya
mengupayakan : (Santoso dan Ranti, 1995)
- Pengamatan sumber air terhadap pencemaran kotoran
- Pencegahan berkembangbiaknya faktor penyakit,
seperti lalat dan serangga lainnya
- Pengamatan makanan terhadap pencemaran kuman
penyakit.
- Perubahan perilaku segenap warga kea rah hiduo
sehat yang dapat mencegah penularan penyakit
Membiasakan
diri menjaga kebersihan, kebiasaan bersih ditanamkan sejak usia dini, maka
ketika dewasa akan bertingkah laku sesuai dengan norma kebersihan.Kebersihan
lngkungan tempat tinggal mencakup halaman yang asri dan bersih, ada tempat
pembuangan air limbah, ventilasi untuk pertukaran udara. Penanaman kebiasaan
bersih dapat dilaksanakan pada siswa SD dengan bantuan guru.
Faktor utama
yang mempengaruhi kesehatan lingkungan, yaitu: Pencemaran.
Pencemaran adalah keberadaan suatu subtansi dalam lingkungan yang
disebabkan komposisi kimianya atau kuantitas kerusakan proses fungsi-fungsi
alam dan hasil lingkungan yang tidak diinginkan yang berdampak pada kesehatan.
Macam-macam pencemaran dapat
dibedakan menjadi :
1.
Menurut tempat terjadinya, yaitu :
a)
Pencemaran air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktivitas manusia. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air
yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Didalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa,
sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan
untuk bayi sekitar 80 %. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap
orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk
minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum, air harus mempunyai persyaratan
khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.. Air yang
sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
(1). Syarat Fisik : bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah
suhu udara diluarnya.
(2). Syarat Bakteriologis : Air
minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Untuk mengetahui apakah air minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air
tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri
E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
(3). Syarat Kimia : Air minum yang
ideal harus mengandung bahan-bahan atau zat kimia antara lain sebagai berikut :
Jenis Bahan Kadar
yang Dibenarkan (mg/liter)
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasaman)
6,5-9,0
CO2 0
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum.
Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan : Air hujan dapat
ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung
kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau : Menurut asalnya sebagian
dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui
saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering
juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan
dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air : Air yang keluar dari mata air ini
berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari
mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum
langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka
alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal : Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut
air tanah. Air ini berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal.
Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang
lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu
direbus dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam : Air ini berasal dari lapisan air
kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter.
Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk
dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat
guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam
adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan
tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran
manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan
harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk
yang menggunakan air tersebut.
Sumber-sumber air minum pada umumnya dan
di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut
tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan
terlebih dahulu. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai
berikut :
1.
Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage)
dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air
kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk
beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang
terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih
karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan
pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang
hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan
Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat
kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan
(misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan
(membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
4. Pengolahan
Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan
juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya
untuk kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari konsumennya,
pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
1)
Pengolahan Air Minum untuk Umum
a.
Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang
dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan
ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut
dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung
dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan
air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk
pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan
tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban
keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air
tersebut.
b. Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I
melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel
besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir,
kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini
dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil
penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
c.
Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh
kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui
pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber
yang sudah terlindungi tersebut.
d.
Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
1. Air
Sumur
Air sumur pompa
terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan.
Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi
masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah
pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur
pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat
sebagai berikut :
ü
Harus ada bibir sumur agar
bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya.
ü
Pada bagian atas kurang
lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat
mengotori air sumur.
ü
Perlu diberi lapisan
kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan.Sebagai
pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat
membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). Membersihkan air sumur
yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat
dibuat sendiri dari kaleng bekas.
2.
Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan
air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan
hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi
masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang
lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.
b)
Pencemaran udara
Contoh pencemaran udara yang berupa gas dan partikel:
Ø Gas H2S, gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan
gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
Ø Gas CO dan CO2, bersfat racun yang merupakan hasil
pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup.
Ø Partikel SO2 dan NO2, kedua partikel ini
bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang
dapat mengganggu pernapasan. Batu bara yang mengandung Sulfur (S) melalui
pembakaran akan menghasilkan SO2, kemudian SO2 bersama dengan udara serta Oksigen (O)
dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur yang membentuk kabut dan
suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam.
Untuk mengurangi pencemaran udara, ada beberapa upaya yang bias
dilakukan, antara lain :
§ Penghijauan dan penataan taman kota
§ Penggunaan cerobong asap pada pabrik sesuai aturan
c)
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah diakibatkan oleh limbah pertanian berupa
sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya dari pestisida dan
herbisida, juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pestisida dan herbisida
mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga akan
mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan akan mempengaruhi
organism-organisme yang hidup di dalamnya. Selain itu, pencemaran tanah
disebabkan oleh sampah-sampah plastic yang sukar hancur, botol, karet sintetis,
pecahan kaca, dan kaleng, serta detergen yang susah diuraikan.
Upaya yang bias dilakukan untuk mengurangi pencemaran tanah,
antara lain:
§ Penggunaan pupuk, pestisida dan herbisida sesuai dengan aturan
pakai
§ Memisahkan sampah organik dan anorganik, sampah organic
dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik harus dibakar di TPA (
Tempat Pembuangan Akhir )
3.
Menurut macam bahan pencemar,
yaitu :
a.
Pencemaran kimiawi, berupa zat
radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Hi), pupuk anorganik, pestisida,
detergen, dan minyak.
b.
Pencemaran biologis, berupa
mikroorganisme, misalnya Escherichia
coli, Entamoeba dan Salmonellatyposa.
c.
Pencemaran fisik, berupa
kaleng-kaleng, botol, plastic, dan karet.
4.
Menurut tingkat pencemaran, yaitu;
a.
Pencemaran yang mulai
mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah
menimbulkan keruksakan pada ekosistem lain
b.
pencemaran yang sudah
mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
Pencemaran
lingkungan tersebut disebabkan oleh mayarakat yang tidak peduli akan lingkungan
misalnya membuang sampah sembarangan, penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan,
dan lain sebagaianya. Oleh karena itu kita Harus menjaga kesehatan lingkungan
jangan sampai kita mencemarinya dan juga harus ditumbuhkan kesadaran dalam diri
masyarakat bahwa kesehatan lungkungan merupakan tanggung jawab bersama, karena
kesehatan lingkungan mempengaruhi kesehatan pribadi dan untuk terciptanya
kesehatan lingkungan maka kita harus hidup sehat.
2.1.3
Menerapkan Pola Hidup Sehat
Hidup sehat
mencakup kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Kesehatan individu tak
dapat dipisahkan dari kesehatan masyarakat.
Kesehatan
individu lebih ditekankan pada kesehatan massal, dan keduanya mengarah pada
pencegahan terjadinya penyakit. Penyebab penyakit pada umumnya dapat
dikelompokkan menjadi penyebab dari dalam dan penyebab dari luar, yang terdiri
dari beberapa penyebab yaitu penyebab mekanis, fisik, kimia, jasad mikro dan
makro, serta kekurangan unsur makanan.
Jenis penyakit
yang umum terdapat di lingkungan kita, dapat dibedakan menjadi penyakit infeksi
dan penyakit turunan, serta penyakit karena kekurangan unsur makanan. Penyakit
infeksi dapat disebabkan karena virus, bakteri, protozoa, cendawan, dan cacing.
Untuk mencegah
terjangkitnya suatu penyakit dapat dilakukan dengan cara memberi kekebalan
pasif atau aktif, dan memutus mata rantai kehidupan dari hewan penyebar bibit
penyakit. Memberikan pemahaman tentang kesehatan pada siswa TK/SD dapat
dilakukan dengan melibatkan kebersihan lingkungan sekitar dan mengarahkan
mereka untuk belajar berfikir secara kritis dan logis dalam mencari hubungan
antara penyakit dan penyebab penyakit.
Perbaikan gizi
merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pola hidup sehat. Gizi adalah
makanan yang berhubungan dengan kesehatan tubuh. Makanan yang dimakan seseorang
tidak selamanya dapat bersifat menguntungakan, tetapi dapat pula merugikan
tergantung pada jenis makanan yang dimakan.
Makanan
adalah segala sesuatu yang dimakan, yang berguna untuk kelangsungan hidup, dan
dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan makanan dan zat makanan.contoh bahan
makanan ialah beras, jagung, ikan,daging, tahu, bayam, dan sebagainya. Yang
dimaksud zat makanan yaitu sesuatu yang terkandung dalam bahan makanan, yang berguna
bagi kesehatan tubuh yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serta
air.
Jadi yang dimaksud dengan makanan yang
bergizi yaitu makanan yang mengandung semua zat makanan dalam jumlah yang
memadai.Di dalam tubuh, setiap zat makanan mempunyai fungsi sendiri yang khas,
bahkan ada zat makanan yang dapat mempunyai dua fungsi atau lebih.
Sesuai dengan fungsinya bagi tubuh,
zat makanan dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Berdasarkan fungsi
fisiologis, makanan mempunyai tiga fungsi ( Triguna Makanan ) yaitu :
a. Sebagai pemberi tenaga
Zat makanan
yang dapat berfungsi sebagai pemberi tenaga adalah karbohidrat, lemak dan
protein. Tenaga yang dihasilkan dari pembakaran ketiga zat makanan tersebut,
dinyatakan dalam satuan kalori, dimana 1 kalori itu adalah banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air setinggi 10C. Panas yang
dihasilkan oleh ketiga zat tersebut dalam pembakaran, yaitu :
1 gram
karbohidrat ± 4 Kilokalori
1 gram
lemak ± 9 Kilokalori,
1 gram
protein ± 4 Kilokalori
b. Sebagai pembangun
Zat makanan
yang berfungsi sebagai pembangun yaitu protein, mineral dan air. Ketiga zat
tersebut sama-sama digunakan untuk membentuk jaringan tubuh.
c. Sebagai pengatur
Zat makanan
yang berfungsi sebagai pengatur yaitu protein, vitamin dan air. Ketiga zat
tersebut dapat membantu terjadinya proses-proses di dalam tubuh manusia.
Berdasarkan
bahan makanannya, makanan dapat digolongkan menjadi 5 bagian yang biasa dikenal
dengan istilah 4 sehat 5 sempurna, yaitu :
1)
Makanan pokok
2)
Lauk pauk
3)
Sayuran
4)
Buah – buahan
5)
Susu
SUSUNAN HIDANGAN SEHARI-HARI
Hubungan Gizi Dengan Kesehatan
v
Hubungan gizi dengan
kesehatan pribadi
Apabila seseorang
kekurangan atau kelebihan gizi maka orang tersebut akan mengalami gangguan pada
kesehatan pribadinya.
Di
Indonesia pada umumnya ada beberapa penyakit gizi salah atau malnutrisi yang
semuanya merupakan penyakit kekurangan, diantaranya yaitu :
·
Kekurangan protein
Pada umumnya tubuh kita memerlukan protein sebanyak 1 gram untuk tiap
kilogram berat tubuh. Jika terjadi kekurangan protein dalam jangka waktu lama,
akan timbul beberapa penyakit, diantaranya Kwashiorkor.
Kwashiorkor merupakan penyakit karena kekurangan protein tetapi kalori cukup.
Penyakit ini timbul pada anak-anak usia 1-3 tahun.
·
Kekurangan vitamin A
Gejala
yang tampak pada defisiansi Vitamin A ialah pada organ yang berhubungan dengan
penglihatan. Kekurangan vitamin A yang berlarut-larut, akan menimbulkan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1)
Hemeralopia
Hemeralopia
dikenal dengan istilah rabun senja. Selain itu ada juga gejala lain seperti
photophobia, yaitu silau jika melihat cahaya.
2)
Xerophtalmi
Dalam tahapan kedua
ini, pembuatan air mata berkurang sehingga selaput lendir mata atau conjunctiva
tampak menjadi kering dan berlipat-lipat (keriput).
3) Keratomalasia
Pada tahapan ini, selaput bening mata (kornea) juga mongering dan
menjadi keruh. Lama kelamaan kornea akan rusak dan berakhir dengan kehancuran
bola mata, dan penderita akan buta
·
Kekurangan vitamin B
Macam-macam kekurangan vitamin B,
yaitu :
§
Kekurangan Vitamin B1
Dalam jumlah yang tidak begitu banyak
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan susah air besar. Kekurangan yang agak
hebat dapat menyebab- kan penyakit beri-beri.
§
Kekurangan Vitamin B2
Gejala
kekurangan vitamin B2, yaitu :
ü Bibir kering pecah-pecah
ü Sudut bibir luka sobek
ü Kulit sekitar sudut hidung kering
ü Radang pada ujung dan samping lidah
§
Kekurangan vitamin B3
Kekurangan
yang hebat dapat menyebabkan penyakit pellagra. Tanda-tanda pellagra
kadang-kadang disebut dengan 3D, yaitu : Dermatitis, Diare dan Defresi.
·
Kekurangan vitamin C
Penyakit
karena kekurangan vitamin C disebut skorbut. Gejala dari kekurangan vitamin C
ialah gusi mudah berdarah, sariawan, sertabibir pecah-pecah.
·
Kekurangan zat Iodium
Kekurangan Iodium akan menyebabkan kelenjar
gondok menjadi besar, penyakit ini dikenal sebagai penyakit gondok.
·
Kekurangan zat besi
Kekurangan
zat besi dapat menyebabkan penyakit kurang darah ( anemia ).
v
Hubungan kesehatan dengan
masyarakat
Peranan Posyandu dalam Meningkatkan Gizi Masyarakat
Pada posyandu
dalam waktu tertentu diadakan proses penimbangan dan pemeriksaan kesehatan anak
balita. Pada saat proses penimbangan dan pemerksaan kesehatan tersebut, petugas
posyandu melakukan penyuluhan mengenai gizi keluarga.
Dalam usaha
meningkatkan gizi masyarakat, pada posyandu dilakukan juga upaya peningkatan
penghasilan keluarga. Selain itu, ditanamkan pengertian pada kaum ibu bahwa
kenaikan penghasilan keluarga yang diikuti dengan bertambahnya anggota keluarga
tidak akan membawa perbaikan terhadap gizi keluarga.
Cara Menyusun Menu Makanan yang Bergizi
Menu makanan ialah kumpulan beberapa
macam makanan atau masakan yang disajikan untuk tiap kali makan.
Menu
sederhana hanya terdiri dari makanan pokok dan sayur, sedangkan menu yang
lengkap terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur dan buah.
Berbagai
jenis makanan yang biasa dihidangkan, dapat dikelompokan menjadi :
1.
Bahan makanan pokok, misalnya
beras, kentang, jagung, ubi, sagu.
2.
Bahan makanan lauk pauk, misalnya
ikan, telur, daging, tahu, tempe.
3.
Bahan makanan sayur, yang dapat dibedakan
menjadi :
ü
Sayuran daun : kangkung,
daun singkong.
ü
Sayuran buah : tomat,
waluh, timun.
ü
Sayuran akar/umbi : wortel
lobak, bit.
ü
Sayuran kacang-kacangan :
kacang panjang, buncis.
ü
Sayuran tunas : taoge,
rebung.
4.
Bahan makanan buah, misalnya
jeruk, alpukat, apel, manggis, mangga, dsb.
Selain harus memperhatikan komposisi
zat makanan, maka untuk menyusun menu yang baik harus diperhatikan pula
komposisi warna dan jenis makanan.
Yang
perlu diperhatikan dalam menyusun hidangan dengan menggunakan protein, yaitu jumlah bahan yang
digunakan harus kurang lebih sama besar nilainya dengan protein yang berasal
dari hewan.
2.2 ETIKA LINGKUNGAN DAN
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN
2.2.1 Definisi Etika Lingkungan
Etika lingkungan tidak hanya membahas
mengenai prilaku manusia terhadap alam. Etika lingkungan hidup juga membahas
mengenai relasi diantara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam
dan antara manusia dengan makhluk hidup atau secara keseluruhan. Termasuk di
dalamnya berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung
atau tidak langsung terhadap alam. Ada beberapa teori yang dinyatakan sebagai
berikut :
Ø
Antroposenisme, teori etika
lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap paling menentukan dalam kaitan dengan alam,
baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, alam dianggap
sebagai objek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia.
Ø
Biosentrisme, teori ini
menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai pada dirinya
sendiri, sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Dan perlu
mendapat perlindungan dan keselamatan. Untuk itu perlu etika yang berfungsi
menuntun manusia untuk bertindak secara baik demi menjaga dan melindungi
kehidupan.
Ø
Ekosentrisme, memusatkan
etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Oleh
karena itu, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada semua
spesies, termasuk spesies bukan manusia (biosphere).
Ø
Hak Asasi Alam, hak setiap
spesies untuk hidup, tumbuh dan
berkembang secara alamiah tanpa intervensi manusia, termasuk intervensi
teknologi.
Ø
Ekofeminieme, (a) logika
dominasi yang menjadi sebab utama dari masalah sosial yang terkait dengan
relasi gender dan krisis manusia dengan alam, (b) membahas sekilas etika
kepedulian yang diutamakan oleh ekofeminisme.
2.2.2
Prinsip – Prinsip Etika Lingkungan Hidup
1) Sikap hormat kepada alam (resfect
for nature), manusia berkewajiban hidup untuk berada, hidup, tumbuh, dan
berkembang secara alamiah. Maka sebagai perwujudan nyata dari penghargaan itu,
manusia perlu memelihara, merawat, menjaga, melindungi, dan melestarikan alam
beserta isinya.
2) Tanggung jawab (moral
respon sibility for nature), tanggung jawab untuk menjaganya. Berarti,
kelestarian dan kerusakan alam semesta merupakan tanggung jawab bersama seluruh
umat manusia.
3) Solidaritas Kosmis (cosmic
solidarity), karena manusia
adalah bagian integral dari alam semesta, perasaan solidar, perasaan
sepenanggungan maka manusia akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh makhluk
lain. Perasaan ini mendorong manusia menyelamatkan lingkungan.
4) Kasih sayang dan kepedulian (caring
for nature), manusia digugah untuk mencintai, menyayangi dan peduli kepada
alam. Maka manusia makhluk hidup mempunyai hak dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dan dirawat.
5) No.Harm, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung
jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan merugikan dan akan selalu
peduli (tidak merusak).
6) Hidup sederhana dan selaras dengan alam, prinsip ini yang
ditekankan adalah nilai, kualitas, cara hidup yang baik, dan bukan kekayaan,
saran standar material. Bukan rakus dan tamak, tapi yang penting mutu kehidupan
yang baik.
7) Keadilan, prinsip ini berbicara tentang ikut menentukan
kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestariannya.
8) Demokrasi, setiap orang yang peduli kepada lingkungannya akan
sangat mungkin seorang pemerhati lingkungan. Seorang yang berkaitan dengan
pengambilan kebijakan, menentukan baik – buruk, rusak tidaknya, tercemar
tidaknya lingkungan hidup. Demokrasi menjamin bahwa pemerintah wajib menggugat
setiap kebijakan publik yang berdampak merugikan lingkungan.
9) Integritas Moral, prinsip ini untuk pejabat public agar
mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat.
Menurut
tahapannya, etika lingkungan dapat terwujud dalam lima tingkatan (Nugroho,
1985), yaitu :
1)
Egoisme, yang berdasarkan keakuan
tetapi penuh kesadaran akan kepercayaan pada diri sendiri ( self confidence ).
2)
Humanisme, solidaritas terhadap
sesama manusia, sehingga makin tinggi tingkat ketegaran individu seseorang,
makin tinggi makna dirinya bagi sesama manusia.
3)
Sentientisme, kepedulian terhadap
sesama pengada insani yang mempunyai system syaraf atau perasaan, misalnya
kucing, kambing, dsb.
4)
Vitalisme, kepedulian terhadap
sesama pengada insani ciptaan yang tidak berperasa, misalnya tumbuhan, bakteri,
dsb.
5)
Altruisme, tingkatan pelengkap
dari etika seseorang terhadaplingkungan, yakni kepedulian terhadap semua
pengada ragawi (non ragawi/abiotik), sebagai sesama ciptaan Tuhan di bumi ini,
karena ketergantungan kita kepada semua yang ada, tidak hanya pada pengada
insani saja, tetapi juga kepada pengada ragawi, termasuk tanah, mineral, air,
dan udara.
2.2.3 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
1) Prinsip Demokrasi, menjamin agar pembangnan kehendak bersama
seluruh rakyat demi kepentingan bersama.
a. Partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan pembangunan
dan sebuah keharusa moral dan politik.
b. Harus ada akses informasi yang jujur dan terbuka tentang agenda
pembangnan dan proses perumusannya (transparansi).
c. Ada akuntabilitas publik tentang agenda pembangunan, proses
perumusan kebijakan pembangunan dan implentasinya.
2) Prinsip Keadilan, menjamin bahwa semua orang dan kelompok
masyarakat memperoleh peluang yang sama untuk ikut dalam proses pembangunan dan
ikut menikmati hasil pembangunan.
a.
Agar ada perlakuan yang sama.
b.
Agar ada distribusi manfaat dan
beban secara proporsional.
c.
Agar ada peluang yang sama bagi
generasi.
d.
Agar kerugian akibat proses
pembangunan yang dialami oleh kelompok masyarakat harus ditebus atau
dikompensasikan secara seimbang.
3) Prinsip keberlanjutan, mengharuskan kita untuk merancang agenda
pembangunan yang hemat sumber daya dan mampu mensinkronkan aspek konservasi
dengan aspek pemanfaatan secara arif.
Tinjauan Pengembangan Lingkungan
Pembangunan membawa perubahan, kondisi
sumber dan lingkungan hidup mengharuskan pembangunan berjalan seiring dengan
pembangunan lingkungan hidup (ecodevelopment). Kemiskinan adalah sebab dari
kerusakan lingkungan,maka pembangunan menghalau kemiskinan bias berjalan
seiring dengan perbaikan lingkungan hidup.
Proses perubahan dilaksanakan dengan
kesadaran sepenuhnya bahwa sumber-sumber alam harus digunakan secara rasional.
Implikasi ini adalah bahwa pengelolaan alam tidak boleh mengakibatkan musnahnya
sumber alam, rusaknya lingkungan, semakin miskinnya lingkungan. Tetapi
sebaliknya sumber alam harus dipelihara kelestariannya dan pembangunan disertai
proses mengembangkan lingkungan, lebih memperkaya lingkungan, supaya di satu
pihak menunjang proses pembangunan bagi terbinanya cita-cita pembangunan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara
bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup.
Prinsip-prinsip Membangun Masyarakat yang
berkelanjutan (Sustainable).
a)
Menghormati dan memelihara
komunitas kehidupan
b)
Memperbaiki kualitas hidup manusia
c)
Melestarikan daya hidup dan
keragaman bumi
d)
Menghindari pemborosan
sumber-sumber daya yang tak terbarukan
e)
Berusaha tidak melampaui kapasitas
daya dukung bumi
f)
Mengubah sikap dan daya hidup
orang per orang
g)
Mendukung kreativitas masyarakat
untuk memelihara lingkungan sendiri
h)
Menyediakan kerangka kerja
nasional untuk memadukan upaya membangun dan pelestarian
i)
Menciptakan kerja sama global
Pembangunan pemerintah harus berdasarkan
empat sasaran tujuan lingkungan hidup :
1)
Membina hubungan keselarasan
antara anusia dengan lingkungan
2)
Melestarikan sumber alam supaya
bias dipakai terus menerus dalam pembangunan jangka panjang
3)
Mencegah supaya kegiatan
pembangunantidak merusak lingkungan
4)
Membimbing manusia dari perusak
lingkungan menjadi Pembina lingkungan
UU No.4 tahun 1982 Pasal 1 menyatakan
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan.
UU yang diatas telah diganti dengan UU No.
23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup dan diterbitkan peraturan
pendukungnya.
2.2.4 AMDAL
Kelayakan lingkungan suatu rencana usaha
atau kegiatan ditunjukan oleh hasil suatu studi, yang disebut dengan AMDAL
(Analisis mengenai dampak lingkungan), dengan pelaksanaan AMDAL diharapkan
dampak positif yang ditimbulkan suatu proyek pembangunan dapat dimaksimalkan
dan dampak negatifnya dapat diminimalkan.
Fungsi AMDAL adalah untuk mencegah
terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan oleh suatu rencana usaha atau
kegiatan.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk
mencegah terjadinya perusakan lingkungan oleh suatu rencana usaha kegiatan.
Selain AMDAL ada beberapa pengendalian
lingkungan yaitu:
Ø
Ekolabel : merupakan simbol
atau label yang dicantumkan pada suatu barang (produk), yang menyatakan bahwa
dalam memproduksi barang tersebut tidak terjadi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
Ø
ISO 14000 : standar
manajemen lingkungan internasional (Internasional Standarization) seri 14000
merupakan upaya untuk memadukan manajemen lainnya (produk, mutu, tenaga kerja)
sehingga tujuan perusahaan secara ekonomi dapat tercapai. Strategi yang telah
mencapainya adalah dengan menerapkan SML atau Environmental Management System
(EMS).
Ø
Audit Lingkungan :
pengkajian penataan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.2.5 Rumah Sehat
Rumah adalah
salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal
manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat
tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia
sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan
peralatan yang serba modern..
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam membangun sebuah rumah, yaitu:
1. Faktor lingkungan
Baik lingkungan fisik, biologis
maupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan
tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di
desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat
gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya.
Rumah di daerah pedesaan, sudah tentu
disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya,
menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan
bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi
masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah
dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan
setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan sebagainya adalah
merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan
rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun diperlukan
pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh
penghuninya perlu dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki
masyarakat
Pada dewasa ini teknologi
perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi
modern itu sangat mahal bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan
sendiri yang dipunyai turun temurun.
Dalam rangka penerapan teknologi
tepat guna maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut dimodifikasi.
Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang
sudah positif.
Contoh : Rumah limasan yang
terbuat dari dinding dan atap daun rumbai yang dihuni oleh orang yang memang
kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan
membuat lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijaksanaan
(peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna
tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan
masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah
yang besar.
Selain
memperhatikan faktor-faktor di atas, perlu memperhatikan syarat-syarat rumah
yang sehat, yaitu :
1. Bahan bangunan
a. Lantai
Ubin atau semen adalah baik namun
tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. lantai kayu sering terdapat pada
rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan dan ini pun mahal. Oleh karena itu,
untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan.
Syarat yang penting disini adalah
tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk
memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan
menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat dan dilakukan
berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding
Tembok adalah baik namun
disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis,
lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis
khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela
tidak cukup maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai
baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah
cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan
masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat
pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun
dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d. Lain-lain (Tiang, Kaso dan Reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk
kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman, bahan-bahan ini
tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang
tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut
ruas-ruas bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas maka lubang pada ujung-ujung
bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak
fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah
tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh
penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat.
Disamping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena
terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri
penyebab penyakit).
Fungsi kedua daripada ventilasi
adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen
karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang
terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yaitu : Ventilasi
Alamiah dan Ventilasi Buatan.
Disini perlu diperhatikan bahwa
sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik
lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan
keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan
cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang
masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman,
juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan
menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu : Cahaya alamiah ( matahari) dan Cahaya buatan ( Menggunakan sumber
cahaya, seperti lampu minyak tanah, listrik, api, dsb ).
4. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat
harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut
harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded).
Hal ini tidak sehat, sebab
disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang
lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5-3 m2
untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-Fasilitas didalam
Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai
fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a. Penyediaan air bersih yang
cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air
bekas)
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih
cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas
tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah
pedesaan, yakni :
g. Gudang
Tempat menyimpan hasil panen.
Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut atau
bangunan tersendiri.
h. Kandang ternak
Ternak merupakan bagian hidup
para petani maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini
tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka
sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau
dibikinkan kandang tersendiri.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan yang disajikan oleh penyusun, maka dapat disimpulkan bahwa:
ü
Kesehatan lingkungan
terbagi dua, yaitu:
1.
Kesehatan perorangan atau individu
2.
Kesehatan masyarakat atau sosial kesehatan
individual dipengaruhi oleh lingkungan
ü
Kesehatan masyarakat
dipengaruhi 4 faktor, yaitu:
a.
Faktor lingkungan
b.
Faktor perilaku masyarakat
c.
Fakor pelayanan masyarakat
d.
Faktor keturunan
ü
Usaha yang dapat dilakukan
dalam menjaga kesehatan lingkungan, yaitu, meningkatkan pemeliharaan kesehatan
( Termasuk pemanfaataan air bersih untuk keperluan minum ) dan perbaikan gizi (
Dengan menerapkan pola hidup sehat )
ü
Etika lingkungan hidup
mengenai relasi diantara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam
dan antara manusia dengan mahluk hidup atau secara keseluruhan. Ada beberapa
teori yang dinyatakan sebagai berikut: antroposentrisme, biosentrisme,
ekosentrisme, hak asasi alam serta ekofeminisme.
ü
Prinsip pembangunan
berkelanjutan diantaranya prinsip demokrasi, prinsip keadilan, dan prisip
berkelanjutan.
ü
Upaya Analisis Dampak
Lingkungan ( AMDAL ) dalam rangka mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran
lingkungan yang diimplementasikan dalam suatu kegiatan.
2. Saran
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat
kaitannya, oleh karena itu jika kita sebagai manusia yang senantiasa menjaga
lingkungan, maka lingkungan pun akan mengadakan feed back yang baik terhadap
kehidupan manusia. Menjaga lingkungan bukan merupakan suatu tanggung jawab
pemerintah, tetapi tanggungjawab kita bersama. Oleh karena itu, kita dapat
mengawalinya dengan menjada kesehatan individual serta kebersihan di rumah
masig-masing. Maka dengan terlaksananya kesehatan individual, kesehatan
lingkungan pun akan tercipta. Hal ini, dapat menciptakan suasana yang nyaman
dalam melangsungkan kehidupan. Kelestarian lingkungan tergantung pada tangan
kita, maka dari itu kita harus senantiasa menjaga keasriannya.
REFERENSI / DAFTAR
PUSTAKA
Darsono,
V, (1995). Pengatar ilmu lingkungan. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
Irwan,
Z.A.D. (1997). Prinsip-prinsip Ekologi dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara
Keraf,
A.S. (2002). Etika Lingkungan,. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Notoatmodjo,
Soekidjo. (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,
Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Pratomo,
S. (2004). Panduan teori dan pelaksanaan Pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup (Untuk program S1 PGSD).Bandung: UPI (Diklat).
Demikianlah tulisan kali ini semoga ada manfaatnya, saran, kritik & komentar dari pembaca walau hanya satu kata atau dua kata sangat berpengaruh buat penulis untuk kebaikan & kemajuan dimasa yang akan datang.
Demikianlah tulisan kali ini semoga ada manfaatnya, saran, kritik & komentar dari pembaca walau hanya satu kata atau dua kata sangat berpengaruh buat penulis untuk kebaikan & kemajuan dimasa yang akan datang.