KEKUATAN TAK TERKALAHKAN
"Maukah kamu aku tunjukkan
kekuatan yang tak pernah terkalahkan?" "Mau", jawab anaknya spontan. Orang shaleh itu menjawab: " Hendaklah kamu berserah diri dan
bertawakkal kepada Allah."
Konon menurut para ilmuwan dan futurolog, pada awal kehidupan manusia
kekuatan yang menjadi panglima adalah kekuatan fisik. Sehingga yang berlaku
adalah hukum rimba. Yang kekar-kuat membabat dan menginjak-injak yang lemah.
Lalu berangsur-angsur panglima kekuatan itu berubah. Dari kekuatan fisik menjadi
kekuatan kekuasaan (baca: politik). Selanjutnya kekuatan ekonomi, terakhir oleh
kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan masyarakat awam dan primitif, sampai kapanpun kekuatan
bagi mereka adalah terletak pada hal-hal ghaib semisal jin, malaikat dan
kekuatan supranatural lain yang mereka percayai. Yang menjadi pertanyaan
adalah, bagaimana agar kita tidak hanyut oleh berbagai kekuatan yang sedang
menjadi panglima? Atau lebih dari itu, bisakah kita mengalahkan berbagai
kekuatan itu?
Senada dengan pertanyaan di atas, suatu hari, seorang shaleh bertanya
kepada anaknya: "Maukah kamu aku
tunjukkan kekuatan yang tak pernah terkalahkan?" "Mau", jawab anaknya spontan. Orang shaleh itu menjawab: " Hendaklah kamu berserah diri dan
bertawakkal kepada Allah."
Ya, kekuatan yang tak pernah terkalahkan itu adalah kekuatan Allah.
Kekuatan Dzat yang menciptakan kekuatan itu sendiri. Dan caranya adalah dengan
berserah diri secara total kepada Nya; menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
Di bawah ini akan kita paparkan beberapa contoh berserah diri kepada
Allah secara total sehingga melahirkan kekuatan yang tak terkalahkan oleh
kekuatan apapun di dunia.
Api Tidak Membakar
Ibrahim adalah seorang rasul Allah. Sepanjang hari ia menyeru kaumnya
menyembah kepada Allah. Keengganan dan kebencian kaumnya terhadap dakwah
Ibrahim membuat mereka sepakat untuk membakar nabi Allah tersebut hidup-hidup.
Sesaat akan dilemparkan ke dalam api, Jibril datang seraya bertanya: "Hai Ibrahim, apakah kamu menghajatkan
aku ?" Ibrahim menjawab: "Aku
tidak membutuhkanmu. Adapun kepada Allah maka aku sangat
menghajatkan-Nya."
Ibnu Abbas meriwayatkan secara mauquf, saat dilemparkan ke dalam api,
Ibrahim mengucapkan: "Cukuplah Allah
menjadi Pelindung kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." Maka
Allah pun menyelamatkannya. Api yang biasanya membakar malah mendatangkan
suasana sejuk dan dingin. Ibrahim pun keluar dari api dalam keadaan selamat
sentosa.
Menaklukkan Penguasa Zhalim dan
Segenap Pengikutnya.
Fir'aun adalah sim-bol penguasa zhalim yang telah menjadi legenda dunia
sejak ratusan tahun silam. Karena kecongkakannya yang kelewat batas, ia pun
mengaku sebagai Tuhan.
Allah mengutus Musa Alaihis Sa-lam untuk menyerunya menyembah Allah.
Mulanya Musa takut, tapi kemudian yakin (QS. 20: 45-46). Maka dengan langkah
tegap Musa diiringi saudaranya Harun Alaihimas Salam menuju istana Fir'aun.
Pintu istana ia ketuk keras dengan tongkatnya. Fir'aun pun murka, tetapi
akhirnya menerima untuk mendengarkan dakwah Musa. Di ujung pembicaraan,
disepakati untuk adu kekuatan pada hari raya, saat berkumpulnya segenap
penduduk negeri. Ketika waktunya tiba Musa dihadapkan dengan para dedengkot
tukang sihir. Musa berkata, lemparkan-lah! Lalu tali-temali yang telah mereka
sihir itu berubah seakan-akan menjadi ular nyata. Hati Musa pun menjadi ciut
maka Allah berfirman: "Jangan kamu
takut sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)." (Thaha: 68)
Maka Musa pun melemparkan tongkat-nya sehingga benar-benar menjadi ular yang
menelan tali-temali yang disihir menjadi ular. Seketika para tukang sihir itu
pun menyatakan diri beriman. (QS. 20: 70)
Menundukkan Barbarian
Ketika Abdullah bin Ali Al Abbasi menakluk-kan kota Damaskus, dia
membantai puluhan ribu umat Islam. Lalu dengan sombongnya ia berkata: "Apakah ada orang yang akan
melawanku?" "Ti-dak," jawab para pemban-tunya. "Apakah
kalian mengetahui ada orang yang keberatan terhadap tindakanku?"
Mereka men-jawab: "Jika ada maka dia
adalah Al Auza'i." Al Auza'i adalah seorang ahli hadits kenamaan,
amirul mukminin di bidang hadits. Maka Abdullah pun minta agar Al Auza'i
dipanggil.
Apa yang terjadi selanjutnya? Al Auza'i mengisahkan, aku masuk di antara
dua baris algojo yang menghunus pedang. Aku masuk melalui lorong pedang-pedang
terhunus hingga sampai kepadanya. "Demi
Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, penguasa kejam itu di depanku tak lebih
dari bagai seekor lalat," kata Al Auza'i melukiskan suasana hatinya.
Dan akhirnya benar. Raja barbarian itu tak mampu membunuhnya karena tidak
memiliki alasan untuk itu. Setelah keluar Al Auza'i mengucapkan: "Cukuplah Allah menjadi Pelindung kami
dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Mengalahkan Musuh
Dalam pertempuran melawan pasukan Romawi, pasukan Islam yang dipimpin
Khalid bin Walid hanya berjumlah 32.000 personil. Sementara musuh yang dihadapi
berjumlah 280.000 orang. Tetapi Khalid tetap membesarkan hati para pasukannya.
Dan di bawah komandonya, kaum Muslimin bertempur habis-habisan. Belum sampai
tiga hari, tentara Romawi telah dapat ditaklukkan. Allau Akbar. Khalid dan
tentara yang dipimpinnya adalah pasukan Allah. Dan pasukan Allah pastilah
menang. Penjagaan Allah terhadap Anak dan Keturunan
Masing-masing kita tentu ingat kisah Ya'kub dan puteranya Yusuf Alaihimas
Salam. Dalam hal ini, Hasan Bashri berkata: "Sejak
Yusuf berpisah dari Ya'kub sampai bertemu kembali kurang lebih 80 tahun, hati
Ya'kub senantiasa dilanda kesedihan dan kedua pipinya selalu dibasahi oleh
tetesan air mata, padahal dia adalah hamba yang paling dicintai Allah. Tetapi
kemudian Allah mengembalikan Yusuf kepada ayahnya, Ya'kub Alaihis Salam,
setelah perpisahan yang sangat lama itu. Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga
dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang."
Penjagaan terhadap Anggota Badan
Asma' binti Abu Bakar, isteri Abdullah bin Zubair adalah seorang wanita
yang menjaga Allah sehingga Allah pun menjaganya. Urwah bin Zubair berkata: "Usia Asma' mencapai seratus tahun,
giginya masih tetap utuh, tidak ada satu pun yang rontok dan ini dibenarkan
oleh orang-orang yang menyaksikannya."
Al Muhib Ath Thabari, seorang ulama Islam yang sudah berusia 70 tahun
mampu meloncat dari kapal ke tepi pantai. Padahal banyak anak muda yang tidak
bisa melakukannya. Ia memberi alasan: "Inilah
anggota badan yang kami pelihara di waktu muda (dengan tidak melakukan berbagai
kemaksiatan) maka Allah memelihara-nya ketika kami sudah tua."
Menundukkan Binatang Buas
Ketika sedang khusyu' shalat di tengah hutan -dalam suasana perang-
tiba-tiba Qutaibah didatangi seekor singa. Singa itu mengelilinginya ketika ia
sedang shalat. Seusai shalat ia berkata: "Hai
singa!, jika kamu diperintah membunuh dan memakanku maka bunuh dan makanlah
aku! Aku tidak membawa senjata selain perlindungan Allah. Jika kamu
diperintahkan membunuhku tetapi kamu tidak mampu menguasaiku maka pergilah dan
tinggalkanlah aku menunaikan shalat !" Lalu singa itu
menggerak-gerakkan ekornya kemudian lari terbirit-birit. Salah seorang ulama
berkata: "Ketika kita menta'ati
Allah maka Dia akan menundukkan binatang buas untuk kepentingan kita. Tetapi
ketika kita mendurhakainya kita akan dikuasai oleh tikus-tikus."
Menundukkan Benda-benda Mati
Dalam sebuah hadits panjang, Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Abu
Hurairah tentang seorang shaleh dari Bani Israel yang meminjam uang 1000 dinar
kepada kawannya.
Setelah masa pembayaran tiba, ia keluar mencari kapal yang akan
ditumpanginya agar ia bisa membayar hutang tepat pada waktu yang
diten-tukan.Tetapi, satu pun ia tidak menemu-kan kapal. Akhirnya dia mengambil
kayu untuk dilobangi dan dimasukkan ke dalamnya uang 1000 dinar beserta surat
yang ditujukan kepada pemiliknya. Kayu itu kemudian ia lemparkan ke tengah laut
seraya mengucapkan:" Ya Allah,
sungguh Engkau mengetahui bahwa aku telah meminjam uang kepada fulan 1000
dinar. Dia meminta kepadaku seorang penjamin, tetapi dia rela Engkau sebagai
penjaminnya. Dia meminta saksi, tetapi dia rela Engkau sebagai saksinya.
Sesungguhnya aku berusaha dengan segala kesungguhan untuk mendapatkan kapal
agar aku dapat mengirimkan uang padanya (tepat pada waktunya) tetapi aku tidak
mendapat-kannya sesungguhnya kutitipkan uang ini kepadaMu." Lalu ia
melemparnya ke laut. Orang yang meminjamkan uang itu keluar dari rumahnya
melihat barangkali telah datang utusan yang membawa uang. Tiba-tiba ia
menemu-kan sepotong kayu. Dia mengambilnya sebagai kayu bakar untuk
keluarganya. Setelah dibelah, kayu itu ternyata berisi uang dan surat yang
ditujukan padanya. Beberapa hari kemudian, orang yang meminjam uang tersebut
menda-patkan kapal yang membawanya ke tempat kawan yang menghutanginya. Ia
kemudian menjelaskan alasan keter-lambatannya. Kawannya menjawab: "Sesungguhnya Allah telah menunaikan
apa yang kamu kirimkan dengan perantaraan kayu." Akhirnya dengan
pertolongan Allah, orang itu kembali dengan membawa utuh uangnya 1000 dinar.
Subhanallah.
Di atas hanyalah beberapa contoh dari kekuatan yang diberikan Allah kepada
hamba-hambaNya yang shaleh dan bertawakkal penuh kepadaNya. Dari sini kita
yakin seyakin-yakinnya makna hadits:
"Jagalah Allah niscaya Allah
menjagamu." (HR. Turmudzi dengan sanad hasan shahih). Kesalehan,
keta'atan dan tawakkal kepada Allah adalah kekuatan tak tertandingkan oleh
kekuatan apapun di dunia. Wallahu A'lam.
Semoga Bermanfaat