PIDATO TENTANG AGAMA ITU NASEHAT..!!


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dari Abu Ruqayyah bin Tamim bin Aus Ad Dary radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 
"Dien (agama) itu adalah nasehat. " Kami bertanya: "Kepada siapa? "Beliau menjawab: "Kepada Allah, kepada kitabNya kepada RasulNya kepada pemimpin kaum muslimin serta kepada segenap kaum muslimin pada umumnya." (HR Muslim).

1. Pengertian Nasehat
Kata 'nasehat' berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja nashaha yang berarti murni serta bersih dari segala kotoran, tetapi juga bisa berarti menjahit. Imam AI Khaththabi rahimahullah menjelaskan arti kata nasehat sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Rajab rahimahullah dalam kitabnya Jamitul Ulum wal Hikam : "Nasehat adalah kata untuk menerangkan suatu pengertian, yaitu keinginan kebaikan untuk orang yang dinasehati."
Adapun sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :  "Dien itu adalah nasehat. " bukan berarti bahwa nasehat itu merupakan keseluruhan dari dien ini, tetapi maknanya sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Daqiqil led dalam Syarah AlArba'in An Nawawiyah (hal. 32) bahwa nasehat itu Merupakan tiang serta tonggak dari dien ini, sebagaimana sabda beliau: "Haji itu adalah Arafah."

2. Pengertian Nasehat kepada Allah
Imam Khaththabi rahimahullah berkata: "Hakekat kata 'kepada Allah' sesungguhnya kembali kepada hamba itu sendiri dalam nasehatnya kepada diri sendiri, karena Allah tidak membutuhkan nasehat."
Pengertian nasehat kepada Allah adalah dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala IaranganNya, baik perintah yang wajib maupun yang sunnah, begitu pula meninggalkan larangan yang makruh, lebih-lebih yang haram.
Dan seutama-utama , kewajiban adalah men- tauhid-kan Allah. Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah adalah Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Pengatur. Dialah yan menghidupkan dan mematikan serta memberi rizki kepada kita sernua.
Apabila demikian keadaannya, maka wajib bagi setiap Muslim beribadah kepada Allah semata, dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun. la harus meyakini tidak ada yang dapat memberikan manfaat atau mudharat kecuali Allah semata. Dia harus mengenal Nama- narna Allah dan sifat-sifatNya sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah dalam kitabNya atau melalui lisan RasulNya, tanpa mengubah arti yang sesungguhnya, tanpa mengingkarinya, tanpa menyerupakan dengan makhlukNya dan tanpa menanyakan kaifiyah (bagaimana)nya. Inilah yang difahami oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya serta orang-orang beriman yang mengikuti jejak mereka . Barangsiapa mengikuti jalan selain jalan mereka maka orang tersebut sesat dan diancam Allah dengan api Neraka Jahanam.
Allah berfirman: "Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kehenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahannam itu seburuk-­buruk tempat kembali " (O.S. An Nisa :115).
Seseorang yang beribadah kepada Allah semata ia pasti cinta kepadaNya mengharapkan rahmatNya serta camas akan adzab dan siksaNya.
AI Imam Ibnu Qayyim AI Jauziyyah dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin menerangkan tentang tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah, di antaranya tunduk dan patuh kepada Allah, selalu ingat kepadaNya; mencintai apa yang dicintaiNya dan membenci apa yang dibenciNya, lebih mengutamakan ridha Allah daripada ridha makhlukNya, sabar dan ridha atas musibah yang menimpanya, memiliki kecemburuan terhadap Allah, yakni marah jika aturan Allah dilanggar, selalu berupaya menegakkan agama Allah, berdakwah mengajak manusia ke Jalan Allah, berjihad di Jalan Allah dengan harta maupun Jiwa.

3. Pengertian nasehat kepada kitab Allah
Imam Muhammad ibnu Nashr AI Marwazi rahimahullah berkata dalam kitabnya Ta'zhimu Qadris Sharat ( 11/693) : Dari Abu Ruqayyah bin Tamim bin Aus Ad Dary radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sedangkan nasehat kepada kitab Allah adalah dengan mengagungkan dan mencintainya, karena AI Qur'an adalah kalamullah. Lalu, memiliki perhatian dan keinginan yang kuat untuk memahaminya, mempelajari dengan di dasari rasa cinta kepadanya, serius dan penuh konsentrasi di saat membacanya agar dapat memahami sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Selanjutnya ia dituntut mengamalkan seluruh isi AI Qur'an, berakhlaq dengan akhlaqnya dan beradab dengan adabnya setelah itu ia harus menyebar luaskannya kepada manusia apa yang telah ia pahami."
Dan untuk memahami AI Our'an dengan pemahaman yang benar haruslah memahami metode yang benar pula. Imam Ibnu Katsir rahimullah menjelaskan dalam Muqaddimah Tafsir AI Ouranul Aahim, sebenar-benar metode tafsir adalah penafsiran AI-Qur'an dengan ayat-ayat AI Qur'an, penafsiran AI Qur'an dengan As Sunnah, penafsiran AI Qur'an dengan ucapan para Shahabat dan penafsiran AI Qur'an dengan ucapan para Tabiin.
Adapun penafsiran AI Qur'an dengan ra'yu (pendapat) semata hukumnya adalah haram. Demikian sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (Lihat dalil-dalilnya dalam buku beliau "Al Muqaddimah fi Ushulit Tafsir).

4. Pengertfan Nasehat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Setiap muslim harus mengetahui sejarah hidup Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mengerahkan segala kemampuannya untuk taat, membela dan menolongnya. Seseorang yang bersaksi 'Muhammad adalah utusan Allah, harus membenarkan segala apa yang diberitakan beliau meskipun tidak masuk akal, mentaati segala yang diperintahkannya dan menjauhi segala yang dilarangnya serta beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan beliau.
Seorang muslim harus yakin pula bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mendapat hak dari Allah untuk mewajibkan atau mengharamkan sesuatu meskipun tidak terdapat dalam AI Our'an. (Lihat Ar Risalah, Imam Syafi'i rahimahullah).
Firman Allah: "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan me!arang mereka mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan mereka segala yang baik dan mengharamkan mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu - belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-arang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka ltulah orang-orang yang beruntung. " (Q. S AI A'raf : 157).
Orang-orang yang menang adalah yang membawa kecintaan dan ketaatan pada jejak beliau, sedang orang-orang yang merugi adalah yang terhalang dari mengikuti ajarannya. Barangsiapa taat kepada beliau maka berarti taat kepada Allah, dan barangsiapa menentangnya, maka dia telah menentang Allah dan kelak akan mendapat balasan yang setimpal.

5. Pengertian Nasehat kepada Para Pemimpin Muslim
Syaikh Muhammad Hayat As Sindi rahimahullah dalam buku beliau 'Syarah Al Arba'in An Nawawiyah' (hal.48) berkata: "Yang dimaksud para pemimpin muslim adalah para penguasa mereka. Seorang muslim haruslah menerima, mendengar dan taat kepada para penguasa selama yang diperintahkan bukan hal maksiat. Sebab tidak boleh taat kepada makhluk dalam hal kemaksiatan terhadap Allah Maha Pencipta.
Tidak boleh memerangi selama mereka belum kafir, berusaha memperbaiki keadaan mereka, meluruskan kesalahan mereka dengan jalan amar ma'ruf nahi mungkar,mendoakan mereka agar mendapatkan kebaikan karena kebaikan mereka berarti kebaikan bagi rakyat, dan kerusakan mereka berarti kerusakan pula bagi rakyat."

6. Pengertian Nasehat kepada Kaum Muslimin pada Umumnya
Setiap muslim adalah saudara muslim lainnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal cinta, kasih sayang dan kelembutan antar sesama mereka bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh merasakan sakit pula, tak dapat tidur.
Seorang muslim haruslah mencintai kaum muslimin sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, turut serta memikirkan dan memudahkan urusan mereka, turut bersedih atas kesedihan mereka dan bergembira atas kegembiraan mereka, tidak menipu mereka, tidak mendzalimi mereka dalam bentuk apapun bahkan membela orang-orang yang didzalimi tanpa pamrih semata-mats mencari ridha Allah, tidak menimbun barang sehingga harga melambung tinggi, mengajak mereka ke dalam kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran dan kesesatan. Mengasihi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua di antara mereka.
Semoga kita bisa merealisasikan hadist diatas Amin ....Amin.
Segala puji bagi Allah, Penguasa seluruh alam, semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

Semoga Bermanfaat
Wassalamu'alaikum Wr Wb

Itulah PIDATO TENTANG AGAMA ITU NASEHAT..!!   

Pengunjung