Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dari Abu Ruqayyah bin
Tamim bin Aus Ad Dary radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"Dien (agama) itu
adalah nasehat. " Kami bertanya: "Kepada siapa? "Beliau
menjawab: "Kepada Allah, kepada kitabNya kepada RasulNya kepada pemimpin
kaum muslimin serta kepada segenap kaum muslimin pada umumnya." (HR
Muslim).
1. Pengertian Nasehat
Kata 'nasehat' berasal
dari bahasa Arab, yaitu dari kata kerja nashaha yang berarti murni serta bersih
dari segala kotoran, tetapi juga bisa berarti menjahit. Imam AI Khaththabi
rahimahullah menjelaskan arti kata nasehat sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu
Rajab rahimahullah dalam kitabnya Jamitul Ulum wal Hikam : "Nasehat adalah
kata untuk menerangkan suatu pengertian, yaitu keinginan kebaikan untuk orang
yang dinasehati."
Adapun sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam :
"Dien itu adalah nasehat. " bukan berarti bahwa nasehat itu
merupakan keseluruhan dari dien ini, tetapi maknanya sebagaimana dijelaskan
oleh Imam Ibnu Daqiqil led dalam Syarah AlArba'in An Nawawiyah (hal. 32) bahwa
nasehat itu Merupakan tiang serta tonggak dari dien ini, sebagaimana sabda beliau:
"Haji itu adalah Arafah."
2. Pengertian Nasehat
kepada Allah
Imam Khaththabi
rahimahullah berkata: "Hakekat kata 'kepada Allah' sesungguhnya kembali
kepada hamba itu sendiri dalam nasehatnya kepada diri sendiri, karena Allah
tidak membutuhkan nasehat."
Pengertian nasehat kepada
Allah adalah dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
IaranganNya, baik perintah yang wajib maupun yang sunnah, begitu pula
meninggalkan larangan yang makruh, lebih-lebih yang haram.
Dan seutama-utama ,
kewajiban adalah men- tauhid-kan Allah. Setiap muslim wajib meyakini bahwa
Allah adalah Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Pengatur. Dialah yan
menghidupkan dan mematikan serta memberi rizki kepada kita sernua.
Apabila demikian
keadaannya, maka wajib bagi setiap Muslim beribadah kepada Allah semata, dan
tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun. la harus meyakini tidak ada yang dapat
memberikan manfaat atau mudharat kecuali Allah semata. Dia harus mengenal Nama-
narna Allah dan sifat-sifatNya sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah dalam
kitabNya atau melalui lisan RasulNya, tanpa mengubah arti yang sesungguhnya,
tanpa mengingkarinya, tanpa menyerupakan dengan makhlukNya dan tanpa menanyakan
kaifiyah (bagaimana)nya. Inilah yang difahami oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya serta orang-orang beriman yang mengikuti
jejak mereka . Barangsiapa mengikuti jalan selain jalan mereka maka orang
tersebut sesat dan diancam Allah dengan api Neraka Jahanam.
Allah berfirman:
"Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kehenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahanam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali " (O.S. An Nisa
:115).
Seseorang yang beribadah
kepada Allah semata ia pasti cinta kepadaNya mengharapkan rahmatNya serta camas
akan adzab dan siksaNya.
AI Imam Ibnu Qayyim AI
Jauziyyah dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin menerangkan
tentang tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah, di antaranya tunduk dan
patuh kepada Allah, selalu ingat kepadaNya; mencintai apa yang dicintaiNya dan
membenci apa yang dibenciNya, lebih mengutamakan ridha Allah daripada ridha
makhlukNya, sabar dan ridha atas musibah yang menimpanya, memiliki kecemburuan
terhadap Allah, yakni marah jika aturan Allah dilanggar, selalu berupaya
menegakkan agama Allah, berdakwah mengajak manusia ke Jalan Allah, berjihad di
Jalan Allah dengan harta maupun Jiwa.
3. Pengertian nasehat
kepada kitab Allah
Imam Muhammad ibnu Nashr
AI Marwazi rahimahullah berkata dalam kitabnya Ta'zhimu Qadris Sharat ( 11/693)
: Dari Abu Ruqayyah bin Tamim bin Aus Ad Dary radhiyallahu 'anhu, bahwasanya
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sedangkan nasehat
kepada kitab Allah adalah dengan mengagungkan dan mencintainya, karena AI
Qur'an adalah kalamullah. Lalu, memiliki perhatian dan keinginan yang kuat
untuk memahaminya, mempelajari dengan di dasari rasa cinta kepadanya, serius
dan penuh konsentrasi di saat membacanya agar dapat memahami sesuai dengan yang
dikehendaki Allah. Selanjutnya ia dituntut mengamalkan seluruh isi AI Qur'an,
berakhlaq dengan akhlaqnya dan beradab dengan adabnya setelah itu ia harus
menyebar luaskannya kepada manusia apa yang telah ia pahami."
Dan untuk memahami AI
Our'an dengan pemahaman yang benar haruslah memahami metode yang benar pula.
Imam Ibnu Katsir rahimullah menjelaskan dalam Muqaddimah Tafsir AI Ouranul
Aahim, sebenar-benar metode tafsir adalah penafsiran AI-Qur'an dengan ayat-ayat
AI Qur'an, penafsiran AI Qur'an dengan As Sunnah, penafsiran AI Qur'an dengan
ucapan para Shahabat dan penafsiran AI Qur'an dengan ucapan para Tabiin.
Adapun penafsiran AI
Qur'an dengan ra'yu (pendapat) semata hukumnya adalah haram. Demikian
sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (Lihat
dalil-dalilnya dalam buku beliau "Al Muqaddimah fi Ushulit Tafsir).
4. Pengertfan Nasehat
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Setiap muslim harus
mengetahui sejarah hidup Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mengerahkan
segala kemampuannya untuk taat, membela dan menolongnya. Seseorang yang
bersaksi 'Muhammad adalah utusan Allah, harus membenarkan segala apa yang
diberitakan beliau meskipun tidak masuk akal, mentaati segala yang
diperintahkannya dan menjauhi segala yang dilarangnya serta beribadah kepada
Allah sesuai dengan tuntunan beliau.
Seorang muslim harus
yakin pula bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mendapat hak dari
Allah untuk mewajibkan atau mengharamkan sesuatu meskipun tidak terdapat dalam
AI Our'an. (Lihat Ar Risalah, Imam Syafi'i rahimahullah).
Firman Allah:
"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan me!arang mereka mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan mereka segala yang baik dan mengharamkan mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu - belenggu yang
ada pada mereka. Maka orang-arang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Qur'an), mereka ltulah orang-orang yang beruntung. " (Q. S AI A'raf :
157).
Orang-orang yang menang
adalah yang membawa kecintaan dan ketaatan pada jejak beliau, sedang
orang-orang yang merugi adalah yang terhalang dari mengikuti ajarannya.
Barangsiapa taat kepada beliau maka berarti taat kepada Allah, dan barangsiapa
menentangnya, maka dia telah menentang Allah dan kelak akan mendapat balasan yang
setimpal.
5. Pengertian Nasehat
kepada Para Pemimpin Muslim
Syaikh Muhammad Hayat As
Sindi rahimahullah dalam buku beliau 'Syarah Al Arba'in An Nawawiyah' (hal.48)
berkata: "Yang dimaksud para pemimpin muslim adalah para penguasa mereka.
Seorang muslim haruslah menerima, mendengar dan taat kepada para penguasa
selama yang diperintahkan bukan hal maksiat. Sebab tidak boleh taat kepada
makhluk dalam hal kemaksiatan terhadap Allah Maha Pencipta.
Tidak boleh memerangi
selama mereka belum kafir, berusaha memperbaiki keadaan mereka, meluruskan
kesalahan mereka dengan jalan amar ma'ruf nahi mungkar,mendoakan mereka agar
mendapatkan kebaikan karena kebaikan mereka berarti kebaikan bagi rakyat, dan
kerusakan mereka berarti kerusakan pula bagi rakyat."
6. Pengertian Nasehat
kepada Kaum Muslimin pada Umumnya
Setiap muslim adalah
saudara muslim lainnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan
perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal cinta, kasih sayang dan
kelembutan antar sesama mereka bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang
sakit maka seluruh tubuh merasakan sakit pula, tak dapat tidur.
Seorang muslim haruslah
mencintai kaum muslimin sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, turut serta
memikirkan dan memudahkan urusan mereka, turut bersedih atas kesedihan mereka
dan bergembira atas kegembiraan mereka, tidak menipu mereka, tidak mendzalimi
mereka dalam bentuk apapun bahkan membela orang-orang yang didzalimi tanpa
pamrih semata-mats mencari ridha Allah, tidak menimbun barang sehingga harga
melambung tinggi, mengajak mereka ke dalam kebaikan dan mencegah mereka dari
kemungkaran dan kesesatan. Mengasihi yang lebih muda dan menghormati yang lebih
tua di antara mereka.
Semoga kita bisa
merealisasikan hadist diatas Amin ....Amin.
Segala puji bagi Allah,
Penguasa seluruh alam, semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan atas Nabi
kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Semoga Bermanfaat
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Itulah PIDATO TENTANG AGAMA ITU NASEHAT..!!